Usia 30 tahun merupakan usia yang nggak bisa dibilang masih muda lagi. Banyak yang beranggapan bahwa menjadi lajang di usia 30 membuat kita merasa sedikit diasingkan bahkan mungkin sudah sering mendapat pembicaraan yang kurang menyenangkan mengenai status kita yang lajang. Padahal, orang-orang tersebut nggak tahu betapa kita sangat menginginkan pernikahan dan berumah tangga seperti kebanyakan orang. Namun, jika Tuhan belum mengizinkan, kita nggak bisa menyalahi takdir-Nya.
Siapa bilang kebahagiaanmu hanya seputar pernikahan dan berumah tangga? Banyak hal yang bisa membuatmu bahagia meski lajang di usia 30 tahun. Berikut hal yang harus kamu syukuri berstatus lajang di usia 30 tahun.
Ketika telah menikah apalagi memiliki anak, kesempatan berkarier, bahkan bekerja saja pasti akan banyak pertimbangan. Akan lebih banyak mengorbankan diri sendiri demi orang terkasih.
Bersyukurlah jika kamu berusia 30 tahun dan masih lajang. ini adalah kesempatanmu untuk fokus berkarier mengejar mimpimu. Kelak ketika menikah dan punya anak, kamu nggak akan merasa terganggu atau merasa menyesal terhadap kehidupan dunia kerja jika harus memutuskan menjadi ibu rumah tangga saja karena kamu sudah pernah mencapai semua itu dan fokusmu bisa beralih dengan tenang ke keluarga.
Makin bertambah usia, wajar jika kita menjadi lebih bijaksana. Nggak ada drama lagi dalam kehidupan kita karena di usia 30 tahun ini, kamu sudah memiliki banyak sekali pengalaman. Kamu nggak takut berkata tidak dan nggak begitu memusingkan omongan orang lain. Kamu sadar bahwa hidupmu akan bergantung pada pilihanmu, bukan pilihan atas dorongan orang lain.
Baik dalam sisi karier ataupun kematangan emosi. Keyakinanmu sedang dalam masa puncaknya. Energimu sedang banyak-banyaknya dan kamu jadi lebih berani dalam mengambil risiko, dengan perhitungan matang tentunya.
Menurut Keren Eldad, pelatih hubungan dan pendiri Enthusiasm, di usia tiga puluhan, kita kurang impulsif dan kurang didorong oleh seks. Itu nggak berarti kamu nggak tertarik pada seks, tetapi sekarang kamu memiliki kemampuan untuk menghargai hubungan yang menyenangkan dan tanpa ikatan dengan cara yang mungkin nggak bisa kamu lakukan di usia 20-an.
Bukan pemilih. Kamu nggak punya waktu untuk orang yang belum terlalu kamu kenal. Bagimu, waktu sangatlah berharga. Kecil kemungkinan kamu akan membuang banyak waktu untuk orang-orang yang nggak tepat untukmu.
Kamu sudah tahu mana lelaki yang bisa mengimbangimu dan lebih bijak dalam menetapkan kriteria. Jika di usia 20an mungkin kriteriamu hanya diukur sebatas penampilan dan kekayaan, di usia 30 tahun kamu lebih menghargai pribadi lawan jenis.
Nah ini yang sering sekali banyak diinginkan perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Mereka memiliki waktu untuk diri sendiri dengan traveling lebih sedikit. Jika kamu masih lajang, kamu bebas pergi ke mana pun yang kamu mau dan pastinya akan pulang dengan pengalaman yang luas yang bisa kamu bagikan pada anakmu kelak.
Ada hikmahnya juga belum menikah di usia 30 tahun. Melihat banyak dari temanmu yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, otomatis ketika bertemu atau sharing kamu akan sangat banyak mendapat cerita seputar rumah tangga dan anak. Hal itu bisa kamu jadikan pengalaman dan masukan untuk membangun keluargamu kelak.