Sadar nggak sih, kalau kita mudah sekali mengeluarkan uang hanya untuk berbelanja bahkan membeli barang yang sama sekali nggak kita butuhkan. Sebagai perempuan, kita mudah sekali tergoda dengan barang lucu, harga diskon, hingga kebutuhan harus selalu update. Padahal bukan hanya itu, ada lagi alasan lain yang membuat wanita mudah sekali berbelanja.
Jumlah penghasilan yang meningkat
Salah satu alasan mengapa wanita mudah sekali berbelanja dan mengeluarkan uangnya adalah karena mereka telah memiliki pendapatan sendiri. Pada acara Jakarta Content Marketing Meetup yang berjudul “The Secret to a Woman’s Wallet" tanggal 27 Maret ini, GetCRAFT mencatat bahwa konsumen perempuan diperkirakan mendapatkan penghasilan sekitar 18 triliun dolar AS tahun ini (global), angka ini meningkat dari 12 triliun dolar AS berdasarkan laporan EY pada 2010.
Indonesia diperkirakan akan melihat tren serupa. Data Euromonitor menunjukkan bahwa pendapatan per kapita di antara perempuan di Indoesia meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 12,5% antara tahun 2002 dan 2012, atau pertumbuhan absolut sebesar 325%.
Rajin browsing untuk mencari tahu informasi produk
Kemudahan mengakses informasi dari smartphone memudahkan pula bagi wanita untuk mencari tahu informasi produk yang akan dibelinya.
“Internet adalah media terbaik untuk berbicara tentang brand kepada konsumen perempuan di Indonesia, berhubung semakin banyak dari mereka yang menggunakan sumber-sumber online ketika mencari informasi saat ingin berbelanja.” Ujar Anthony Reza, co-founder dan CEO GetCRAFT Indonesia.
Ia mengutip data dari Accenture, yang menemukan bahwa di antara pada millennial selalu segmen konsumen yang paling cepat perkembangannya, 46% sumber pengeluaran perempuan datang dari berbagai saluran – online dan offline, membuat mereka menjadi segmen yang cukup besar terhadap penyampaian pesan dan promosi secara online.
Membeli berdasarkan review produk
Sebagai pembeli yang cukup teliti, wanita biasanya mengecek terlebih dulu apa yang ia akan beli melalui review produk yang dibaca di internet. Melalui review tersebut, wanita akan memutuskan apakah ia akan membeli atau bahkan bergantu produk sesuai review yang dibacanya. Biasanya, review yang dibaca pun adalah review dari influencer atau seseorang yang memang terpercaya.
Disandingkan dengan fakta bahwa 80% pembeli Indonesia kerap mengecek ulasan pembeli lewat internet dan media sosial sebelum melakukan transaksi pembelian, bahkan ketika pembelian harus dilakukan secara offline, angka ini tetap cukup tinggi pada konten bersponsor.
“Perempuan, seperti konsumen lainnya, mencari originalitas dari para brand dan agensi. Ini berarti pemasar perlu bekerja dengan orang-orang sungguhan, yang menurut penelitian adalah sumber informasi brand atau produk yang paling terpercaya,” tutup Reza.