Berawal dari tiga tahun lalu saat dirinya mengunggah video cover lagu dan 21 Accents, menjadi batu pijakan Fathia Izzati alias Kittendust terjun ke dunia YouTube. Sejak saat itu, Chia, panggilan akrabnya, jadi ketagihan untuk membuat berbagai konten sesuai dengan yang diinginkannya.
Berdasarkan pengamatan Popbela di akun YouTube Chia, saat ini konten YouTube Chia lebih bervariasi. Bukan hanya cover lagu seperti yang dulu ia lakukan, kini di akun YouTube miliknya juga ada konten question and answer, review, dan challenge.
Ditemui secara eksklusif oleh Popbela belum lama ini di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Chia bercerita tentang suka dukanya menjadi seorang content creator dan perbandingan menjadi content creator di Indonesia dengan luar negeri. Apa saja ya? Keep reading ya!
Awalnya kamu suka cover lagu dan sekarang ada perubahan konten YouTube dan isinya random, bisa diceritain nggak sih kenapa berubah?
"Kenapa ya? Aku merasa kalau aku bisa melakukan yang lebih dari cover lagu. Ada banyak hal yang bisa aku explore dari diri aku. Jadi yaudah aku bikin aja tanpa mikirin banget apa yang harus aku bikin. Karena aku bisa, ya why not untuk bikin konten yang berbeda kan?"
Sekarang kamu kan sudah dikenal sebagai seorang YouTuber atau influencer, boleh diceritain nggak sih apa suka dukanya?
"Tantangannya adalah karena punya banyak subscriber atau followers, jadi apa yang aku lakukan dan semua gerak-gerikku pasti terpantau oleh banyak orang. Jadi harus hati-hati dengan apa yang aku posting. I think we must keeping the balance, antara bagaimana orang-orang mau melihat kamu dengan apa yang memang ingin kamu posting. Apalagi, kebanyakan subscriber aku itu masih ada juga yang di bawah umur.
Jadi balik lagi untuk hati-hati mengunggah sesuatu. Dan dari sana juga aku belajar untuk nggak terlalu baper sama komentar-komentar yang ditujukan untuk aku. Karena nggak semua orang berkomentar bagus tentang kita. Pasti ada aja yang nggak suka dan berkomentar negatif. Jadi sekarang kalau aku lihat komen yang nggak bagus ya udah aja gitu nggak terlalu aku pikirin lagi."
Saat ini kamu sudah terjun di dunia industri kreatif. Pernah kepikiran nggak sih untuk bekerja di sektor formal, terlebih lagi kamu lulusan sarjana hukum?
"Sebenarnya, baru banget selesai masa probation di sebuah law firm. I was really excited. Memang baru banget selesai. Memang ini pekerjaan yang padat banget. Maksudnya, ketika kamu bergabung dengan sebuah perusahaan yang stable seperti itu, sekalinya masuk kamu akan langsung diberikan jadwal yang padat dari Senin sampai Jumat. Jadi, aku nggak bisa lagi deh kalau ada shooting di weekday. Biasanya kalau memang ada photoshoot, diakalinnya di Sabtu-Minggu. Selain itu, di law firm aku masuk jam 9 pagi dan pulang bisa jam 12 malam. I thought I can do it. Tapi nyatanya lama-kelamaan capek juga dan aku nggak bisa. Jadi dari pengalaman kerja di law firm itu, aku memutuskan untuk fokus di band aja."
Jadi kamu lebih suka bekerja di industri kreatif?
"Bukan lebih suka sih. Mungkin karena saat ini aku sudah lebih terbiasa bekerja di industri kreatif jadi aku lebih nyaman bekerja di bidang ini. Tapi, untuk ke depannya mungkin aja aku bisa berubah haluan dan lebih memilih bekerja di law firm lagi."
Karena saat ini kau sudah memiliki penghasilan dan bisa mengambil keputusan sendiri, pernah kepikiran nggak sih untuk memutuskan tinggal di negara mana sesuai dengan keinginanmu sendiri?
"Kalau untuk tinggal, aku tetap memilih untuk tinggal di Indonesia. Ya sebagai wujud aku berbakti kepada Indonesia. Tapi, kalau untuk melanjutkan sekolah, aku pengen banget kuliah S2 di New York. Alasannya, aku dulu pernah tinggal di sana dan sudah kenal banget sama tempatnya. Aku nggak pernah bosan untuk ke Times Square, because everything is there."