Cinta dan nafsu itu beda. Nah, kalau kamu penasaran apa itu cinta yang sebenarnya? Berikut tanda cinta yang serius.
1. Kalian tahu selagi hubungan kalian belum sah, masih ada garis batas yang tidak boleh dilanggar.
Hubungan yang baik memang membutuhkan keterbukaan, namun bukan berarti keterbukaan tanpa batas. Budaya memberikan “segalanya” sebagai tanda cinta sepertinya sudah merasuki Indonesia, bahkan pada kaum remaja. Terbukti sering kita dengar kasus berawal dari pacaran akhirnya berujung pada “kecelakaan”.
Batas-batas yang dilanggar dapat berdampak panjang, “kecelakaan” yang diakibatkan oleh hubungan kelewat batas tidak hanya merugikan keluarga tapi juga negara. Ironis melihat anak hasil hubungan-hubungan itu berujung pada aborsi atau memiliki orangtua yang belum siap mental dan finansial untuk menjadi orangtua. Kadang hal seperti ini turut menyumbang angka kemiskinan negara.
2. Kalian tahu bahwa cinta tak perlu banyak publikasi. Kasih sayang dalam doa di sepertiga malam jauh lebih romantis daripada caption dan selfie berdua di media sosial.
Memperlihatkan hubungan pada orang-orang di media sosial sepertinya sudah menjadi hal lumrah. Namun, hubungan dengan publikasi dikalangan remaja saat ini terkadang hanya untuk menunjukkan pacarnya yang rupawan, atau untuk memperlihatkan pada orang-orang bahwa ia sudah tak “jomblo” lagi.
Sebenarnya ada juga yang mem-publish di media sosial tanpa tujuan-tujuan tertentu. Namun bukankah lebih indah kalau cinta hanya kalian berdua dan keluarga yang tahu dan tidak mengundang fitnah? Cobalah mendoakan “dia” di malam hari. Rasanya akan lebih menyenangkan.
3. Kalian tahu bahwa cinta tak sekadar tentang materi dan malam mingguan. Cinta yang mengalir ditemani kesederhanaan adalah yang terbaik.
Sah-sah saja jalan berdua, membeli cokelat Valentine, dinner, atau shopping bersama seperti hal yang biasa dilakukan remaja sekarang. Namun jangan sampai hubungan terpatok pada materi. Ironisnya, ada orang yang berpura-pura kaya demi mendapat pacar, ada juga beberapa perempuan yang menetapkan standar materi tinggi untuk pasangannya. Hingga hari ini kita mengenal istilah “Perempuan Matre”.
Disadari atau tidak, kesederhanaanlah yang memperkuat rasa. Laki-laki dan perempuan yang baik tidak akan tergiur saat banyak materi dan tidak akan pergi ketika pasangannya berkekurangan.
Kadang “seni” dalam hubungan adalah ketika dua orang merintis segalanya dari awal termasuk dalam hal finansial. Jika hubungan tidak terpaku pada materi, kita tidak akan mendengar berita orang mencuri demi terlihat kaya didepan pasangan.
4. Kalian tahu bahwa cinta bukan hanya tentang dua pribadi. Tapi juga tentang dua keluarga besar yang berharap banyak.
Cinta yang indah pasti melibatkan keluarga, bukan hanya tentang “Dunia milik kita berdua saja”. Ada pepatah “Lelaki yang baik mendatangi ayahnya dulu sebelum putrinya”. Kalau bertemu ayah pasangan saja kabur, “nanti mau dibawa ke mana”? Hehehe.
Kalau mengingat ada keluarga di belakang yang sangat berharap pada kalian, pasti kalian akan bersungguh-sungguh dalam hubungan dan saling “menjaga”. Namun hingga sekarang, masih ada saja kasus hubungan “backstreet”.
5. Kalian tahu cinta yang akan menjadi masa depan butuh biaya. Karena itu kalian bekerja keras dan mendewasakan diri.
Di poin ketiga, materi memang bukan yang utama, yang dimaksud biaya di sini adalah biaya untuk kehidupan kalian di masa depan, bukan materi yang hanya untuk gengsi. Dengan kata-kata cinta saja tidak cukup untuk menjamin hidup berdua. Hubungan yang akan menjadi masa depan butuh “modal” dan kebutuhan selalu ada.
Oleh karena itu kalian bekerja keras, saling membantu, dan mendewasakan diri, tidak merengek-rengek untuk hal yang tidak bermanfaat. Fokus dan tidak terjerumus dalam hal yang aneh-aneh.
6. Kalian tahu cinta penuh perbedaan, namun bukan alasan untuk tidak saling mendukung dan melengkapi.
Perbedaan diantara dua orang itu biasa, yang tidak biasa adalah yang bisa mengganti perbedaan-perbedaan itu menjadi sesuatu yang memperkuat rasa. Oleh karena itu ada kalimat “Pasangan terbaik adalah yang tidak selalu bersepakat denganmu, yang menantang cara berpikirmu, dan membawamu ke pemahaman yang kebih dalam”. (Bernard Batubara).
Nah, jadi yang mana cintamu? Apakah yang akan serius menjadi masa depan atau hanya sekadar mengikuti gengsi semata? Semoga sukses dengan hubungan kalian yang baik.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan pada laman IDN Times dengan judul "Cinta yang Serius vs. Sekadar Nafsu Itu Tak Sama. Ini Lho Tanda-tandanya!"