Pandemi nyatanya tak hanya berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh manusia, tapi juga pada kualitas kehidupan seksual laki-laki. Stres, depresi, serta kurangnya aktivitas olahraga menambah risiko disfungsi ereksi yang dialami oleh para kaum Adam.
Tak hanya itu, inflamasi yang dialami oleh pasien laki-laki yang terkena COVID-19 atau baru sembuh dari virus corona, menyebabkan hilangnya fungsi endotel yang dapat memicu kakunya pembuluh darah dan terjadinya penurunan aliran darah. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan laki-laki sulit ereksi alias mengalami gangguan disfungsi ereksi.
Lantas apa itu disfungsi ereksi dan bagaimana mengatasinya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
1. Apa itu disfungsi ereksi?
Spesialis Urologi Rumah Sakit Universitas Indonesia, dr. Dyandra Parikesit, BMedSc, Sp.U ditemui dalam ‘Exclusive Media Meeting Bersama TOPGRA’ menjelaskan soal disfungsi ereksi dan penyebabnya.
“Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi pada penis untuk memperoleh hubungan seks yang memuaskan,” jelas dokter Dyandra.
2. Penyebab disfungsi ereksi
Dokter Dyandra mengungkapkan, penyebab disfungsi ereksi dipicu berbagai faktor, mulai dari gangguan pembuluh darah, saraf, hormonal, psikis, adanya penyakit pada penis, trauma, hingga penyebab lainnya yang masih tidak diketahui. Untuk itu, laki-laki yang mengalami disfungsi ereksi sebaiknya berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui apa penyebab pasti ia mengalami gangguan tersebut.
3. Banyak lelaki di Indonesia alami disfungsi ereksi
Di Indonesia sendiri, sebuah penelitian menunjukkan bahwa 35,6% laki-laki di Indonesia mengalami disfungsi ereksi. Selain itu, masih banyak laki-laki yang menganggap tabu dan remeh tentang permasalahan disfungsi ereksi. Bahkan, sebuah survei di Eropa pernah mengungkapkan bahwa hanya 50% laki-laki yang mengetahui tanda dan gejala disfungsi ereksi. Wah, nggak disangka-sangka, ya!
4. Cara mengatasi disfungsi ereksi
Banyak faktor yang menyebabkan laki-laki mengalami disfungsi ereksi. Salah satu cara terbaik untuk mencegah atau menurunkan kemungkinan gangguan ereksi terjadi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Misalnya, rutin berolahraga, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, berhenti merokok, dan menghindari stres akan membantu meningkatkan performa pada laki-laki serta mengurangi risiko terjadinya disfungsi ereksi meski sedang pandemi.
Selain itu, DKT Indonesia sebagai organisasi kesehatan reproduksi terdepan di Indonesia, mempersembahkan sebuah inovasi produk terbaru untuk mengatasi permasalahan disfungsi ereksi saat pandemi berupa TOPGRA, sildenafil sitrat 100mg yang dapat menjadi solusi bagi pengobatan disfungsi ereksi bagi laki-laki di Indonesia.
5. Mengenal TOPGRA, pil yang dapat atasi disfungsi ereksi
Brand Manager TOPGRA, Apt. Rony Syamson, S.Farm mengungkapkan, DKT Indonesia meluncurkan TOPGRA sebagai sebuah inovasi untuk memenuhi kebutuhan akan permasalahan disfungsi ereksi laki-laki, khususnya pada saat pandemi. TOPGRA dapat memberikan efektivitas dan durasi maksimal, teruji secara ilmiah, berkualitas tinggi, namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Mekanisme kerja TOPGRA dengan kandungan utama Sildenafil sitrat 100 mg bekerja menghambat enzim fosfodiesterase-5 (PDE5), perusak enzim siklik guanosin monofosfat (cGMP). Enzim cGMP menyebabkan pelebaran pembuluh darah di area sekitar penis yang bernama korpus kavernosum penis. Dengan pelebaran pembuluh itu, maka darah dapat mengalir ke penis dan menyebabkan pembesaran penis, serta bisa menyebabkan ereksi penis.
“Efektivitas TOPGRA setara dengan efektivitas produk originator yang ditunjukkan dengan uji Bioequivalence, dengan hasil sama-sama menunjukkan reaksi bermakna setelah 30 menit, serta durasi efektivitas yang berlangsung selama 4 hingga 6 jam. Selain itu, produk ini telah melalui uji BPOM RI, serta memberikan efek yang maksimal yang dapat diminum satu jam sebelum berhubungan,” tutur Rony.