KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga sering kali terjadi hanya karena masalah sepele. Seperti, jeleknya komunikasi dengan pasangan dan tidak pandainya mengendalikan emosi. Melalui data Pengadilan Agama tentang penyebab perceraian di Indonesia tahun 2021, sejumlah 4,78% menunjukkan kekerasan dalam rumah tangga menjadi salah satu faktornya.
Walaupun angka tersebut tergolong kecil, kasus kekerasan dalam rumah tangga yang tidak terdata juga banyak terjadi. Kekerasan memang identik dengan perlakukan buruk dari pihak suami kepada istri. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan juga bisa melakukan kekerasan kepada pasangannya. Hal tersebut dibuktikan dari penyelesaian, beberapa surat perceraian menunjukkan penyebabnya adalah pihak istri melakukan kekerasan kepada suami.
Pernikahan yang damai dan bahagia tentu didambakan semua pasangan. Agar lebih hati-hati dan menjaga keharmonisan rumah tangga, melansir dari TheHealthy, berikut 7 tanda pernikahan bisa mengalami KDRT.
1. Pasangan mengambil keputusan tanpa perasaan
Banyak orangtua menasihati tentang hubungan pernikahan yang harus dipertimbangkan dengan matang dan persiapan yang utuh. Di samping itu, setiap pasangan juga harus bisa mengenali dan memahami kepribadian masing-masing. Jangan sampai saat sudah menikah, kita baru tahu sifat pasangan yang suka mengambil keputusan tanpa perasaan.
Perlu diwaspadai, tanda ini bisa menjadi awal seseorang dalam melakukan KDRT, baik suami maupun istri. Sebisa mungkin, pasangan harus bisa belajar mencintai pasangan dengan tulus dan paham kebutuhannya. Dengan begitu, pernikahan terhindar dari perlakuan buruk.
2. Pasangan terlalu mengendalikan
Terlalu protektif dan mengontrol pasangan bisa menjadi tanda seseorang dalam melakukan kekerasan. Pasalnya, dengan mengontrol pasangan, seseorang jadi mudah marah atau khawatir dengan apa yang dilakukannya. Seperti selalu bertanya lokasi, bersama siapa, dan sedang melakukan apa.
Pasangan yang terlalu mengendalikan ingin kamu selalu menuruti kemauannya dan bisa berujung pada kekerasan jika tidak tercapai. Agar tidak berlarut-larut, sebaiknya perbaiki komunikasi pasangan dan coba lebih tegas membicarakan kebutuhan juga tanggung jawab dalam pernikahan.
3. Selalu mempermasalahkan mantan
Tanda hubungan pernikahan bisa KDRT adalah pasangan selalu mempermasalahkan mantan. Walaupun mungkin kamu sudah tidak pernah berhubungan dengan mantan, pasangan yang berpotensi melakukan kekerasan dalam rumah tangga selalu saja mencari kesalahan. Bahkan, mengungkit hal-hal yang tidak masuk akal yang hanya mengutamakan keegoisan dirinya.
4. Pasangan tidak memiliki kehidupan sosial
Bisa jadi, pernikahan mengalami KDRT salah satu faktornya karena suami atau istri tidak memiliki kehidupan sosial. Terutama istri yang tanggung jawabnya mengurus rumah, jauh dari kehidupan sosial membuat dia merasa terkurung. Suami juga bisa, misalnya aktivitasnya hanya bekerja di kantor dan pulang ke rumah.
Mungkin hal ini bukan menjadi masalah besar di awal. Namun, lambat laun pikiran dan perasaan buruk sudah tidak bisa ditampung dengan hanya melakukan aktivitas monoton. Se-introvertnya seseorang, dia juga butuh berkehidupan sosial untuk meregulasi emosinya. Karena tidak memiliki kehidupan sosial bisa menyebabkan perilaku kekerasan, mulai saat ini cobalah aktif dalam kegiatan lingkungan.
5. Rumah tangga terasa menyeramkan
Tak bisa dipungkiri, kekerasan dalam rumah tangga berawal dari komunikasi dan perilaku yang buruk terhadap pasangan. Tentunya tandanya adalah rumah tangga terasa menyeramkan. Rasanya seperti tidak ada kehidupan dan kamu bersama pasangan sudah tidak seharmonis dulu. Sebagai solusi, setiap pasangan harus bisa mengingat kembali tujuan awal pernikahan dan melakukan aktivitas menyenangkan bersama pasangan.
6. Emosi pasangan sulit dikendalikan
Tanda hubungan bisa mengalami KDRT selanjutnya, dilihat dari emosi pasangan yang sulit dikendalikan. Rasanya emosi tidak bisa ditahan dan selalu keluar secara meledak-ledak di hadapan pasangannya. Hal ini bisa menjadi tanda yang paling buruk dan rentan mengalami KDRT. Kalau sudah begini, kamu dan pasangan harus bisa belajar mengelola emosi bersama. Melakukan kegiatan untuk melatih kesabaran juga penting diterapkan.
7. Kamu selalu bingung dan merasa hampa
Hampir sama dengan rumah tangga terasa menyeramkan, tanda hubungan bisa mengalami KDRT adalah jika kamu selalu bingung dan merasa hampa. Karena sikap pasangan yang tidak bisa mengontrol emosi dan terlalu protektif, mungkin membuat seseorang menjadi bertanya tentang semua situasi. Dirinya juga merasa hampa karena apa yang dilakukan tidak sesuai keinginannya.
Kalau sudah merasakan hal tersebut, sebaiknya selesaikan dulu kebingungan dalam perasaanmu, kemudian diskusi bersama pasangan mengenai tujuan pernikahan untuk bisa bertumbuh bersama. Bukan malah menjatuhkan dan mendominasi yang lain. Dengan begitu, hatimu akan terasa lebih lega dan bahagia bersama pasangan.
Itulah tujuh tanda pernikahan bisa mengalami KDRT. Mungkin semua pasangan bisa berpotensi mendapatkan perlakukan kekerasan. Namun, dengan pemahaman yang baik, komitmen yang kuat, dan saking belajar memahami dalam rumah tangga akan membuat pernikahan jadi lebih bahagia. Semoga kamu bisa menjaga keharmonisan bersama pasangan, ya.