Terima kasih kepada film-film horor yang terkadang menyelipkan burung hantu dalam filmnyya, yang membuat burung ini terlihat cukup menyeramkan. Padahal, ia adalah hewan menggemaskan, dengan kemampuan kepala yang bisa memutar hingga 270 derajat. Tak sedikit pula orang yang memeliharanya.
Hewan nocturnal ini tergolong dalam burung buas pemakan daging. Burung hantu memiliki 222 spesies yang tersebar di berbagai negara. Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia, dianggap pembawa pratanda maut, maka dinamakan Burung Hantu.
Walau begitu, tidak di semua tempat di Nusantara menyebutnya burung hantu. Di Jawa misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.
Yuk, kenalan lebih jauh dengan jenis burung hantu asal Indonesia yang bisa menarik perhatianmu untuk jadi hewan peliharaan di rumah!
1. Punggok Cokelat
Si Punggok cokelat terlihat menyerupai elang karena warnanya yang gelap dan matanya yang cokelat. Jenis ini berukuran sedang dan tubuhnya didominasi oleh bulu berwarna cokelat tua. Makanan buruannya adalah capung, serangga, kepiting, kadal, serta kelelawar.
2. Serak Jawa
Berbeda dengan Punggok cokelat, Serak Jawa memiliki warna bulu yang terang pucat dan mata yang gelap. Burung ini memiliki campuran buff dan abu-abu di kepala, punggung dan sayap atas, serta memiliki rona putih di wajah, tubuh dan bagian bawah. Pada malam hari, mereka bisa tampil serba putih.
Burung hantu Serak Jawa memiliki gaya terbang yang khas yaitu melandai dengan sayap panjang dan bulat serta ekor pendek. Kakinya panjang dan kepalanya bulat dengan mulus, tanpa adanya jumbai telinga.
Burung hantu jenis ini biasa bertengger di perkebunan, lumbung dan bangunan yang terbengkalai, serta pepohonan lebat. Pada malam hari, burung dengan nama lain Barn Owls ini akan terbang rendah berburu mangsa, bolak-balik di atas habitat terbuka, mencari tikus kecil terutama dari suara mereka.
3. Serak Bukit
Memiliki nama lain oriental bay owl, masyarakat malah sering menyebutnya sebagai wowo-wiwi. Wajahnya yang khas kerap dibilang seperti ular sendok. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat kemerahan dengan bintik-bintik hitam dan putih. Sementara bagian bawahnya berwarna kuning kemerah-jambuan dengan bintik hitam.
Serak bukit termasuk burung hantu pemalu, ia bahkan akan berburu dari tempatnya bertengger dan biasanya akan menangkap mangsanya di udara. Makanannya adalah jenis mamalia kecil, burung, kadal, ular, katak dan serangga besar.
4. Celepuk Gunung
Tak hanya tinggal di Indonesia, burung hantuk celepuk gunung juga tinggal di Bhutan, India, Malaysia, Nepal, Taiwan, serta Thailand. Burung ini memiliki suara yang unik karena nadanya yang tinggi pendek, mirip dengan suara yang dihasilkan oleh radar.
Makanannya antara lain adalah ngengat, kumbang, cicak, tikus, hingga burung kecil. Burung hantu ini suka bersarang di ceruk pohon dan bekas sarang burung pelatuk yang tingginya sekitar 2–7 meter dari permukaan tanah.
5. Celepuk Merah
Celepuk merah memiliki habitat di hutan primer dan sekunder, termasuk hutan bekas tebangan, hingga 3.280 kaki (1000 meter) dan dataran rendah. Kamu dapat menemukan mereka di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Kalimantan, Sumatera, maupun Jawa. Celepuk merah juga dapat ditemukan di dataran rendah Sunda, dari semenanjung selatan Thailand, Sabah, Sarawak dan Semenanjung Malaysia, Singapura dan Brunei.
Mereka juga telah dilaporkan di Filipina dan mungkin dari pulau-pulau lepas pantai dari Sabahis (Malaysia). Warna burung hantu ini sesuai dengan namanya, yaitu kemerahan dengan bagian atas berwarna cokelat kemerahan dengan garis hitam dan putih. Sayangnya, burung hantu ini sudah mulai langka karena habitat mereka yang semakin mengecil.
6. Beluk Jampuk
Beluk Jampuk atau Hingik memiliki ukuran yang besar mencapai panjang sekitar 45 cm. Dunia internasional menyebutnya sebagai Barred Eagle Owl atau Malay Eagle Owl.
Ciri khas beluk jampuk adalah memiliki bulu berwarna abu-abu tua dengan bercak telinga horizontal mencolok. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat kehitaman, sementara bagian bawahnya berwarna abu-abu keputihan bergaris hitam tebal.
Habitat aslinya berada hutan tropis dan subtropis dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.000 meter di atas permukaan laut. Makanan utamanya adalah serangga besar, mamalia kecil, reptil, ikan-ikan kecil, dan burung-burung kecil.
Beluk jampuk merupakan burung yang setia, lho, Bela. pada musim kawin, ia akan kembali ke sarang yang sama dari tahun ke tahun serta hanya menghasilkan satu telur.
7. Eurasian Eagle Owl
Nama Indonesianya adalah burung elang eurasia. Burung hantu ini salah satu jenis yang memiliki ukuran yang besar dan sebagian besar ditemukan di Eropa, Asia, dan beberapa bagian Afrika utara.
Mata oranye labu dan jumbai telinga berbulu membuat mereka salah satu burung hantu paling mencolok di dunia. Kecepatan terbangnya juga tak main-main layaknya elang ekor merah.
Mereka lebih sering ditemukan di daerah dengan singkapan berbatu dan tebing, tetapi juga hidup di habitat terbuka yang memiliki beberapa pohon dan daerah berbatu seperti taiga, tanah pertanian, stepa, daerah semi-kering dan padang rumput.
8. Beluk Watu Jawa
Dengan nama lain Javan Owlet Glaucidium, burung hantu ini adalah burung endemik Indonesia. Ukurannya terbilang mungil, hanya mencapai 24 cm. Beluk watu jawa memiliki matanya berwarna cokelat kekuningan, paruh hijau dengan ujung kuning, serta kakinya berwarna hijau. Tubuhnya sendiri didominasi warna merah bata.
Jenis burung hantu ini mendiami hutan primer, hutan sekunder, hutan perbukitan dan dataran rendah.
Itulah jenis-jenis burung hantu asal Indonesia yang bisa jadi peliharaanmu di rumah. Bagaimana Bela, kamu tertarik memeliharanya?