Penolakan memang suatu hal yang menyakitkan, maka dari itu banyak orang yang susah untuk menceritakannya. Hal itu tentunya juga berlaku bagi seorang pria. Mereka memiliki ego yang tinggi sehingga akan jarang membagikan kisah cintanya terutama saat ia ditolak. Bagi mereka ditolak perempuan adalah hal yang paling memalukan dan membuat mereka susah untuk membuka hati lagi.
Melansir dari The Talko, ternyata ada lho beberapa pria yang mau terbuka dan membagikan cerita saat ia ditolak. Biar lebih bisa memahami perasaan mereka, simak curhatan mereka berikut ini, yuk!
1. Lagu cinta yang kamu berikan
Aku saat itu lagi naksir dengan seorang perempuan. Suatu hari dia memberiku CD dan memberitahukan dia ingin tahu apa yang aku pikirkan setelah mendengarkannya. CD itu berisikan lagu-lagu cinta. Hari berikutnya dia bertanya apa yang kupikirkan. Aku mengatakan itu sangat bagus dan aku merasa seperti benar-benar memahami artinya. Dia kemudian berkata, "Oh, senang kalau begitu. Aku hanya ingin seorang teman untuk mendengarkannya sebelum aku memberikannya kepada Jackie."
Ini memang bukan sebuah penolakan, tetapi rasanya sama menyakitkannya dengan penolakan. Mungkin aku memang keliru memahami sikap itu karena pada akhirnya akulah yang sakit hati. Dia pasti berpikir kalau orang yang ditaksirnya juga akan senang mendengarkan CD itu. Aku hanyalah sebagai orang pertama yang mendengarkannya, bukan menjadi orang pertama yang bisa merebut hatinya. Sungguh tragis.
2. Teman yang berkhianat
Aku menyukai perempuan ini sejak lama dan seorang teman meyakinkanku untuk mengajaknya kencan. Saat aku mengajak perempuan itu pergi, dia menolaknya seperti yang aku takutkan. Tetapi hari berikutnya, saat temanku mengajaknya kencan, dia malah menyetujuinya. Jadi bukan aku saja yang ditolak, tetapi aku harus melihat temanku dan perempuan yang kusukai menjadi pasangan. Ini patah hatiku untuk pertama kalinya.
Bukan hanya rasa sakit karena ditolak seorang perempuan, tetapi aku juga menemukan teman yang berkhianat. Buruknya lagi mereka berkencan selama 4 tahun dan akhirnya putus. Mari berdoa semoga temanku bisa menemukan seseorang yang mau menjadi teman atau bahkan pacarnya.
3. Penolakan pertama
Aku akhirnya memiliki keberanian untuk mengajaknya kencan pada hari Sabtu. Aku berdandan semaksimal mungkin untuk datang ke rumahnya. Aku mulai ragu-ragu, menarik napas dalam-dalam, dan mengetuk pintu perlahan. Dia kemudian membuka pintu dan menatap wajahku dengan canggung. Kemudian dia berkata tidak, menutup pintunya, dan meninggalkanku. Saat aku pergi ke sekolah pada hari Senin, semua orang menertawakanku. Ternyata saat aku mencoba mengajaknya berkencan, ada kakek-neneknya duduk di dekat pintu. Mereka heran dengan anak laki-laki yang berpakaian aneh berusia 9 tahun mengajak cucu perempuannya berkencan. Sejak itu aku dan dia tidak pernah berbicara lagi.
Mungkin kalian berpikir aku masih terlalu kecil untuk mengerti cinta dan mungkin saja aku bisa melupakan kejadian ini. Padahal penolakan yang paling menakutkan adalah saat kita masih kecil karena hati kita masih suci dan belum pernah merasakan sakit hati yang seberat itu. Pria kecil yang ditolak ini tentu tidak akan bisa melupakan sakit hati itu selama bertahun-tahun.
4. Belajar menjadi dewasa
Saat aku masih SMP, aku pergi ke sebuah pesta ketika umurku 17 tahun. Waktu itu aku menyukai seorang perempuan, sebut saja Julia. Kami dari dulu sudah sering bertemu berdua, dia pun tahu aku menyukainya, dan kami saling memberikan perhatian. Tapi aku hanya berpikir kalau cara itu bisa membuatnya tetap bertahan bersamaku.
