Kasus bertemakan pelakor atau 'perebut laki orang' semakin memenuhi timeline media sosial kita. Baik itu yang berupa sebuah cerita dari akun pribadi, maupun dari akun media massa. Ada yang berupa cerita dengan foto, ada pula yang dilengkapi dengan video di mana seorang wanita bertengkar dengan wanita lain yang dianggap sebagai selingkuhannya.
Namun melihat semua kasus pelakor atau perselingkuhan ini, kebanyakan wanita sebagai pasangan dari pria menyalahkan wanita yang disebut sebagai orang ketiga. Seakan sebab perselingkuhan itu berasal dari si pelakor itu. Faktanya, it takes two to tango. Perselingkuhan itu nggak akan terjadi jika sang pria nggak membiarkan dirinya untuk terlibat. Tapi mengapa wanita sering menyalahkan pelakor, bukan pasangannya?
1. Gagal memertahankan hubungan
"Kita selalu merasa kalau wanita bertanggung jawab memelihara hubungan," ujar Helen Fisher, PhD, biological anthropologist and senior research di Kinsey Institute, melansir dari Cosmopolitan. “Ketika sebuah hubungan berakhir, manusia punya kecenderungan alami untuk meyakini kalau wanita nggak berhasil menjaga hubungan itu." Berdasarkan teori ini, wanita menjadi korban dan pelaku di saat yang sama.
2. Merasa 'aman' saat melampiaskan kekecewaan
Di sisi lain, mengapa wanita nggak bisa menyalahkan pasangannya karena telah berselingkuh? Menurut beberapa psikolog, wanita lebih mudah melampiaskan ketakutannya pada wanita lain dalam kondisi penuh emosi (perselingkuhan) itu. Juga, ada rasa lebih aman untuk menyalahkan wanita pelakor daripada pasangan karena rasa cinta itu masih ada. "Wanita enggan berhadapan dengan kemungkinan putus dan menjadi single, yang bisa sangat menyeramkan untuk dialami," ujar psikolog klinis Brandy Engler, PsyD.
3. 'Silau' dengan karisma pasangan
Hal lain yang membuat pria bebas dari kesalahan itu karena karisma yang ia miliki. Beberapa pria dengan citra baik selalu mendapat pengecualian untuk disalahkan atas perselingkuhan yang ia lakukan. Rasa cinta pasangan padanya mengalahkan keinginannya untuk menegur sang pria. Kalaupun menyalahkan pasangannya, banyak wanita yang kemudian memaafkannya tanpa memikirkan konsekuensi ‘jatuh di lubang yang sama’ di waktu mendatang.
Nggak ada satu orang pun yang ingin merasakan pengkhianatan dalam hubungannya. Namun saat ini terjadi, bijak dalam bersikap. Sebab perselingkuhan dapat terjadi nggak hanya hadirnya pihak ketiga dalam hubungan atau pasangan yang nggak bisa berkomitmen, tetapi siapa tahu secara nggak sadar kita juga terlibat dalam hubungan terlarang tersebut.