Menjadi korban pelecehan seksual membuat seorang perempuan kerap mengalami trauma secara psikologis. Banyak perempuan yang nggak berani mengungkapkan kekerasan seksual yang dialaminya karena takut atau malu. Namun semenjak gerakan #MeToo digalakkan, kini semakin banyak perempuan yang akhirnya berani mengungkapkannya, termasuk yang menyangkut dengan figur publik.
Beberapa waktu lalu, pesepak bola Cristiano Ronaldo dituding telah melakukan pelecehan seksual kepada seorang perempuan asal Amerika Serikat bernama Kathryn Mayorga. Kabar ini pertama kali disiarkan oleh majalah Jerman, Der Spiegel. Dalam wawancaranya, Kathryn mengaku menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh pemain klub Juventus tersebut pada 13 Juni 2009 di Hotel Palms Place, Las Vegas.
Melansir dari Daily Mail, Kathryn mengaku menolak keinginan Ronaldo bahkan hingga berteriak ke arah pesepak bola berusia 33 tahun tersebut. Tapi, Ronaldo nggak memedulikannya dan justru memaksanya untuk berhubungan intim. Atas hal ini, Kathryn pun melaporkannya ke kepolisian Las Vegas dan pergi ke rumah sakit untuk membuktikan kekerasan seksual yang ia alami.
Menurut majalah Der Spiegel, Kathryn dan Ronaldo sepakat untuk menutup kasus ini supaya nggak sampai ke pengadilan. Saat itu, Ronaldo setuju membayar uang US$ 375 ribu atau 5,6 milyar rupiah kepada Karthyn dengan syarat ia nggak akan pernah membuka kasus tersebut ke hadapan publik.
Namun saat ini, Kathryn memutuskan untuk membawa masalah tersebut ke pengadilan dan membatalkan perjanjian yang telah mereka buat sebelumnya. Kathryn mengaku kini ia telah berhasil melupakan trauma yang selama ini dirasakannya dan menjadi bagian dari gerakan #MeToo, di mana perempuan sudah berani membagikan kisah tentang pelecehan seksual yang pernah dialaminya.
Pemberitaan tersebut rupanya telah sampai ke telinga Christiano Ronaldo. Melalui siaran langsung di Instagram, pesepak bola asal Portugal ini membantah tuduhan Kathryn. Menurut Ronaldo, media dan perempuan tersebut hanya berusaha menggunakan namanya untuk membuat mereka terkenal.
“Mereka ingin jadi terkenal dengan menyebut namaku. Ya, tapi itu memang bagian dari pekerjaanku. Aku laki-laki yang bahagia dan semuanya baik-baik saja,” ucap pesepak bola yang pernah bermain di klub Manchester United ini.
Tudingan yang telah menyudutkannya ini membuat Ronaldo menunjuk Christian Schertz sebagai pengacaranya untuk menyelesaikan kasus ini. Schertz menyebut, majalah Der Spiegel telah melanggar hukum karena mengusik hak-hak pribadi Ronaldo.
Wah, jadi panjang kasusnya, ya. Semoga ke depannya nggak ada lagi kasus kekerasan seksual pada perempuan ya, Bela.