Istilah doppelganger sering dipakai untuk menyebut orang yang mirip secara biologis. Namun dalam mitologi, doppelganger justru digambarkan sebagai fenomena hantu yang dilihat sebagai pertanda nasib buruk.
Istilah tersebut sering dipakai sampai saat ini, bahkan beberapa tokoh mengaku menemukan 'kembaran asing' mereka. Rupanya, fenomena doppelganger bukan hanya dianggap sebagai kebetulan semata.
Ada beberapa fakta sains dan mitologi yang dipercayai hingga saat ini. Apa saja fakta tentang doppelganger itu? Simak selengkapnya berikut ini.
1. Apa itu doppelganger?
Istilah doppelganger mulanya berasal dari kata berbahasa Jerman yang diterjemahkan sebagai double-goer atau "penonton ganda" dalam bahasa Indonesia. Istilah tersebut mengacu pada seseorang yang menjadi 'hantu' dari orang tersebut.
Dalam mitologi Jerman, diyakini bahwa melihat doppelganger sendiri akan mengalami kesialan yang luar biasa. Namun, mitologi ini bukanlah sesuatu yang harus dipercaya.
Sebab, kini ada definisi modern untuk kata doppelganger. Dalam dunia modern, doppelganger diartikan dengan seseorang yang memiliki fitur wajah yang sama dengan yang kamu miliki. Hal ini juga dikaitkan dengan genetik yang tidak ada hubungan darah.
2. Pemakaian istilah doppelganger
Istilah doppelganger sering dipakai sebagai alur dalam karya sastra, acara televisi, maupun film. Sering kali, doppelganger diberikan sifat yang jahat ataupun komedi.
Dalam sebuah literatur William Wilson karya Edgar Allan Poe misalnya, karakter utama dalam karya tersebut diikuti oleh doppelganger seumur hidupnya yang menyebabkan kerusakan.
Selain itu, dalam serial drama supernatural CW, The Vampire Diaries, Nina Dobrev memerankan peran beberapa doppelganger. Serial ini berfokus pada doppelganger dari Elena yang tulus dan Katherine yang jahat.
Sebuah video musik Britney Spears Hold It Against Me sampai video game Alone in The Dark 3 pun menggunakan kisah mengenai doppelganger.
3. Apakah setiap orang memiliki doppelganger?
Melansir Live Science, ada kemungkinan orang memiliki doppelganger mengingat terbatasnya jumlah gen yang memengaruhi wajah.
Menurut Dr. Arthur Beaudet, profesor genetika molekuler dan manusia di Baylor College of Medicibe di Houston, ada sejumlah besar gen yang berkontribusi pada hal seperti struktur wajah, warna rambut, mata, dan kulit.
Anggota keluarga rata-rata terlihat jauh lebih mirip daripada mereka yang tidak berkerabat. Hal itu menunjukkan bahwa wajah manusia bisa diwariskan.
Maka, masuk akal pula jika orang asing mirip satu sama lain. Mereka mungkin lebih dekat hubungannya, tetapi tidak diketahui asal-usulnya.
Orang-orang dengan etnis yang sama biasanya memiliki seperangkat gen yang lebih besar kesamaannya daripada orang-orang di luar kelompok mereka. Namun sekarang, dengan percampuran populasi yang sangat luas, bisa memungkinkan orang memiliki kemiripan yang sangat tinggi.
4. Penelitian tentang doppelganger
Melansir New York Times, terdapat sebuah penelitian dari Dr. Esteller dan tim yang diterbitkan di Jurnal Cell Reports tentang doppelganger. Dr Esteller dan timnya merekrut 32 pasang orang yang mirip dengan Mr. Brunelle untuk kemudian melakukan tes DNA.
Mereka juga melengkapi kuisioner tentang gaya hidup mereka. Para peneliti menggunakan perangkat lunak pengenal wajah untuk mengukur kesamaan antara wajah mereka.
Nah, 16 dari 32 pasangan tersebut menunjukkan skor yang serupa dengan kembar identik. Peneliti kemudian membandingkan DNA dari 16 pasang doppelganger tersebut untuk melihat apakah DNA mereka sama miripnya dengan wajah mereka.
Hasil menunjukkan bahwa mereka berbagi lebih banyak gen secara signifikan daripada 16 orang lainnya yang dianggap kurang mirip dari perangkat lunak.
Mereka memiliki banyak bagian penting dari genom atau urutan DNA. Namun, meskipun memiliki genom yang serupa, epigenom dan mikrobiomnya tetap berbeda.
Itulah beberapa teori dan fakta tentang doppelganger yang perlu kamu ketahui. Bagaimana, apakah kamu juga pernah menemukan 'kembaran asing' yang sangat mirip denganmu?