Beberapa tahun terakhir millennial akrab dengan istilah bully atau perundungan. Nggak heran sih, soalnya ada banyak kasus-kasus perundungan yang ter-blow up media beberapa bulan terakhir. Semakin maraknya kasus bully yang banyak terjadi di masyarakat kita juga didasari dengan kurangnya pemahaman tentang moral dan empati yang ada dalam diri pelaku. Sayangnya, terkadang pelaku sendiri nggak menyadari bahwa dirinya adalah pelaku bully.
Nah, kali ini Popbela.com akan membagikan beberapa ciri-ciri perilaku yang dimiliki seorang pem-bully. Seperti apa ya ciri-cirinya? Simak yuk ulasannya!
1. Sering timbul perasaan iri atau kecemburuan saat ada teman yang sedang bahagia
Mungkin kamu pernah melihat unggahan foto liburan teman atau influencer dan merasa “ih kok enak ya?”. Awalnya sih nggak sadar, tapi pelan-pelan kita mulai membandingkan kehidupan kita dengan dirinya. Kita mulai memperhatikan hal apa saja yang mereka miliki, tapi kita tidak. Pelan-pelan akan tumbuh rasa iri dan ingin memiliki pengalaman yang sama dengan mereka.
Memang sih rasa iri ini nggak seluruhnya buruk. Selama kamu bisa jadikan rasa iri sebagai motivasi untuk memperbaiki diri sih menurut Popbela sah-sah saja. Tapi kalau rasa iri ini kamu biarkan tumbuh tanpa ada eksekusi positif, pelan-pelan ia akan mengganggu kesehatan mental lho. Makanya, yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya adalah dengan batasi penggunaan media sosial atau bisa kelola rasa ‘iri’ jadi motivasi. Semangat, Bela!
2. Sering merasa tidak puas dengan kehidupan nyata dan mencari pelarian di dunia maya
Dari hasil penelitian IDN Research Institute, 79% millennial langsung mengecek smartphone-nya 1 menit setelah bangun tidur lho. Lalu, media sosial mencakup 74.4% dari tujuan akses internet para millennial juga. Dari data-data ini menunjukkan kalau millennial sudah lebih dari akrab dengan media sosial. Bahkan, mulai menjurus ke arah ‘kecanduan’ yang nggak wajar.
Berdasarkan hasil studi dari Nottingham Trent University, tanda-tanda ‘kecanduan’ ditemukan pada orang-orang menggunakan media sosial secara berlebihan lho. Tanda-tanda itu seperti mengabaikan kehidupan pribadi, keasyikan, menemukan pelarian dari kehidupan nyata, dan berusaha untuk menyembunyikan kecanduannya.
3. Kurang bangga atau mencintai diri sendiri
Salah satu hal yang paling menonjol dalam diri pem-bully adalah mereka kerap kali membandingkan diri dengan orang lain baik di dunia nyata maupun di media sosial. Hal ini akhirnya membuat mereka terdorong untuk melakukan bully kepada orang lain untuk membuat dirinya merasa lebih baik. Dan ini lho yang bisa menyebabkan sebab pertama dari perundungan.
Setiap cewek pasti punya rasa ingin mengekspresikan siapa dirinya. Namun, terkadang orang-orang di sekitarnya nggak bisa menghargainya sehingga memaksa para cewek untuk mempertanyakan banyak hal tentang dirinya. Hal ini berujung pada menurunnya self-love dan meningkatnya self-doubt. Oleh karena itu, Popbela.com ingin mengajak kamu untuk mulai ekspresikan dan rayakan femininitas dengan cara-caramu sendiri.
Caranya adalah dengan menghapuskan rasa minder dari hati. Jangan merasa malu untuk tunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya. Coba deh lihat kolaborasi antara Maudy Ayunda dan LUX. Melalui kolaborasi ini, LUX by Maudy Ayunda ini, LUX ingin menunjukkan kalau cewek itu lebih dari apa yang orang-orang lihat dan lebih dari dari paras yang cantik saja. Jadi, jangan ragu untuk ekspresikan siapa dirimu yang sebenarnya ya.
4. Terlalu sibuk di media sosial, lupa mencari teman di dunia nyata
Media sosial memang bisa mendekatkan yang jauh. Tapi, juga bisa menjauhkan yang dekat. Kita bisa lihat banyak kasus di mana orang-orang lebih sering berinteraksi di media sosial, tapi gagal memiliki lingkaran pertemanan yang akrab dan bermakna di dunia nyata. Teman-teman maya ini memang bisa kasih “dukungan moral”, tapi nggak lebih dari comment dan like saja. Bandingkan dengan sahabat di dunia nyata yang menemani kamu ketika sedang ada masalah. Pasti ada ketenangan dalam hati yang nggak akan bisa direplika oleh teman maya di dunia media sosial.
5. Suka memberi komentar negatif
Media sosial memang berhasil membuat banyak orang lebih ekspresif dalam mengutarakan pendapatnya, termasuk dengan komentar-komentar negatif. Apalagi dengan kebebasan membuat akun media sosial yang mendorong semakin banyaknya akun dengan identitas anonim. Para pem-bully merasa ini menjadi celah untuk menuruti egonya dalam memberikan komentar-komentar negatif dengan berlindung di akun samaran yang dimilikinya, Bela.
Hal paling mudah untuk melihat apakah kamu atau temanmu punya ciri-ciri sebagai seorang pem-bully adalah, ia sering berkata “Namanya juga kebenaran, nggak semuanya menyenangkan dong”, atau “Komentarku yang ‘pedas’ ini memang untuk memotivasinya menjadi orang yang kuat,” hayo, kamu masih suka ngomong hal-hal ini nggak, Bela? Kalau kita bisa memberi dukungan dengan cara yang positif kenapa harus dengan komentar negatif, ya kan Bela?
Nah, itu tadi beberapa ciri maupun kebiasaan dari para pem-bully. Yuk refleksi lagi, apakah kita masih melakukan hal-hal yang tadi Popbela sebutkan. Nggak mau kan menjadi pem-bully secara nggak sadar?