20 Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Meluluhkan Pasangan

Cocok untuk menggambarkan perasaanmu pada pasangan

20 Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Meluluhkan Pasangan

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangan. Ada yang menunjukkannya melalui perhatian, memberikan hadiah, atau mengungkapkan perasaannya melalui puisi cinta romantis. Meski terkesan sederhana, terkadang kata-kata mampu meluluhkan hati sehingga pasangan merasa dihargai dan dicintai.

Bela, apakah kamu ingin melakukan hal yang romantis untuk meluluhkan hati pasanganmu? Jika iya, tak ada salahnya kamu mengungkapkannya melalui puisi cinta romantis.

Nah, kali ini Popbela sudah menyiapkan 20 kumpulan puisi cinta romantis untuk meluluhkan pasangan karya sastrawan ternama. Yuk, simak!

1. Aku Ada - Dee Lestari

20 Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Meluluhkan Pasangan

Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku selain hatiku

Dan ombak berderu
Di pantai ini kau slalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggilmu akulah lautan

Ke mana kau s'lalu pulang
Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku

Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Kuingin kutahu engkau ada
Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia

Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu
Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu

Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan
Memeluk pantaimu erat
Jingga di bahumu
Malam di depanmu

Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu aku ada

Puisi cinta yang pertama di atas ditulis oleh Dee Lestari. Dee Lestari merupakan nama pena dari Dewi Lestari yang merupakan seorang penulis yang dikenal lewat buku-buku fiksinya. Selain puisi di atas, karyanya yang terkenal di antaranya Supernova, Perahu Kertas, dan Aroma Karsa. 

2. Aku Ingin - Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

3. Sajak-Sajak Kecil Tentang Cinta - Sapardi Djoko Damono

Mencintai angin
harus menjadi siut

Mencintai air
harus menjadi ricik

Mencintai gunung
harus menjadi terjal

Mencintai api
harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala
harus menebas jarak

Mencintai-Mu
harus menjelma aku

Sapardi Djoko Damono memang penyair Indonesia yang dikenal dengan puisi-puisi cintanya yang romantis. Karyanya bahkan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Beberapa puisi yang paling terkenal di antaranya berjudul "Aku Ingin", "Hujan Bulan Juni", dan "Pada Suatu Hari Nanti."

4. Sajak Puisi - Mustofa Bisri

Cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya
Cinta Romeo kepada Juliet si Majnun Qais kepada Laila belum apa-apa
Temu pisah kita lebih bermakna
Dibandingkan temu-pisah Yusuf dan Zulaikha
Rindu-dendam kita melebihi rindu-dendam Adam dan Hawa

Aku adalah ombak samuderamu
Yang lari datang bagimu
Hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu
Aku adalah wangi bungamu
Luka berdarah-darah durimu
Semilir bagai badai anginmu

Aku adalah kicau burungmu
Kabut puncak gunungmu
Tuah tenungmu
Aku adalah titik-titik hurufmu
Kata-kata maknamu

Aku adalah sinar silau panasmu
Dan bayang-bayang hangat mentarimu
Bumi pasrah langitmu

Aku adalah jasad ruhmu
Fayakun kunmu

Aku adalah a-k-u
k-a-u
mu

Populer dengan nama Gus Mus, Mustofa Bisri merupakan seorang pemuka agama sekaligus sastrawan ternama. Selain menulis karya sastra, Gus Mus juga menulis berbagai buku nonfiksi mengenai Islam. Sementara buku kumpulan puisi yang pernah diterbitkannya berjudul Aku Manusia. 

5. Peluklah Aku dengan Ketabahanmu – Boy Chandra

Aku masih bersedia,
menyediakan diri untuk mencintaimu
Tetaplah menetap di hatiku, 
sebab hidup akan jauh lebih baik berjalan menujumu.

Menatap matamu,
sudah membuat duniaku penuh dengan rindu,
apalagi jikalau memilikimu seusia hidupku,
tentu akan lebih indah dari itu.

Peluk tubuhku,
tabahlah berjuang bersamaku.

