Stoicism adalah sebuah filosofi hidup yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Filosofi ini tidak hanya hanya mengajarkan untuk berpikir positif, namun juga bagaimana cara menghadapi segala tantangan hidup dengan tenang dan bijaksana. Walaupun filosofi ini pertama kali muncul di era Yunani kuno, tapi prinsip-prinsipnya tetap relevan hingga sekarang, lho.
Stoicism menekankan seseorang untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan dan melepaskan diri dari apa yang ada di luar kendali. Mindset ini akan membantu kamu menghadapi berbagai masalah hidup dengan lebih tenang. Yuk, simak penjelasan lengkapnya tentang filosofi satu ini.
Mengenal apa itu stoicism
Stoicism adalah sebuah filosofi kuno yang membahas tentang pola pikir terkait kebahagiaan hidup dan bagaimana cara menghindari hal-hal yang dapat membuat pikiran jenuh hingga stres.
Secara keseluruhan, stoicism membantu membentuk mindset yang lebih kuat, sabar, dan penuh kontrol dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, sekaligus memberi kedamaian batin melalui penerimaan terhadap apa yang tidak bisa diubah.
Aliran ini memandang bahwa segala sesuatu dalam hidup pada dasarnya tidak memiliki sifat positif atau negatif. Semua peristiwa yang terjadi dianggap netral dan penilaian apakah sesuatu itu baik atau buruk biasanya muncul dari cara pandang manusia terhadap peristiwa tersebut.
Para filsuf stoic juga percaya bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang perlu dikejar. Sebaliknya, mereka lebih menekankan pentingnya mengurangi emosi negatif, seperti kemarahan, kesedihan, stres, maupun kegelisahan sebagai cara untuk mencapai ketenangan batin.
Langkah-langkah untuk membentuk stoicism mindset
Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk membentuk stoicism mindset, di antaranya:
1. Membedakan hal yang bisa diubah dan tidak dapat diubah
Stoicism mindset dimulai dengan kemampuan untuk membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendalimu dan mana yang tidak. Filosofi ini mengajarkan kamu agar fokus hanya pada apa yang bisa dikendalikan. Sementara hal-hal lain, seperti peristiwa eksternal, pendapat orang lain, atau kejadian lain yang tak terduga berada di luar kendali.
2. Membiasakan diri membuat jurnal
Tidak seperti menulis buku harian, menulis jurnal dalam konsep stoicism mindset dikenal berbeda. Jurnal yang dibuat sebenarnya merupakan sebuah pola pikir yang dipersiapkan untuk menghadapi hari-hari di masa depan. Hal ini diharapkan dapat membuat masa depanmu lebih bahagia. Selain itu, menulis jurnal juga akan membantu kamu untuk lebih sadar akan pola pikir dan memperbaiki kebiasaan negatifmu.
3. Mempersiapkan diri dan sabar dalam menghadapi masalah
Kesedihan dan kesulitan selalu menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, kamu harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kesulitan yang datang dan belajar untuk berdamai dalam menerima emosi negatif yang muncul.
4. Mengingat hal buruk sebagai sumber kebahagiaan baru
Stoicism mindset memandang kebahagiaan sebagai suatu hal yang harus diciptakan sendiri, bukan sekadar menunggu kebahagiaan itu datang. Oleh karena itu, ada baiknya kamu bisa menciptakan kebahagiaanmu sendiri, ketimbang larut pada hal-hal yang membuat sedih. Selalu ingat bahwa apapun kesulitan yang kamu temui merupakan bagian dari perjalanan hidupmu.
5. Terapkan mindset bahwa kamu hanya butiran kecil dari alam semesta
Segala permasalahan yang terjadi, mulai dari rintangan, kesedihan, ataupun hal-hal negatif lainnya anggaplah sebagai butiran debu. Tak hanya itu, segala pencapaian hidupmu juga hanyalah bersifat sementara.
Oleh karena itu, jika kamu memahami arti stoicism dengan baik, kamu akan cenderung menjadi lebih rendah hati, mengurangi rasa egois, dan lebih menerima kenyataan hidup.
Stoicism adalah sebuah mindset yang harus kamu tanamkan di era saat ini. Hidup lebih damai dengan menerapkan stoicism mindset.