Sundance Film Festival Asia: Berani Ikut Festival Demi Promosi Karya

sutradara pemula wajib tahu!

Sundance Film Festival Asia: Berani Ikut Festival Demi Promosi Karya

Hari kedua dari rangkaian acara Sundance Film Festival: Asia 2021 telah di gelar. Menghadirkan Joko Anwar, sutradara film Perempuan Tanah Jahanam, Edwin pemenang penghargaan Golden Leopard: Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, serta Yosep Anggi Noen sutradara Hiruk pikuk si Alkisah.

Telah lama berkecimpung menjadi film maker, Joko Anwar, Edwin dan Yosep membagikan pengalaman mereka saat mengikuti ajang festival film. Ketiganya juga meyakini bahwa Indonesia memiliki pasar yang bagus untuk industri perfilman. Indonesia masuk ke dalam 10 peringkat dunia sebagai pasar film terbesar, dengan pencapaian US$500 juta per tahun.

Tidak hanya menjadi penikmat, film maker Indonesia juga mampu bersaing di kancah internasional. Hal ini terbukti dari pencapaian film maker Indonesia yang mampu mengambil posisi di berbagai ajaNG festival film internasional.

Contohnya sutradara Mouly Surya, yang menyabet penghargaan 30th SGIFF Festival Opening 2020 dengan film pendeknya yang berjudul Something Old, New, Borrowed and Blue. Ada juga sutradara Kamila Andini yang berhasil memboyong  penghargaan 'Platform Prize' di Toronto International Film Festival atau TIFF 2021, untuk film Yuni.

Untuk kamu sutradara pemula dan masih ragu untuk terjun ke dalam industri film, simak artikel ini sampai habis, ya!

Di balik produksi film

Selama proses penggarapan film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Edwin dan Eka Kurniawan, Edwin menggunakan medium seluloid 16mm. Dahulu orang-orang menggunakan medium seluloid untuk membuat film. Perpindahan ke digital ini telah membuat medium seluloid ini tidak terpakai.

Edwin bersama rumah produksi Palari Films telah berhasil menggarap film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas dengan apik. Usahanya telah membawa Edwin dan tim memenangi 'Golden Leopard' atau 'Pardo d'Oro' sebagai film terbaik di Festival Film Leopard, Swiss.

Berbeda dengan Edwin yang menggunakan kamera analog, Yosep Anggi untuk pertama kalinya akan membuat film dengan mengadaptasi dari novel. 24 Jam Bersama Gaspar karangan Sabda Armandio ini sedang digarapnya bersama Visinema.

Sutradara dari film The Science of Fictions ini mengakui bahwa pengadaptasian novel ke film ini adalah pengalaman baru untuknya. Yosep merasa tertantang untuk terus mengeksplorasi dan belajar. Dirinya tidak ingin menjadi sutradara yang ‘kaku’, karena bahasa film akan terus bertransformasi.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ
ā€Œ

Ā© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

Ā© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved