Crush, seorang penyanyi R&B dan hip-hop asal Korea Selatan tengah menjadi sorotan saat ini. Ia dituduh melakukan tindakan rasisme ke salah satu penggemar ketika dirinya tampil di konser festival bertajuk SOMEDAY PLEROMA 2022.
Akibat tuduhan tersebut, Crush menerima banyak kritikan dari para penggemar. Tak sedikit penggemar yang percaya bahwa Crush sengaja melakukan hal itu. Benar demikian? Apa pemicunya dan bagaimana respon Crush terhadap isu miring mengenai sikapnya di atas panggung? Melansir Koreaboo, simak kronologi dan tanggapan sang solois di sini.
Bermula dari salah satu cuitan pengguna Twitter
Sebenarnya, isu rasisme Crush ini bermula dari cuitan seorang pengguna Twitter nama akun @tulipyeo. Ia membagikan pengalaman menonton konser festival, yang salah satu pengisi acaranya adalah Crush.
Dalam cuitannya itu, ia juga mengunggah sebuah video yang menunjukkan Crush sedang menyentuh tangan beberapa penggemar konser di barisan depan. Namun, ia berhenti dan mundur sedikit, seraya mengangguk ke arah penonton.
Kemudian, Crush kembali melanjutkan aksi menyentuh tangan penonton dari panggung. Pengguna Twitter ini mengungkapkan jika salah satu temannya berupaya memindahkan tangannya agar dapat dicapai oleh Crush, tetapi sang penyanyi melewatkan begitu saja.
Kedua penggemar ini telah lama menjadi penggemar Crush. Mereka merasa kecewa dan sakit hati atas tindakan rasisme dan diskriminasi yang dilakukan oleh Crush.
Tindakan masa lalu Crush kembali diungkit
Akibat masalah ini, tindakan masa lalu Crush mengenai hal serupa kembali diungkit. Kala itu, ia melakukan blackface saat berpartisipasi dalam acara King of Masked Singer. Crush memakai topeng Michol, karakter hitam dari animasi populer Korea, Dooly.
Meski format acara memperkenankan peserta memilih kostum sendiri, namun tindakan Crush yang menggunakan topeng itu justru memicu kemarahan publik.
Crush memberikan klarifikasi atas isu yang terjadi
Unggahan mengenai tuduhan rasisme membuat media sosial Crush diserbu penggemar. Mereka melayangkan kritikan kepada Crush dan memercaya jika pelantun lagu "Mayday" itu sengaja tidak mau menyentuh tangan kedua penggemar, karena warna kulit mereka.
Tidak ingin isu ini berlarut-larut, Crush pun memberikan klarifikasi atas tuduhan yang terjadi di akun Instagramnya. Ia mengatakan jika saat dirinya memberikan tos, banyak penggemar mendekat dan situasi dikhawatirkan tidak terkendali.
"Penggemar terlalu dekat dengan pagar, yang menahan bagian penonton. Saya melihat mereka di barisan depan melakukan aksi dorong ke pagar. Jadi, saya membuat keputusan cepat untuk tidak mendekati demi keselamatan penggemar," tulis Crush.
Crush menutup klarifikasinya dengan permohonan maaf. Ia juga menekankan jika dirinya mencintai semua penggemar dan tidak pernah menunjukkan pilih kasih atau diskriminasi terhadap siapa pun.
Klarifikasi Crush mendapat bantahan
Namun saat klarifikasi diunggah, sang pengguna Twitter tak sependapat. Ia membantah klaim Crush. Dalam cuitan terbarunya, @tulipyeo membagikan video dari sudut pandang mereka.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan sang teman berada tepat di depan dan tidak ada aksi dorong atau sesuatu yang membahayakan keselamatan mereka, sehingga Crush harus menghentikan aksinya.
Selain itu, ia juga membantah alasan karena COVID-19, karena tidak ada penggemar yang memakai sarung tangan dan mereka berada di depan panggung sejak awal. Mereka akan memahami alasan mengenai keamanan jika dari awal, Crush tidak melakukan aksi itu.
Bagaimana menurut pendapatmu, apakah Crush benar melakukan rasisme atau ini hanya sekadar kesalahpahaman?