Istilah "love bombing" mungkin masih cukup awam bagi banyak orang, namun fenomena ini sebenarnya bukan hal baru.
Love bombing biasanya ditandai dengan memberikan perhatian, kekaguman, dan kasih sayang yang berlebihan dengan tujuan memanipulasi hubungan.
Pada awalnya, semua mungkin tampak sempurna, kamu merasa istimewa, dibutuhkan, dicintai, dan juga merasa berharga. Namun setelah beberapa lama, hal itu bisa terasa berbeda dan justru malah membuat hubungan menjadi toxic.
Dalam rangkaian acara Festival Pulih by Popbela.com, psikolog klinis Inez Kristanti, banyak menjelaskan tentang love bombing dalam sesi bertema "Love Bombing & Toxic Relationship: Kenali dan Hadapi", Sabtu (27/11/2021).
Simak di bawah ini, yuk!
Berbahaya karena manipulasi
Menurut Inez, love bombing biasanya terjadi di awal hubungan. Contohnya, ketika di awal-awal hubungan saat sedang merasa berbunga-bunga, orang yang melakukan love bombing akan memberikan segala macam perhatian bahkan langsung mengungkapkan cinta padahal hubungan baru saja terjalin.
"Love bombing ini bisa menjadi berbahaya ketika akhirnya berujung ke manipulasi. Kalau misalnya semua perhatian yang diberikan adalah untuk mendapatkan kontrol dari hubungan, itu bisa menjadi bentuk manipulasi," katanya.
Refleksi diri itu penting
"Kita juga harus lihat, apakah orang ini konsisten. Apakah kebaikan atau cinta yang diberikan itu hanya di awal? Apakah dia baik, karena menginginkan sesuatu? Walaupun kita lagi berbunga-bunga, kita harus berpikir, ini realistis nggak? Masa baru satu hari, sudah bilang cinta. Baru kenal, tapi langsung bilang kamulah satu-satunya, kamulah masa depanku?" tutur Inez.
Simak wawancara lengkap bersama Inez Kristanti di Festival Pulih di YouTube Popbela.com.