IMS 2020 sudah resmi dibuka tepat pada hari ini Jumat, 17 Januari 2020 dengan menghadirkan lebih dari 100 pembicara yang kompeten dari berbagai bidang yang ada di Indonesia. Selain itu, terdapat empat stage dengan pembahasan-pembahasan yang sangat menarik. Salah satunya ada stage Future is Female persembahan Popbela.com.
Pada sesi kedua dalam stage Future is Female membahas tentang "Why The Most Valuable Currency is Authenticity" dan menghadirkan ilustrator serta pembisnis, Kania Annisa Anggiani.
Kania sendiri adalah seorang CEO Chic & Darling, sebuah usaha yang menawarkan aksesoris handmade yang dikenal sebagai brand lifestyle terbaik bukan hanya nasional, tetapi internasional dengan memperdayakan pengrajin lokal-lokal.
Awalnya hanya iseng-iseng
Kania atau biasa disapa Keke ini dulunya hanya sekedar iseng membuat barang-barang yang dibuat kain-kain bekas saja. Kania tidak menyangka karyanya akan diminati oleh masyarakat dan bisa terus berbisnis hingga saat ini.
"Waktu itu juga jahitnya masih a la kadarnya karena kan tujuannya bukan buat jualan, dan ternyata terjalin menjadi sebuah bisnis itu di luar rencana sebenarnya," ujar Kania.
Inspirasi datang dari hal terdekat
Sebenarnya memulai bisnis Chic&Darling ini bukan karena ingin berbisnis, melainkan sebagai bentuk terapi yang disarankan oleh dokter. Hal itu terjadi karena pada saat melahirkan anak pertama, Kania sempat mengalami postnatal depression atau postpartum depression, yakni kondisi yang dialami orangtua setelah anaknya lahir.
"Diawali karena terapi yang mengharuskan aku mencari inspirasi. Dokter menyarakan nggak perlu jauh-jauh karena dari hal terdekat yang ada di sekelilingku, aku udah bisa mendapatkan inspirasi. Misalnya gambar-gambar anakku, warna hijaunya daun, birunya langit. Sesimpel itu sih," lanjut Kania.
Cerita Kania saat karyanya diplagiat
Dalam acara yang berlangsung selama 50 menit ini, Kania menceritakan pengalamannya saat karya diplagiat oleh orang lain. Kania sempat merasa sangat kecewa akan hal tersebut.
"Gimana nggak kecewa, ya. Dua tahun berjalannya Chic&Darling, kita pernah mengalami plagiarisme parah banget, logo kita di-copy, tagline kita di-copy, sampai label-label barang yang ada penjelasannya di-copy sama persis, nggak ada bedanya," cerita Kania.
Punya pengalaman buruk tentang HIKI
Sebagai langkah untuk mencegah kejadian plagiarism terulang kembali Kania sudah sembat mendaftarkan logo pertama Chic&Darling ke HAKI, tetapi hingga saat Chic&Darling mengganti logo, surat-surat perlindungan HAKI tidak pernah diterima oleh Kania.
"Orang dari HAKI-nya bilang nggak sampe dua tahun, dan sampai dua tahun kemudian sampai Chic&Darling ganti logo dan tagline surat-surat itu nggak pernah sampe ke tanganku," jelas Kania.
Kania juga berpesan kepada para plagiat untuk berpikir ulang pada saat meng-copy karya orang lain karena hal tersebut juga berdampak buruk untuk brand yang mereka miliki.