Kamu mungkin pernah mendengar tentang kecerdasan emosional (EQ), sebenarnya apa, sih, itu kecerdasan emosional? EQ merupakan tingkat kemampuan seseorang dalam memahami orang lain yang dikaitkan dengan empati.
EQ membantu manusia untuk lebih bereaksi dan memahami dunia. Sama halnya seperti kecerdasan intelektual (IQ) tiap orang memiliki EQ yang berbeda-beda. Kecerdasan emosional dilihat dari lima faktor, yaitu self-awareness, self-regulation, motivasi, empati, dan kemampuan bersosialisasi.
Menurut konselor Audrey Trait, EQ mempengaruhi tiap aspek kehidupan mulai dari emosi dasar manusia hingga cara kamu berhubungan dengan orang lain. Selain itu, EQ juga dipengaruhi dari lingkungan masa kanak-kanak hingga dewasa.
“Jika seseorang hidup di lingkungan yang mendukung, orang itu akan memiliki EQ yang tinggi. Sebaliknya, kalau tumbuh di lingkungan yang kurang mendukung, kamu akan mengalami banyak emosi dan trauma dengan pengalaman masa lalu. Sehingga alam pikiran bawah sadarmu akan menutup kapasitas emosional kalian,” ujar Audrey dikutip dari YourTango.
Lantas bagaimana tanda seseorang dengan EQ rendah? Yuk, simak cirinya berikut yang dikutip dari laman Your Tango.
1. Menyimpan dendam
Orang dengan EQ rendah cenderung menyimpan dendam dan amarah. Ini merupakan respons awal terhadap stres, sehingga menyimpan dendam dianggap sebagai dinding terhadap ancaman yang akan datang.
2. Tidak mampu mengontrol emosi
Orang yang tidak mampu mengontrol emosi cenderung mudah marah dan meledak. Mereka juga terbiasa menyerang tanpa memahami emosi diri sendiri, seperti tidak mengetahui alasan menjadi kesal secara tiba-tiba.
3. Poker face
Poker face atau muka tanpa ekspresi juga ciri orang-orang yang memiliki EQ rendah. Sama seperti tanda sebelumnya, yaitu tidak mudah mengontrol emosi, mereka tidak menyadari emosi mereka dan nggak ingin orang tahu bagaimana perasaan mereka.
4. Langsung ke kesimpulan
Sosok dengan EQ rendah sulit memahami situasi, mereka juga kurang pandai menganalisis keadaan tersebut. Ketika hal itu terjadi, mereka cenderung memikirkan jawaban bahkan tidak ada pertanyaannya dan langsung menyimpulkan tanpa melihat lebih jauh.
5. Mudah tersinggung
Seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi tidak mudah tersulut emosi dan tersinggung. Hal ini karena mereka dapat menempatkan diri di beragam situasi.
Tetapi mereka yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah mudah tersinggung dan membiarkan rasa marah menguasai dirinya. Ini sangat berhubungan dengan ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol emosi.
6. Menyinggung orang lain tanpa disadari
Tidak bertanggung jawab adalah salah satu tanda pemilik EQ rendah. Alhasil mereka sering mengatakan sesuatu tanpa berpikir panjang. Efeknya hal itu akan melukai perasaan orang lain, sementara pelaku tidak memahami jika perkataan mereka sangat menyinggung.
7. Tidak tersentuh dengan film sedih
Ini merupakan respons alami dari seseorang dengan empati yang rendah. Mereka cenderung tidak menempatkan diri dalam situasi yang terjadi di film.
Bagi mereka, itu hanya film dan terpisah dari dunia nyata. Padahal, jika menonton film, kita cenderung berempati dengan kisah hidup tokohnya.
8. Tidak mampu mempertahankan pertemanan
Orang dengan EQ rendah mengalami kesulitan untuk menjaga pertemanan, sebabnya mereka mudah salah paham dan membiarkan konflik terjadi secara terus-menerus. Mereka juga memiliki perilaku kasar karena kurang empati.
9. Egois
Tone deaf atau egois adalah orang yang cenderung memikirkan diri sendiri dan tidak dapat menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika mereka diberitahu bahwa sikapnya kasar, mereka akan mengelak dan berdalih jika tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
10. Berpikir semua orang akan berpikiran sama
Orang-orang dengan EQ rendah cenderung menganggap semua orang sama. Padahal setiap orang memiliki emosi yang berbeda-beda, jika hal itu dibiarkan maka akan sulit memandang kebenaran.
Sama seperti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional juga harus dilatih. Meningkat kecerdasan emosional dimulai dari sadar diri dan bersabar terhadap orang lain.
Dalam praktiknya, orang itu harus merasakan semua perasaan yang ada baik positif maupun negatif. Kemudian mengomunikasikan emosi kepada seseorang yang dapat dipercaya, mengamati reaksi terhadap orang lain, dan mempercayai diri sendiri.