Sampai pada tahun 2018, masih banyak perempuan yang mengalami kasus pelecehan seksual di mana pun ia berada. Entah itu di kampus, kantor, tempat umum, transportasi publik, dan sebagainya. Kamu pernah melihat kejadian ini di sekitarmu, Bela?
Mengutip dari Refinery 29, sebagai seseorang yang menyaksikan terjadinya pelecehan seksual itu, kamu bisa melakukan sesuatu hal untuk menolong si korban dan mencegah pelaku untuk melakukan hal yang lebih jauh. Bagaimana caranya?
Melakukan intervensi saat terjadi pelecehan seksual dapat menjadi salah satu cara untuk menghentikan hal itu. Lebih jauh lagi, kehadiran kamu juga dapat membuat korban merasa lebih baik. "Umumnya korban merasa terkejut mengalami pelecehan seksual ini, kemudian menyalahkan dirinya sendiri atas hal itu," ujar Debra S. Borys, PhD., psikolog klinis dan forensik di bagian kekerasan seksual. "Ketika ada seseorang datang membantu, itu akan membantu korban melawan rasa ketidakberdayaannya dan keinginan menyalahkan dirinya sendiri."
Nggak dipungkiri jika membantu korban pelecehan seksual atau bahkan sekadar membelanya di tempat umum sangat sulit dilakukan. Beberapa orang enggan menyelamatkan korban karena merasa itu bukan urusannya, nggak tahu yang harus dilakukan atau merasa terkena bahaya jika turut campur. Lagi, kehadiranmu sangat membantu bagi sang korban yang menjadi objek pelecehan seksual. Sebuah penelitian menemukan, melatih orang-orag untuk berani berbicara saat terjadi pelecehan seksual dapat mengurangi angka kasus itu.
Berdasarkan survei dari salah satu lembaga non-profit, perempuan menjadi korban terbesar dalam mengalami pelecehan seksual. Namun, laki-laki juga dapat mengalami hal yang sama, lho! Sebesar 43% laki-laki pernah mengalami isu ini sepanjang hidup mereka.
Siapapun bisa menjadi penyelamat saat situasi ini terjadi. Namun berdasarkan pengamatan, laki-laki memiliki efek besar dalam mencegah pelecehan seksual. Sebab mereka dapat mengajak laki-laki lain dan menahan pelaku untuk bertindak lebih jauh. Meski kebanyakan laki-laki terganggu dengan seksisme, mereka--khususnya yang memiliki jiwa kepemimpinan--dapat mengintervensi dan melahirkan contoh baik untuk orang-orang di sekitarnya. Ia pun memiliki pengaruh besar untuk membuat perubahan di sekitarnya.
Mengintervensi pelecehan seksual di tempat umum nggak perlu dilakukan secara agresif, Bela. Saat mendengar ada yang mengeluarkan komentar kurang baik, kamu dapat pura-pura nggak mendengar dan menanyakannya, "Maaf, barusan berkata apa?" Ini dapat membuat pelaku berpikir ulang mengenai ucapannya. "Sebab ada orang yang nggak sadar dengan apa yang mereka katakan. Kamu dapat membantu mereka memahami efek dari perilakunya sendiri," ujar Chris Kilmartin, PhD., profesor emeritus psikologi.
Memang, intervensi saat pelecehan seksual bisa membahayakan dirimu atau membuat situasi menjadi lebih buruk. Ketika kamu merasakan hal ini, segera temui pihak berwenang untuk membantu menyelamatkan korban. Misalnya, mencari petugas kereta ketika terjadi pelecehan seksual di dalam gerbong atau berbicara pada barista ketika melihat ada kejadian itu di kafe. Kehadiran mereka akan mempermudah penyelematan korban. Kamu pun bisa bersikap mengenal korban untuk membawanya pergi dari tempat itu. "Hal yang harus dihindari adalah melawan kekerasan dengan kekerasan," saran Dr. Kilmartin.
"Ketika korban dari tindak kekerasan, diskriminasi, penindasan, dalam kasus apapun itu, merasa mendapat dukungan dan pembelaan, menurunkan risiko efek trauma yang mereka alami. Hal ini juga membuat proses pemulihan korban lebih cepat dan lebih baik," Dr. Borys. Karena itu, penting bagi kita semua untuk mulai mengangkat isu ini dan berani bertindak saat terjadi pelecehan seksual di sekitar kita. Usaha kecil akan membawa perubahan besar!
Semakin banyak yang menunjukkan dukungan dan pembelaan, semakin mengurangi pelaku pelecehan seksual.
