Sudah 76 tahun berlalu, tepatnya pada 17 Agustus 1945, Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaannya. Ir. Soekarno didampingi oleh Mohammad Hatta membacakan teks pengakuan kedaulatan negara pada pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat. Bendera Merah Putih dikibarkan dan lagu Indonesia Raya berkumandang.
Melalui proses yang panjang ditambah adanya pro dan kontra, akhirnya Indonesia sudah benar-benar resmi berdiri dan berdaulat sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebuah perjalanan yang penuh cucuran keringat dan darah. Untuk memperingatinya, yuk, ikuti kilas balik kronologi Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dengan beragam fakta menarik yang ada di dalamnya.
Kronologi hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945
Sebelum memproklamirkan kemerdekaan, para pejuang Indonesia telah lebih dahulu merancang dasar negara hingga bentuk negara. Setelah bom atom jatuh ke dua kota besar di Jepang, saat itulah kesempatan bagi Indonesia merdeka terbuka. Berikut kronologi singkat Hari Kemerdekaan RI:
29 April 1945: BPUPKI resmi dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI berhasil menjalankan fungsinya, yaitu menyusun dan menetapkan dasar negara.
6 Agustus 1945: Salah satu kota penting di Jepang, Hiroshima dijatuhi bom atom pertama oleh Amerika Serikat.
7 Agustus 1945: BPUPKI dibubarkan dan dibentuklah PPKI. Badan ini bertugas meresmikan pembukaan serta batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 dan mengurus semua urusan ketatanegaraan.
9 Agustus 1945: Kota penting ke dua di Jepang, Nagasaki dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat. Jenderal Terauchi memanggil Soekarno, Moh Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat, Saigon (Vietnam).
12 Agustus 1945: Soekarno, Moh Hatta serta Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat, bertemu Marsekal Terauchi yang menegaskan Jepang akan menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
14 Agustus 1945: Soekarno, Moh Hatta, Radjiman Wedyodiningrat kembali ke Indonesia. Sutan Syahrir mendesak Soekarno Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
15 Agustus 1945: Jepang menyerah tanpa syarat ke sekutu dan terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power) di Indonesia.
15 Agustus 1945: Golongan muda mendesak Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan paling lambat 16 Agustus 1945. Soekarno menolak karena ingin meminta pendapat para anggota PPKI. Terjadilah perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
16 Agustus 1945: Dini hari, Soekarno dan Moh Hatta diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok Karawang dan dipaksa segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia melalui radio.
16 Agustus 1945: Malam harinya, Soekarno dan Moh Hatta kembali ke Jakarta. Bersama para tokoh nasional lain, mereka berkumpul di rumah Laksamana Maeda Tadashi untuk berunding tentang persiapan proklamasi kemerdekaan RI.
16 Agustus 1945-17 Agustus 1945: Sejak malam hingga pagi Soekarno dan Moh Hatta bersama golongan muda dan golongan tua membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
17 Agustus 1945: Pada jam 10 pagi Soekarno dan Moh Hatta membacakan teks naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56.
18 Agustus 1945: PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia.
Fakta menarik Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
Selain melalui proses yang panjang serta pro dan kontra, terdapat sejumlah fakta menarik dari Hari Kemerdekaan RI. Apa saja itu? Berikut fakta-faktanya:
1. Jatuh pada bulan Ramadan
Hari proklamasinya kemerdekaan RI jatuh pada hari Jumat bertepatan dengan bulan Ramadan 1366 H. Hari tersebut menjadi hari yang amat istimewa.
2. Dokumentasi hampir terampas oleh Jepang
Berdasarkan laman ITS, fotografer Ipphos, France Mendoer mengabadikan momen proklamasi kemerdekaan Indonesia. Jepang berniat merampas film foto milik Mendoer. Mereka menanyakan keberadaan foto-foto tersebut, Mendoer berbohong dan mengatakan jika negatif film sudah diberikan kepada barisan pelopor. Walau sebenarnya, Mendoer menyembunyikan negatif film foto tersebut di bawah pohon halaman kantor Asia Raja.
3. Tiang bendera dadakan dan upacara sederhana
Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan dengan sederhana tanpa adanya protokol. Tidak dipersiapkan dari jauh hari, tiang bendera yang digunakan untuk Proklamasi Kemerdekaan pun baru disiapkan beberapa saat sebelum upacara dimulai. Tiang yang terbuat dari bambu tersebut hanya ditancapkan pada tanah.
4. Soekarno sakit
Dua jam sebelum pembacaan proklamasi, Soekarno sempat tertidur pulas karena sedang sakit malaria. Namun, hal tersebut tak mengurangi semangatnya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan berapi-api.
5. Rekaman proklamasi bukan suara asli dan disebarkan sembunyi-sembunyi
Rekaman Proklamasi yang disebarkan ke seluruh penjuru negara, bukan rekaman asli pembacaan Proklamasi. Suara tersebut adalah rekaman ulang Sukarno di RRI Jakarta tahun 1951. Penyebaran berita kemerdekaan Indonesia juga dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh Adam Malik melalui perangkat miliki kantor berita Domei.
6. Adanya perbedaan naskah asli dan naskah ketikan
Naskah asli adalah hasil tulisan tangan Soekarno tanpa adanya tanda tangan. Seorang wartawan, BM Diah adalah orang yang menemukan naskah asli proklamasi. Naskah tersebut ditemukan di tempat sampah di rumah Laksamana Maeda.
BM Diah menyimpannya selama 46 tahun lebih sebelum akhirnya diserahkan kepada negara pada 29 Mei 1992. Naskah proklamasi yang sering kita lihat adalah naskah yang diketik oleh Sayuti Melik dan sudah ditandatangani.
7. Kain bendera dijahit Fatmawati dan didapat dari seorang Jepang
Sang saka merah putih atau bendera Republik Indonesia dijahit oleh istri Ir. Soekarno, Fatmawati yang kala itu sedang mengandung Guntur di usia kandunga 9 bulan. Ia menjahit dengan penuh tetas air mata karena terharu Indonesia akan merdeka.
Fakta menarik lainnya adalah kain putih yang digunakan sebagai simbol negara ini pemberian dari seorang perwira Jepang, Chairul Basri atas perintah dari Hitoshi Shimizu dari Kantor Propaganda. Awalnya kain tersebut akan dibuat baju untuk anak pertamanya, namun setelah mendengar kejatuhan Jepang dan pembacaan proklamasi kemerdekaan, ia berinisiatif untuk menjahitnya sebagai bendera pusaka.
8. Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia
Pada 6 September 1944, seorang Mufti dari Palestina bernama Syekh Muhammad Amin menyuruh negara-negara Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Tak heran hingga kini, Indonesia juga mendukung Palestina untuk berdaulat sebagai negara.
Itulah kronologi singkat dan fakta menarik Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Dirgahayu Indonesia! Lekas pulih dari pandemi ini, ya!