Halo ayah apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja. Kamu tahu ayah? Aku bukan lagi putri kecilmu yang dulu, aku sudah besar. Bahkan aku mengetahui mana yang benar mana yang salah. Coba kau ingat kembali saat kau mengatakan "aku akan bekerja kamu jangan nakal." Sungguh hatiku teriris mendengarnya. Jika aku tahu sejak dulu, jika Tuhan memberikan kepintaran yang melebihi batas, mungkin aku tidak akan menyesal seperti ini.
Makna Rumah Sebenarnya
Kita sudah mempunyai rumah ayah. Dahulu aku mengira jika rumah adalah tempatku berpulang dari rumah ibadah, main, sekolah, dll. Tetapi sekarang aku sudah mengetahui makna rumah. Rumah bukan hanya tempat berlindung dari badai dan panas tetapi rumah adalah awal kita memulai kehidupan, awal kita belajar tentang dunia luar yang sangat kejam, awalku diajarkan sesuatu yang hebat olheh ayah. Aku berfikir bahwa rumah adalah tempatku mengadu tentang pahitnya dunia luar tentang hari hariku tentang kegembiraanku Tetapi itu hanya angan anganku ayah.
Belajar dari ibu
Kamu tahu ayah? Aku belajar banyak dengan ibu, aku belajar sabar karena dengan marah pun masalah tidak akan selesai, aku belajar tentang kesetiaan walau berkali-kali disakiti tetapi beliau tetap saja memilihmu ayah, bahkan aku belajar menunggu, tak perlu meninggalkan atau mencari pengganti. Menunggu itu sangat penting.
Terima kasih ayah
Aku tidak tahu adakah ruang yang masih tersisa di hati untukmu ayah. Tak perlu ditanya berapa liter air mata terjatuh karenamu. Tetapi terima kasih ayah karenamu aku menjadi wanita yang tangguh, wanita yang mandiri tanpa laki-laki, wanita yang hatinya sudah kebal dengan laki laki dan aku tetap saja menjadi putri kecilmu ayah.
photo credit: Fathers & Dauhters/Vertical Entertainment