Dari ribuan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang berlangsung selama empat hari (5-8 Oktober 2020) lalu, seorang mahasiswi menjadi viral di media sosial karena orasinya.
Menggunakan pengeras suara, Nabila Syadza atau yang akrab disapa Sasa ini dengan lantang berorasi mempelesetkan Pancasila menjadi Pancasalah. Siapa sosok Sasa yang orasinya menarik perhatian warganet ini?
1. Mahasiswi Universitas Hasanuddin Makassar
Saat ini Sasa tercatat sebagai mahasiswi jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar. Berkuliah di Makassar, ternyata Sasa merupakan perempuan asal Semarang, Jawa Tengah.
2. Sasa aktif turun aksi bersama teman-teman sekampusnya
Aksi unjuk rasa kemarin bukan kali pertama yang Sasa ikuti. Melalui akun media sosial @NabilaSyadza.ss, Sasa kerap kali turun aksi bersama teman-teman sekampusnya. Mulai dari aksi menolak penggusuran di Kelurahan Bara Baraya-Makassar, menolak UU Pertanahan yang dinilai merugikan petani dan rakyat kecil pada tahun 2019, hingga aksi menolak RKUHP yang dinilai melemahkan kinerja KPK.
3. Orasinya viral di media sosial
Sasa menjadi buah bibir warganet pasca orasinya viral di media sosial. Sembari menjepit sebatang rokok di tangan kiri dan pengeras suara di tangan kanan, dengan lantang Sasa menyebutkan Pancasila yang kini berubah menjadi Pancasalah.
“Negara kita yang katanya negara Pancasila sekarang menjadi negara pancasalah; satu, ketuhanan yang maha hormat; dua, kemanusiaan yang adil bagi para birokrat; tiga, persatuan para investor; empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat penindasan dalam permusyawaratan diktatorian; lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat kelas atas.”
4. Akun Instagram-nya diretas dan tak bisa dihubungi
Menjadi buah bibir warganet membuat Popbela tertarik untuk mewawancarai Sasa lebih lanjut. Sayang, akun Instagram Sasa diretas dan banyak sekali akun palsu yang mengaku sebagai Sasa.
Popbela pun menghubungi salah satu teman Sasa melalui media sosial. Lewat pesan pribadi, narasumber yang enggan disebut namanya ini mengaku kesulitan menghubungi Sasa pasca demonstrasi tersebut.
5. Sosok yang kritis dan gemar membaca
Bukan hanya kritis dalam menyampaikan pendapat saat orasi, sifat kritis Sasa juga tertuang lewat caption foto di Instagram. Ia kerap kali memberikan pandangannya soal isu-isu yang tengah hangat lewat caption foto Instagramnya. Pemikiran kritisnya ini didasari pula oleh kegemarannya membaca buku-buku yang juga ia unggah di Instagram.
Sosok Sasa pasti akan diingat oleh millennial Indonesia. Berkat keberanian dan orasinya, ia mampu menyuarakan dan mewakili apa yang dirasakan masyarakat menjadi sesuatu yang menarik perhatian khalayak.