Siapa yang tidak pernah bermimpi dalam hidupnya? Pasti semua orang pernah bermimpi dan punya impian. Sama halnya seperti kita yang memimpikan seorang kekasih yang sempurna. Terkadang, pernah nggak kamu ngerasa keinginanmu terlalu berlebihan? Tapi bagaimana jika akhirnya kita mendapatkan impian kita, ya si dia yang sempurna!
1. Memendam Rasa
Dia yang aku puja, seorang sahabat. Diam-diam, aku jatuh cinta dengannya. Tak pernah ku sangka akan menyimpan perasaan itu kepadanya. Aku diam-diam jatuh cinta dan kagum padanya. Dalam persahabatan ini, sering sekali juga aku tersakiti. Dia sering bercerita tentang masalahnya dan pacarnya, dan aku sebagai sahabat yang baik harus mendengarkannya. Sampai suatu ketika, saat rasa itu sudah tak mampu ku pendam lagi, aku pergi dan mengungkapkannya kepadanya. Dia pria sejati, dan aku tahu dia pasti akan menolakku dan mempertahankan hubungan persahabatan kami.
2. Aku Melepaskannya
Hingga suatu ketika aku memutuskan untuk benar – benar pergi menjauh darinya dan memutuskan semua hubungan komunikasi dengannya. Tapi tetap saja, aku dan dia selalu dipertemukan. Kami bertemu saat bersama–sama mengumpulkan laporan pengabdian di kampus. Dia memintaku untuk pulang bersamanya. Saat itu jantungku sungguh berdegup kencang, ingin aku memeluknya dan menangis di pelukannya, mengatakan sungguh aku tidak bisa tanpa dirinya.
3. Dia Bilang Aku Pelipur Lara
Saat itu dia lagi dalam keadaan kurang baik, namun dia mengatakan aku adalah obatnya. Sungguh aku tidak mengerti maksud ucapannya itu. Tibalah kami kepada sebuah tempat yang menjadi saksi cinta kami. Di situ dia mengungkapkan rasa cintanya kepadaku yang sebenarnya. Ternyata dia sudah memendam rasa seperti yang aku rasakan selama ini.
4. Mimpi yang Nyata
Sungguh mimpiku jadi kenyataan! Aku menangis kesal melihat dirinya. Mengapa dia begitu tega membiarkanku menderita memendam rasa cinta kepadanya. Namun aku mengerti alasannya, saat itu dia masih memiliki pacar dan dia tidak ingin menduakan kekasihnya, karena dia memang pria sejati.
5. Ia Menerima Aku yang Tak Bisa Mengandung
Dia memang pria yang sempurna bagiku, aku yang tidak sempurna. Suatu ketika aku terdiagnosa sebuah penyakit yang menyebabkan aku tidak bisa hamil. Aku menangis di hadapannya dan menceritakan penyakitku itu. Namun, dia memelukku dengan kehangatannya dan mengatakan, “cinta yang sesungguhnya tidak hanya menerima kelebihan pasangannya, tetapi juga menerima kekurangan pasangan dan kamu adalah kelebihan yang bisa menutupi kekuranganku." Perkataannya membuat aku percaya bahwa cintanya tulus bagiku. Dan tidak lupa aku mengucap syukur pada Tuhan.
Bela, cinta tidak hanya menerima kelebihan, tetapi juga kekurangan pasangan kita. Kini kalian tahu kan bahwa sebuah pertemuan adalah takdir Tuhan.