Membuka awal tahun 2024, kematian Lee Sun-kyun masih menyisakan sekelumit misteri terkait kasus narkoba. Kasus tanpa ujung itu membuat kehidupan mendiang Lee Sun-kyun berakhir tragis dari segala sisi.
Dispatch, media lokal Korea Selatan itu membuka sisi lain kasus mendiang Lee Sun-kyun yang menjadi 'kambing hitam' dan korban pemerasan Madam K. Tak hanya Madam K, tapi ada sejumlah pihak yang turut andil atas kematian pemeran My Mister tersebut.
Temuan apa yang berhasil Dispatch dapatkan? Buat kamu yang penasaran dengan hasil investigasi terbaru dari mendiang Lee Sun-kyun, berikut update-nya di bawah ini.
Permintaan investigasi tertutup ditolak polisi
Satu per satu misteri kasus mendiang Lee Sun-kyun dikuak. Sebelum memilih jalan pintas, perwakilan hukum mendiang sempat meminta kepada pihak Kepolisian untuk melakukan investigasi tertutup saat pemeriksaan ketiga.
Selama pemeriksaan kedua, mendiang mendapatkan sorotan cukup intens dari media. Hal itu membuatnya kelelahan secara fisik dan mental. Namun, permintaan terakhir mendiang ditolak.
Kepolisian berdalih permintaan itu sulit dilakukan, karena dianggap merugikan mendiang. Menurut Peraturan tentang Publisitas Investigasi Polisi pasal 16, individu yang terlibat di suatu kasus tidak boleh terpapar oleh video atau foto tertentu.
Mendiang mengajukan tes kebohongan
Masih segar di benak publik bahwa mendiang Lee Sun-kyun masih bersemangat untuk membuktikan dirinya tidak bersalah, yaitu melakukan tes pendeteksi kebohongan. Tapi, tes ini tak kunjung dilakukan.
Lagi-lagi, Kepolisian mengklaim jika mereka telah mematuhi prinsip pemanggilan. Insiden ini menjadi perdebatan antara hak privasi individu dan transparansi dalam investigasi. Hal tersebut membuat publik Korea menempatkan penegak hukum sebagai salah satu pihak yang turut andil dalam kematian sang aktor.
Mendiang menjadi 'kambing hitam' kasus
Kejanggalan atas kasus narkoba mending membuat Dispatch turun tangan. Dari hasil yang didapatkan, media lokal Korea Selatan tersebut secara terang-terangan menyebutkan jika penyelidikan mendiang telah cacat dari awal.
Pihak Kepolisian menulis laporan tanpa penyelidikan internal dan hanya berpedoman pada pernyataan seorang manager bernama Kim di tempat hiburan malam. Ternyata, nama Lee Sun-kyun 'dijual' oleh Kim mendapatkan keringanan hukuman.
Demi 'membuktikan kinerja' ke Kementerian Adminsitrasi dan Keamanan Publik, Kepolisian malah membocorkan rekaman pribadi mendiang ke media Korea. Dispatch merasa hal itu tidak perlu disebarkan, karena di luar kasus yang tengah diselidiki.
Menjadi korban pemerasan selama 105 hari
Dispatch membongkar lebih banyak bukti kejamnya pemerasan mendiang beberapa bulan sebelum merenggang nyawa. Tidak hanya menjadi tersangka kasus narkoba selama 71 hari, tetapi mendiang Lee Sun-kyun juga korban pemerasan selama 105 hari.
Madam K sebagai pelaku berulang kasus narkoba berusaha mendapatkan keuntungan dengan menyebut nama mendiang. Mendapatkan nama itu, Kepolisian menyusun laporan secara terburu-buru tanpa penyelidikan internal.
Selang sehari, kasus tersebut langsung tersebar. Dispatch melihat adanya kebocoran yang sengaja dilakukan untuk membesar kasus tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu.
Salah satu terduga pemeras mendiang muncul
Sebelum meninggal dunia, mendiang Lee Sun-kyun menerima ancaman dan pemerasan dari dua perempuan, yaitu Madam K dan A. Madam K ini bernama asli Kim Nam-hee, yang diduga memiliki hubungan spesial dengan mendiang.
Sementara, A adalah perempuan yang bersekongkol dengan Madam K. Mereka memeras mendiang Lee Sun-kyun. Perempuan berusia 20 tahun ini muncul ke publik saat proses interogasi di Pengadilan Distrik Incheon.
Memakai mantel tebal, A menggendong bayi dan menghindari sorotan kamera media. Ia sama sekali tidak memberikan jawaban atas pemerasan yang dilakukan. A diduga terlibat dlaam pemerasan terhadap mendiang dengan meminta uang sebesar 50 juta won atau Rp591 juta.
Meski Lee Sun-kyun telah meninggal dunia, semoga pihak utama dan pihak yang terlibat dalam kasus tersebut bisa diusut secara tuntas, ya.