Kepribadian introvert dikenal memiliki kemampuan untuk refleksi diri dengan baik. Ini berarti, mereka akan mengambil jeda untuk merenungkan berbagai hal yang terjadi dalam hidup, termasuk ketika berhadapan dengan konflik. Jadi, nggak heran apabila introvert akan lebih bijak mengatasi konflik.
Di sisi lain, kepribadian ekstrovert yang cenderung spontan dan tergesa mengutarakan pikiran, akan menyulitkan mereka dalam mengatasi konflik dengan baik. Padahal, sering kali kita butuh jeda untuk berpikir sebelum berbicara, apalagi ketika suasana sedang panas.
Maka dari itu, ekstrovert tampaknya perlu belajar strategi introvert dalam menangani sebuah konflik. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.
1. Mendengarkan dengan baik
Introvert merupakan pendengar yang baik. Dengan mendengarkan, introvert dapat menerima banyak informasi yang mendasari keputusan mereka, menunjukkan empati, serta memenuhi kebutuhan orang lain.
Kalau kamu seorang ekstrovert, hal pertama yang bisa kamu pelajari untuk mengatasi konflik dari introvert adalah mengembangkan keterampilan mendengarkan dan membiarkan orang lain berbicara lebih banyak.
Dengan hati yang terbuka, dengarkan kebutuhan yang diungkapkan orang lain dan cobalah validasi perasaan mereka dengan lantang.
2. Mengajukan pertanyaan lebih berbobot
Introvert belajar tentang perspektif orang lain dalam situasi konflik dengan mengajukan pertanyaan. Seni mengajukan pertanyaan yang kuat ini sejalan dengan keterampilan mendengarkan yang mereka miliki.
Saat ekstrovert mengajukan pertanyaan, mereka sering kali cenderung menjawab pertanyaan mereka sendiri atau dengan cepat mengajukan pertanyaan lain. Akan tetapi, introvert tahu, ketika mereka benar-benar memikirkan tiap pertanyaan yang diajukan kepada orang lain, mereka akan mendapatkan jawaban yang otentik dan membangun koneksi yang lebih nyata.
3. Memberi jeda untuk refleksi diri
Salah satu kekuatan introvert dalam resolusi konflik adalah berpikir reflektif. Ini adalah keterampilan resolusi konflik yang konstruktif dan tidak dimiliki oleh banyak orang dengan kepribadian ekstrovert.
Jika ekstrovert belajar refleksi diri saat menghadapi sebuah konflik, maka itu memungkinkan mereka untuk tidak bereaksi secara impulsif, sehingga suasana konflik nggak semakin memanas.
4. Menunjukkan kerendahan hati
Kerendahan hati di sini lebih kepada mengenali kesalahan diri sendiri, serta memahami kontribusi diri dalam suatu konflik. Introvert paham bahwa kerendahan hati akan membawa keuntungan dalam situasi konflik.
Maka dari itu, ekstrovert perlu belajar kerendahan hati seorang introvert agar konflik bisa mereka atasi dengan lebih bijak.
5. Punya persiapan yang matang saat menghadapi konflik
Salah satu kekuatan introvert adalah persiapan yang matang saat menghadapi percakapan yang sulit dengan orang lain. Sikap ini sangat penting untuk dipelajari ekstrovert yang belum begitu terlatih dalam melihat perspektif yang berbeda, mengeksplorasi perasaan diri sendiri, serta mempersiapkan pertanyaan guna mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
6. Fokus dengan percakapan
Seorang introvert sangat andal untuk tidak melompat dari satu topik ke topik lainnya dalam sebuah percakapan. Mereka paham ketika seseorang sering kali mengubah topik pembicaraan, itu nggak akan menangani masalah sebenarnya. Di mata seorang introvert, keluar "jalur" sama dengan membuang-buang waktu untuk hal-hal yang lebih bermakna.
7. Lebih tenang saat menyelesaikan konflik
Introvert memiliki reputasi sebagai orang yang tenang. Meski terkadang nggak menampilkan emosi secara terbuka dan penuh semangat seperti layaknya ekstrovert, tapi dalam beberapa situasi, ini dapat bermanfaat, terutama ketika mengatasi konflik.
Apa yang dapat dipelajari oleh ekstrovert dari introvert dalam hal ini adalah mengekspresikan emosi dengan terlebih dahulu menamainya, seperti, "Saya sedang marah sekarang", daripada buru-buru merespons lawan bicara.
Jadi itulah 7 hal yang ekstrovert wajib pelajari dari introvert untuk atasi konflik. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!