Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

9 Hal Tentang Sunscreen yang Perlu Kamu Tahu Kebenarannya  

Apa bedanya Physical dan Chemical Sunscreen?

Dina Lathifa

Seringkali kamu mendengar kalau kulitmu membutuhkan perlindungan SPF jika ingin ke luar ruangan atau beraktivitas di bawah matahari. Namun, nggak jarang juga kamu mendengar kalau sebagian kandungan dalam SPF itu berbahaya untuk kesehatan kulit. Ada pula yang mengatakan jika perlindungan SPF dalam tabir surya hanya diperuntukkan untuk pemilik kulit yang lebih cerah.

Jadi sebenarnya, perlukah kamu menggunakan SPF? Siapa yang harus menggunakannya? Apakah SPF aman untuk kulit? Melansir dari Marie Claire, ini beberapa fakta tentang sunscreen yang perlu kamu tahu!

Dari sekian banyak bahan pembuat tabir surya yang tersedia di pasar, kesemuanya terbagi ke dalam dua kelompok. Bahan zinc oxide dan titanium dioxide, masuk dalam kelompok physical sunscreen, natural sunscreen, atau mineral sunscreen. Tabir surya jenis ini melapisi permukaan kulit dan melindungi dari sinar UV. 

Sedangkan di luar dari kedua bahan itu, seperti oxybenzone, avobenzone, dan octisalate, masuk ke dalam kelompok chemical sunscreen. Tabir surya jenis ini masuk ke dalam lapisan kulit dan menyerap paparan sinar matahari sebelum menimbulkan kerusakan.

Sebagian ahli lebih memilih penggunaan physical sunscreen ketimbang chemical sunscreen. Alasannya adalah tabir surya tersebut dapat melindungi lebih efektif, serta aman untuk digunakan oleh berbagai usia. Sedangkan jika menggunakan chemical sunscreen, perlu menunggu 15-30 menit untuk menunggu tabir surya itu mulai bekerja melindungi kulit.

Namun di sisi lain, physical susncreen dapat membuat kulit terasa kering dan memberikan efek putih pada kulit. Sementara chemical sunscreen cenderung transparan dan terasa lebih nyaman pada kulit. Jadi, pilihan penggunaan jenis sunscreen ini dapat menyesuaikan kebutuhan dan kondisi kulitmu, Bela.

Khususnya di negara Amerika Serikat, setiap 7 tahun sekali, lembaga FDA (Food and Drug Administration) meminta respon dari para ahli terkait penggunaan kedua jenis sunscreen. Laporan terakhir yang dirilis oleh FDA menyatakan kalau physical sunscreen aman untuk digunakan, namun butuh riset lebih lanjut terkait bahan tabir surya yang masuk ke dalam kelompok chemical sunscreen.

Tentunya kamu butuh perlindungan tabir surya saat berada di pantai, apalagi jika memutuskan untuk berenang di lautan yang menenangkan. Namun faktanya, beberapa kandungan tabir surya memiliki dampak buruk pada lingkungan laut.

Contohnya oxybenzone dan octinoxate, kandungan sunscreen ini dapat memutihkan dan membunuh terumbu karang, serta mengancam ekosistem bawah laut. Ini telah terbukti melalui riset panjang, dan penggunaan tabir surya dengan kandungan ini dilarang di Hawaii dan Key West, Florida mulai Januari 2021.

Karena kandungan tabir surya dapat membahayakan lingkungan laut, penting untuk memilih produk yang dapat menjaga dan melestarikan lingkungan. Jika berada di laut dan sekitarnya, para ahli menyarankan untuk menggunakan mineral sunscreen. Namun, pilihan ini juga masih menimbulkan risiko. 

Ketika terpapar di bawah sinar matahari, ada beberapa jenis nanopartikel titanium dioxide dan zinc oxide dapat terbentuk dan membahayakan sel hidup. Jadi, apa pilihan terbaiknya? Alternatifnya, gunakan baju renang yang dapat menutupi seluruh kulit sehingga mengurangi pemakaian SPF, dan melindungi area tubuh yang terbuka dengan SPF mineral yang nggak mengadung nanopartikel.

Anggapan ini boleh jadi tepat. FDA menyarankan pembatasan level tertinggi SPF ada di angka 60+. Alasan adanya batasan ini adalah menghindari kesalahpahaman publik kalau mereka nggak perlu mengulangi pemakaian tabir surya karena angka SPF yang tinggi. Faktanya dalam sebuah penelitian lain, orang yang mengenakan tabir surya dengan SPF 50 hanya menerima perlindungan sekitar 40% dari produk itu. 

Namun, angka yang tinggi dapat memberikan proteksi lebih baik. Sebuah penelitian lain menemukan jika orang-orang yang mengenakan tabir surya SPF 100 memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih rendah ketimbang memakai SPF 50.

Tentu saja, semua jenis dan warna kulit harus menggunakan tabir surya, terutama jika ingin menghindari kerusakan kulit akibat sinar UV matahari. Beberapa di antaranya adalah noda hitam dan keriput. Namun bagi pemilik kulit gelap, kamu memiliki risiko kanker kulit yang lebih rendah daripada pemilik kulit cerah. Namun, bukan berarti kamu nggak memerlukan tabir surya saat ke luar ruangan, lho. Hanya kamu dapat menggunakan SPF yang lebih rendah dari lainnya.

Benar kalau kamu perlu melindungi kulit dari sinar matahari. Namun di sisi lain, kamu memerlukan paparan sinar matahari karena ada kandungan vitamin D yang tubuhmu butuhkan. Lantas, apa yang perlu dilakukan? Kamu dapat mencukupi kebutuhan vitamin D dari makanan dan suplemen tambahan. Namun sebenarnya, keduanya belum mampu mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin D. Karena itu, kamu tetap butuh berjemur di bawah sinar matahari.

Banyak ahli kesehatan menyarankanmu untuk berjemur di pagi hari sebelum jam 9 pagi. Karena sinar mataharinya masih kaya akan manfaat baik. Selain itu, coba untuk menggunakan sunscreen hanya pada bagian wajah, dan berjemur hingga kulit mulai terlihat merona atau kemerahan.

Sebagian produk kosmetik mengandung SPF yang membantu melindungi kulit dari sinar UV. Namun, kamu nggak dapat memberlakukan kosmetik ini sebagai pengganti tabir surya. Kamu tetap memerlukan tabir surya sendiri untuk perlindungan kulit. Alih-alih, anggap SPF dalam kosmetik ini sebagai perlindungan ekstra yang dapat menjaga bagian kulit yang luput dari tabir suryamu.

Itulah fakta tentang penggunaan tabir surya yang patut kamu ketahui, Bela. Apapun jenis dan warna kulitmu, selalu gunakan sunscreen saat berada di luar ruangan, di bawah sinar matahari. Juga, pilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kulit, serta aman untuk lingkungan sekitarmu.

IDN Channels

Latest from Skin