Nama Boy Candra tentu tak asing bagi anak muda masa kini. Sebab, berbagai karyanya termasuk puisi cinta di atas digemari anak muda masa kini. Selain puisi, novel romantis Boy Candra yang bisa kamu baca adalah Origami Hati, Dongeng-Dongeng yang Tak Utuh, dan Setelah Hujan Reda. 

6. Ketika Ada yang Bertanya Tentang Cinta - Aan Mansyur

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta
Kau melihat langit membentang lapang
Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,
Aku melihat nasib manusia
Terkutuk hidup di bumi
Bersama jangkauan lengan mereka yang pendek
Dan kemauan mereka yang panjang

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,
Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
Dari mata peluru para pemburu

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri

Ketika ada yang bertanya tentang cinta,
Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata
Atau cukup ketidaksempurnaan kita?

7. Kerinduan - Khalil Gibran

Merenda sebuah tali kasih
Kusimpul menjadi satu hati
Gambaran jiwa yang terluka
Bagai langit meratap sendu
Kala bias cinta menghilang
Sakit itu pun datang tanpa permisi
Rembulan tak menyisakan senyum.
Bersama malam, kudekap lirih arti kerinduan

Puisi cinta di atas datang dari penyair dunia yang juga terkenal dengan karya-karya romantisnya. Ia adalah Kahlil Gibran, seniman, penyair, dan penulis yang lahir di Lebanon. Meski telah tiada, karya-karyanya masih terus dinikmati sampai saat ini. 

8. Kangen - W.S Rendra

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

Kau tak akan mengerti segala lukaku
karena cinta telah sembunyikan pisaunya

Membayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi

Itulah berarti
aku tungku tanpa api.

9. Surat Cinta - W.S Rendra

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib.
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!

Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku!

Willibrordus Surendra Broto Rendra atau dikenal dengan WS Rendra merupakan seorang seniman yang berbakat dalam menulis puisi, cerpen, dan drama. Puisi cinta di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak karyanya. Buku kumpulan puisi yang pernah diterbitkannya antara lain berjudul Balada Orang-Orang Tercinta dan Blues untuk Bonie. 

10. Hanya - Sapardi Djoko Damono

Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kau lihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana

Hanya desir angin yang kau rasa
dan tak pernah kau lihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu

Hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kau lihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu

11. Taman Dunia - Asrul Sani

Kau masukkan aku ke dalam taman- dunia, kekasihku !
kau pimpin jariku, kau tunjukkan bunga tertawa, kuntum tersenyum.
kau tundukkan huluku tegak, mencium wangi tersembunyi sepi.
Kau gemalaikan di pipiku rindu daun beldu melunak lemah.

Tercengang aku takjub, terdiam.
berbisik engkau:
"Taman swarga, taman swarga mutiara rupa".

Engkau pun lenyap.

Termanggu aku gilakan rupa.

Penulis puisi di atas adalah seorang sastrawan, penulis skenario, dan sutradara bernama Asrul Sani. Ia dikenal sebagai pelopor angkatan 45 dalam dunia sastra. Bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, Asrul Sani menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Tiga Menguak Takdir.

12. Sajak Putih – Chairil Anwar

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah

13. Aku Tengah Menantimu - Sapardi Djoko Damono

Di pucuk kemarau yang mulai gundul itu
Berapa Juni saja menguncup dalam diriku dan kemudian layu
Yang telah hati-hati kucatat, tapi diam-diam terlepas
Awan-awan kecil melintas di atas jembatan itu, aku menantimu

Musim telah mengembun di antara bulu-bulu mataku
Kudengar berulang suara gelombang udara memecah
Nafsu dan gairah telanjang di sini, bintang-bintang gelisah
Telah rontok kemarau-kemarau yang tipis; ada yang mendadak sepi

Di tengah riuh bunga randu alas dan kembang turi aku pun menanti
Barangkali semakin jarang awan-awan melintas di sana
Dan tak ada, kau pun, yang merasa ditunggu begitu lama
Dibaca, diresapi, sungguh bisa memulihkan perasaan.

