Popbela's Playlist: Mengurai Benang Kusut

Para musisi ini ungkap pelajaran hidup lewat karyanya

Popbela's Playlist: Mengurai Benang Kusut

Setiap manusia lahir dalam keadaan suci. Bagaimanapun, mereka tetap harus melanjutkan perjalanannya sembari mengurai gumpalan benang kusut bernama takdir. Saat beranjak dewasa, tak heran jika pertanyaan dengan jawaban abstrak seperti, "apa tujuan hidup yang sesungguhnya?" bakal makin sering terdengar.

BARASUARA, More on Mumbles, Satu Per Empat, Bisma Karisma, dan Nadhif Basalamah akhirnya memanfaatkan musik sebagai media untuk menemukan jawaban tersebut. Kita ulik bersama album baru mereka lewat Popbela's Playlist edisi Mengurai Benang Kusut ini, yuk, Bela!

Jalaran Sadrah - BARASUARA

Popbela's Playlist: Mengurai Benang Kusut

Jalaran Sadrah secara literal berarti karena pasrah. BARASUARA memilih dua kata ini sebagai judul album barunya sebagai wujud pasrah menerima takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan. Hal ini tak lepas dari timeline produksi yang dimulai pada 2021 lalu, saat ruang gerak mereka masih terbatas karena pandemi. Kala itu, keadaan mereka sudah tak memiliki manajer maupun perusahaan rekaman.

Album ini akhirnya resmi dilepas pada 21 Juni 2024. Proses penulisan yang panjang akhirnya membuat Jalaran Sadrah menjadi sebuah catatan peristiwa kelam yang terjadi di dunia belakangan ini. Jika dirangkum, sembilan lagu yang mereka bawa kali ini menceritakan proses hidup, lahir, dan menjalankannya.

Lagu-lagu di album ini banyak menceritakan tentang kematian dalam persepsi yang beragam. Ada yang merayakan, ada yang sinis, ada yang apatis, ada yang kontemplatif. Lalu ada juga lagu yang menceritakan tentang kepulangan rasa terhadap cinta yang sejati. Secara garis besar, banyak tema yang berkaitan tentang proses hidup, lahir dan menjalankannya,” tutur Iga Massardi, vokalis dan gitaris BARASUARA, yang menyumbang sebagian besar lirik.

Dalam 12 tahun karier bermusiknya, Jalaran Sadrah dinobatkan sebagai karya paling eklektik milik BARASUARA. Ide dari tiap anggota dikumpulkan dan menjadi sebuah warna yang hanya akan dimiliki oleh grup ini. Ditambah lagi, ada andil Sudjiwo Tejo yang menyumbangkan bait syahdu berbahasa Jawa dalam lagu "Biyang" serta Erwin Gutawa yang merangkai aransemen orkestra untuk “Merayakan Fana”, “Terbuang dalam Waktu”, dan “Hitam dan Biru”. Gubahan tersebut lalu dieksekusi dengan megah oleh Czech Symphony Orchestra.

Jalaran Sadrah adalah bentuk persembahan kami untuk para pendengar. Tanpa ada itikad menggurui atau merasa lebih besar, album ini kami serahkan sepenuhnya untuk mereka nikmati dan maknai dengan caranya masing-masing,” imbuh Iga.

(Masih) Kalah - More on Mumbles

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here