Setelah pesta itu selesai, aku masuk ke dalam mobil bersama temanku. Mobil yang aku pakirkan berhadapan dengan garasi rumah. Kulihat Julia muncul bersama lelaki yang tidak kusukai bernama Joey. Mereka mulai bermesraan dan Julia terlihat senang bersamanya. Temanku yang melihatnya langsung memegang pintu mobil seakan mau keluar, tetapi aku menghentikannya. Aku berkata bahwa itu tak adil karena aku memang tidak memilikinya dan dia berhak untuk melakukan apa yang dia inginkan. Aku hanya ingin menjadi dewasa dan tidak egois.
5. Nomor kedaluwarsa
Saat kelas 9, ada seorang perempuan yang sangat kusukai sejak lama. Pada suatu hari aku memberanikan diri mengajaknya kencan. Ini adalah pertama kalinya aku mengajak seorang perempuan kencan. Dia memberiku sebuah nomor yang katanya bisa dihubungi dan aku lega dia menyetujui ajakanku. Pada malam harinya, aku menelepon dan ternyata dia memberikan nomor yang sudah kadaluarsa. Hari berikutnya aku datang ke sekolah dan mencoba berbicara dengannya. Sebaliknya dia hanya menertawakanku bersama teman-temannya.
Padahal dia bisa saja berlaku sopan seperti berkata, "Tidak, terima kasih." Tapi dia hanya mempermalukanku dan membuatku sakit hati. Ditolak memang menyakitkan, tetapi ditolak yang lebih menyakitkan itu saat ditertawakan oleh orang yang kamu sukai. Sampai saat ini aku belum berani mengajak seorang perempuan untuk berkencan lagi.
6. Serba salah
Penolakan menyakitkan yang pernah aku rasakan adalah saat aku bersama dengan seorang perempuan yang sudah kukenal lebih dari 3 tahun. Aku hanya mengajaknya makan siang sekaligus menghiburnya karena dia baru saja dipecat 2 bulan sebelumnya. Saat suasana mulai membaik dan aku menyatakan perasaan, dia malah menangis dan berkata dia tidak bisa mempercayaiku karena menurutnya semua laki-laki sama saja. Aku bahkan tidak keberatan saat dia berkata tidak untuk menolakku, namun sebaliknya dia malah menangis semakin keras.
Bisakah kamu merasakan posisiku sekarang? Aku tahu dia memang lagi sakit hati, tapi menganggap semua orang itu sama jahatnya adalah hal yang tidak masuk akal. Apalagi yang kulakukan bukanlah suatu kesalahan. Sampai saat ini aku masih trauma.
7. 3 tahun yang sia-sia
Aku memiliki pacar yang sudah menjalin hubungan bersamaku selama 3 tahun. Namun saat aku mengajaknya menikah, ia menolak dan beralasan untuk fokus pada kariernya. Aku memaklumi hal itu sampai aku tahu ternyata dia berkencan dengan pria lain. Yang aku sesalkan mengapa ia menyia-nyiakan hubungan serius ini. Aku yang menghabiskan waktu banyak bersamanya tetapi ajakanku menikah malah ditolaknya.
Dia tidak hanya menolakku tetapi juga merusak tiga tahun kami hanya untuk "bersenang-senang." Sementara aku yang sudah merencanakan dan berpikir untuk menghabiskan sisa hidupnya bersamanya, dia hanya bersenang-senang dan tidak menganggapnya serius. Bisakah kamu bayangkan betapa hancurnya harga diriku? Bisa saja dia menemukan seorang pria dengan karier yang tinggi dan bergengsi, namun apakah dia bisa senang pria itu seperti 3 tahun lalu kami? Mungkin baginya pria yang berkarier bagus hanya bisa menyenangkannya sesaat saja.
Nah, itu dia beberapa pengalaman cinta ditolak yang dialami oleh seorang pria. Apakah kamu sudah cukup baper membacanya?