14. Cintaku Jauh di Pulau - Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar angin membantu/laut terang, tapi terasaaku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju. Ajal bertakhta, sambil berkata: "Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama 'kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu. Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau, kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri. 

Chairil Anwar merupakan penyair yang namanya tak akan pernah mati dalam puisi Indonesia. Ia juga merupakan pelopor angkatan 45. Sampai dengan akhir hayatnya, Chairil Anwar menulis puisi cinta di atas dan beberapa sajak di antaranya "Derai-Derai Cemara", dan "Aku Berada Kembali".

15. Episode - W.S Rendra

Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya.

Pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.

Angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran.

Tiba-tiba ia bertanya:

“Mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka?”

Aku hanya tertawa.

Lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku.

Sementara itu aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.

16. Tapi - Sutardji Calzoum Bachri

aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah ! 

Dikenal dengan kredo puisinya, Sutardji Calzoum Bachri merupakan penyair kontemporer yang terkenal di Indonesia. Ia dijuluki sebagai presiden penyair Indonesia dan menjadi pelopor penyair angkatan 70-an. Pembacaan puisinya yang unik dan karyanya yang berbeda menjadi ciri khas seorang Sutardji Calzoum Bachri. 

17. Perjalanan Pulang - Joko Pinurbo

Ah padang pasir.
Panasmu ingin menghanguskan perkemahan.
Kau pikir para pengungsi mau dilumat kelaparan?
Lihatlah, sungai itu tetap saja hijau.

Kematian dienyahkan ke bukit-bukit karang,
kanak-kanak bermain terompet di lubang persembunyian.
Katakan pada ibu, si buyung mau lebih lama merantau.

Rumah itu mungkin akan selalu menanyakan kepulangan,
pintu-pintu minta kiriman kisah petualangan.
Aduh sayang, jarak itu sebenarnya tak pernah ada.
Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan. 

Penikmat puisi tentu sudah tak asing lagi dengan nama Joko Pinurbo. Ia merupakan seorang penyair yang dikenal karya-karyanya nyeleneh dan unik. Beberapa judul karyanya adalah "Di Bawah Kibaran Sarung" dan "Srimenanti". 

18. Cinta yang Agung - Kahlil Gibran

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh

19. Barangkali Telah Kuseka Namamu - Goenawan Mohamad

Barangkali telah kuseka namamu
dengan sol sepatu
Seperti dalam perang yang lalu
kauseka namaku

Barangkali kau telah menyeka bukan namaku
Barangkali aku telah menyeka bukan namamu
Barangkali kita malah tak pernah di sini
Hanya hutan, jauh di selatan, hujan pagi

Goenawan Mohamad atau dikenal sebagai GM merupakan seorang wartawan sekaligus budayawan. Ia merupakan salah satu pendiri majalah Tempo yang gemar menulis puisi dan esai. Karya puisi dan esainya yang melimpah membuatnya menjadi salah satu tokoh sastra Indonesia yang berpengaruh. 

20. Tidak ada New York Hari Ini - Aan Mansyur

Tidak ada New York hari ini.

Tidak ada New York kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.

Kupeluk tubuh sendiri.

Dan cinta-kau tak ingin aku
mematikan mata lampu.
Jendela terbuka
dan masa lampau
memasukiku sebagai angin.

Meriang. Meriang. Aku meriang.

Kau yang panas di kening.

Kau yang dingin di kenang.

Nah, puisi cinta yang terakhir di atas merupakan karya dari Aan Mansyur. Ia merupakan seorang penulis puisi dan cerpen yang kebanyakan bergenre romantis. Kumpulan puisi lainnya di antaranya berjudul Kukila dan Melihat Api Bekerja. 

Itulah 20 puisi cinta romantis untuk meluluhkan pasangan karya sastrawan ternama. Ada yang paling pas menggambarkan perasaanmu saat ini, Bela?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved