Di zaman yang serba digital seperti saat ini tentu memudahkan kita melakukan berbagai banyak hal. Salah satunya menyalurkan kreativitas dalam membuat konten yang kita inginkan. Dengan kemudahan perangkat dan kecepatan internet saat ini, kita dapat dengan mudah membuat dan mengunggah konten yang kita buat ke media sosial supaya banyak yang dapat menikmati karya yang kita buat.
Mungkin dengan kebebasan berekspresi tersebut dan juga tanpa batasan terkadang membuat kita takut untuk berkreasi. Bahkan belum membuat saja, kita sudah dibayang-bayangi ketakutan akan dampak yang kita terima jika konten yang kita buat mendapat tanggapan negatif.
Di Indonesia Millennial Summit by IDNTimes yang diselenggarakan pada 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, CEO PT Visi Media Asia (VIVA) Anindya Bakrie, dan CEO IDN Media Winston Utomo mengajak millennial untuk tidak takut membuat konten. Bagaimana tanggapan mereka?
Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika
"Kebebasan dalam membuat konten bisa dilakukan asal tidak melanggar peraturan. Lebih baik minta maaf daripada minta izin. Buat saja dulu konten sesuka kamu. Jangan terbatas boleh atau nggak boleh. Lihat dulu apa yang dilarang undang-undang dan itu jangan dilanggar. Konten yang dilarang itu adalah yang berbau asusila dan perjudian. Anak muda harus kreatif dan jangan terbatas karena latar pendidikan dan keluarga."
Anindya Bakrie, CEO PT Visi Media Asia (VIVA)
"Konten bisa datang dari mana saja inspirasinya. Salah satunya dari konten konten lawas dan legendaris yang diperbarui. Misalnya, Indonesia sendiri punya kok karakter superhero yang nggak kalah dengan yang di luar negeri. Seperti Gundala Putra Petir yang sebentar lagi akan rilis filmnya. Kesulitan Indonesia dalam membuat konten adalah karena masyarakatnya jarang membaca. Padahal kunci membuat konten adalah dengan rajin membaca."
Winston Utomo, CEO IDN Media
"Supaya konten mudah diterima, konten harus multiplatform dalam setiap distribusinya. Terutama bisa mobile-friendly supaya mudah diakses melalui mobile. Konten juga harus interaktif agar banyak pembaca yang tertarik untuk membaca."