Tiga belas tahun sudah Marcello Tahitoe alias Ello berkarya di dunia musik Tanah Air. Pertama kali muncul dengan membawakan lagu milik sang ayah berjudul Pergi Untuk Kembali, nama Ello langsung melesat dan selera musiknya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.
Tahun 2018 ini, Ello kembali mengeluarkan single terbarunya yang berjudul Sampah-Sampah Dunia Maya. Lagu yang rilis setelah jeda dua tahun dengan lagu terakhirnya, kini Ello kembali membawa lagu dengan nuansa musik berbeda. Lebih up beat dengan tabuhan drum yang mendominasi, Ello siap membawa warna bagi dunia musik Indonesia.
Beruntung belum lama ini Popbela berkesempatan untuk bertemu dan mewawancarai secara langsung pria kelahiran 20 Februari 1983 ini. Kepada Popbela, Ello menceritakan bagaimana proses pembuatan lagu serta kisah di balik lagu tersebut. Ditemui di GSpeed Indonesia, Jakarta Selatan, Ello juga curhat tentang pengalamannya menghadapi warganet di media sosial. Seperti apa? Simak terus ya!
Di single baru kamu yang berjudul Sampah-Sampah Dunia Maya ini, liriknya kayak curhat banget. Sebenarnya ada cerita apa sih di balik lagu ini?
"Awalnya aku lagi browsing-browsing media sosial dan sampai akhirnya aku melihat komentar-komentar di konten politik. Ternyata banyak banget orang yang sok tahu dan merasa paling benar. Aku merasa lumayan kesal melihat hal itu. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang suka terlibat dengan hal-hal seperti ini di media sosial. Daripada aku ikutan kesal nggak jelas, lebih baik aku salurkan lewat lagu. Lebih positif juga kan jadinya."
Jujur Popbela sudah lama banget nggak mendengar musik dengan dominasi tabuhan drum seperti ini. Mengingatkan Popbela ke tahun 2000-an awal. Kenapa kepikiran musik seperti ini? Mau mengubah image-kah?
"Karena aku suka banget musik rock, dari kecil memang sudah ngederin rock. Sekarang aku bermusik dan membuat musik senyamannya aku aja. Karena di tahun 2005 lalu saat aku pertama kali keluar, aku membuat musik harus mengikuti seperti yang pasar inginkan. Memang lagu awal itu segmennya lebih luas, tapi nggak membuat aku happy. Sekarang aku bisa bebas membuat apapun yang aku mau. Jadi bisa menjadi diri sendiri dan inilah hasilnya."
Kenapa single ini baru rilis saat ini setelah jeda selama dua tahun dari single terakhir kamu?
"Aku hidup di label, sehingga untuk merilis lagu itu ada nomor antriannya. Karena di label itu banyak artisnya kan, jadi aku harus sabar menunggu untuk merilis lagu. Sebenarnya aku sudah mempersiapkan banyak lagu dan album untuk berikut-berikutnya nih. Tapi, karena harus mengikuti jadwal dan mengantri jadi ya sabar-sabar aja untuk merilis lagu atau album selanjutnya."
Pernah ada pengalaman buruk nggak sih dengan angkatan sosial media seperti yang kamu sebutkan di dalam lagu?
"Sebenarnya aku juga angkatan sosial media karena aku juga pakai sosial media. Tapi, aku pakai sosial media itu ya untuk yang bener-bener aja. Untungnya di page aku orang yang komentar di sana sopan semua. Mereka tetap baik sama aku, kasih masukan positif. Beberapa memang ada yang ganggu banget tapi ya sudah dicuekin aja. Nggak terlalu aku ambil pusing."
Menurut kamu bagaimana sih seharusnya bersosial media yang baik?
"Menurut aku bersosial media yang baik itu adalah yang ramah, yang baik, yang sopan, yang santun. Karena menurutku sosial media itu adalah seperti ruangan yang penuh orang dan kamu teriak-teriak sendiri. Malu nggak sih teriak-teriak di ruangan yang penuh dengan orang?"
Pendapat kamu tentang warganet zaman sekarang itu bagaimana?
"Menurut aku ya semua orang semakin kelihatan aja bagaimana sifatnya. Meskipun nggak semua, tapi kita bisa lho menilai orang dari media sosialnya. Kalau dulu kita harus bertatap muka bagaimana orang itu. Tapi, sekarang nggak perlu. Kita cuma butuh lihat media sosialnya. Bagaimana feed-nya juga sudah ketahuan lah orangnya seperti apa. Atau dari komentar yang ia kirim. Jadi tahulah bagaimana kualitasnya. Ada orang yang harus kita anggap serius, ada juga yang nggak. Makin mahabenar dengan gelar sarjana sosmednya. Tapi, netizen juga ada kok yang baik-baik dan positif. Aku pribadi lebih suka mengikuti sesuatu yang positif di media sosial."
Lagu Sampah-Sampah Dunia Maya ini kamu tulis kapan dan dimana? Saat terkena kasus tersebut atau setelahnya?
"No no no. Aku tulis ini di rumah di tahun 2016, sedang membuat materi bareng sama band-ku. Aku bikin itu karena miris aja sama orang-orang zaman sekarang yang sudah menjadikan hoax sebagai bisnis. Nggak tahu orang itu bahagia atau nggak karena mendapatkan uang secara halal. Menurut aku itu parah banget sih. Jadi agak kesal juga sama orang yang 'menyampah' di dunia maya seperti itu."
Bagaimana sih cara kamu struggle ketika menghadapi kasus yang menimpa kamu beberapa waktu lalu?
"Aku mencoba untuk biasa saja. Show must go on kalau kata orang. Jalani saja, hadapi dan semua selesai dengan sendirinya. Untungnya aku juga punya keluarga yang selalu menguatkan aku. Mereka selalu ada saat aku menghadapi ujian tersebut dan semoga kejadian tersebut menjadi pembelajaran berharga ke depannya."