Inner child trauma merupakan sekumpulan peristiwa di masa kecil, yang baik atau buruk, dan akhirnya membentuk kepribadian kita sekarang ini. Biasanya, inner child terjadi di alam bawah sadar, yang pada akhirnya akan memengaruhi cara kita bersama atau saat kita merespons suatu masalah.
Dalam acara Festival Pulih by Popbela.com, Jumat (26/11/2021), Dena Rachman banyak bicara soal bagaimana dia belajar dari childhood trauma yang pernah dia rasakan, lewat sesi "Childhood Trauma: Mengurai masalah untuk Kuat di Masa Depan".
Dena mengaku bahwa dia memiliki privilege berada dalam keluarga yang cukup demokratis, sehingga menurutnya dia tak memiliki trauma seperti kekerasan.
"Aku beruntung, karena keluargaku cukup terbuka. Jadi aku bisa bilang aku tak punya trauma seperti kekerasan. Tapi, manusia tidak ada yang sempurna. Mungkin ada beberapa hal yang aku nggak sadar, ternyata itu adalah childhood trauma. Aku akhirnya sadar, saat I was at the lowest point in my life," ujarnya.
Dena kemudian bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang bintang cilik. Pengalamannya mungkin berbeda dengan anak-anak biasanya, karena di masa kecilnya dia sudah bekerja.
"Aku harus syuting, perform, jadi punya kegiatan lain di luar sekolah dan bermain, seperti anak-anak pada umumnya. Jadi aku punya sense of responsibility yang berbeda dari anak-anak biasanya," kata Dena.
"Ini yang diajarkan ke aku, kalau mau punya sesuatu, ya, harus kerja untuk dapat itu. Jadi aku bukan anak yang dimanja. Ini sebenarnya bagus juga. Cuma akhirnya gue jadi berpikir, oh, jadi kalau gue mau mendapatkan yang gue mau, gue harus sukses, nih."
Akhirnya, pandangan sukses itu, menurut Dena, jadi lebih fokus ke hal-hal yang duniawi dan sifatnya ke materi. Namun akhirnya Dena sadar, bahwa mengejar materi nggak akan ada habisnya.
"Belum tentu dengan materi, kita akan bahagia," jelasnya. Kesadaran itu baru ia dapatkan di usia 30 dan akhirnya Dena menemukan apa yang sebenarnya bisa membuat dia merasa bahagia.
Dena mengaku dulu dia tidak pernah menyadari bahwa itu bagian dari inner child trauma. Meski begitu, Dena mengatakan bahwa yang terpenting adalah acceptance dan akhirnya dia pun menjadi lebih bersyukur.
"Dulu gue selalu merasa, kenapa, sih, gue punya keluarga yang nggak seperti teman-teman gue. Ternyata, sekarang gue justru sadar, justru teman-teman gue yang pengen punya keluarga kayak gue, yang loving, dan accepting."
Simak wawancara lengkap bersama Dena Rachman di Festival Pulih di YouTube Popbela.com