Kematangan emosional diartikan sebagai kemampuan untuk merasakan, mengatur, dan memproses emosi yang dirasakan oleh seseorang. Seseorang yang memiliki kematangan emosional juga mampu mengkomunikasikan emosi tersebut secara efektif dengan pikiran terbuka untuk perspektif yang berbeda.
Melansir wellandgood, kematangan emosional sendiri terdiri dari dua komponen penting.
Yang pertama adalah memahami bagaimana perasaan diri sendiri yang sebenarnya, dan penyebab munculnya perasaan tersebut. Lalu yang kedua adalah, dapat berbicara dengan pasangannya tentang apa yang dirasakan, tanpa perlu menyalahkan.
Pada intinya, kematangan emosional mencerminkan kemampuan untuk introspeksi dan berkomunikasi dengan pasangan. Komponen-komponen inilah yang menjadi sebuah kunci keberhasilan sebuah hubungan.
Lalu, apa saja tanda seseorang yang punya kematangan emosional yang baik? Simak 6 tandanya di bawah ini, ya!
1. Selalu menarik napas dalam sebelum menanggapi topik yang sensitif.
Kita nggak bisa mengendalikan semua hal yang ada di dunia ini, tapi ada satu hal mutlak yang bisa kita kendalikan, yaitu bagaimana kita merespons atau menanggapi berbagai hal dan situasi.
Seseorang yang memiliki kematangan emosional yang baik akan mengambil napas dalam sebelum menanggapi situasi tegang. Hal ini bisa membantu diri lebih rileks, sehingga mampu menanggapi hal tersebut dengan pikiran yang jernih.
"Jika seseorang menarik napas, itu berarti dia sedang memeriksa dirinya sendiri,” kata terapis seks Jacqueline Mendez.
Ia juga menambahkan bahwa dengan menarik napas dalam, berarti seseorang sedang mempertimbangkan responsnya terhadap berbagai situasi, serta mempertimbangkan cara terbaik untuk mengkomunikasikannya dengan jujur ​​dan diplomatis.
Seorang pakar hubungan, Chautè Thompson, pun menambahkan, kemampuan untuk melakukan percakapan yang sulit dengan tingkat ketenangan, akuntabilitas, dan rasa hormat juga merupakan salah satu tanda kematangan emosional.
2. Selalu melatih kejujuran.
Kejujuran sebenarnya merupakan salah satu indikator dari kematangan emosional yang baik, walaupun terkadang kejujuran akan terasa menyakitkan.
Alih-alih berbohong karena takut mengatakan yang sebenarnya, orang yang matang secara emosional akan dengan penuh kasih mengungkapkan apa yang mereka cari, dan apa yang ingin mereka berikan atau tidak bisa berikan.
Di sisi lain, kalau kamu mendengar pasanganmu jujur tentang perasaannya, alih-alih menyalahkan perasaan mereka, respons yang matang secara emosional adalah dengan mengungkapkan rasa terima kasih atas kejujurannya, walaupun mungkin kejujurannya tersebut menyakitimu.
3. Dapat berempati dan mempertimbangkan situasi melalui perspektif yang berbeda.
Orang yang belum matang secara emosional biasanya cenderung hanya melihat sesuatu dari satu perspektif saja, yaitu perspektif miliknya.
Chautè mengatakan, seseorang yang memiliki kematangan emosional yang baik mampu melihat sesuatu dari perspektif lain, serta menggunakan persepsi yang lebih luas, karena dia menganggap hal tersebut sebagai peluang untuk perbaikan dan pengembangan diri.
Misalkan, jika kamu mengetahui bahwa pasanganmu sedang mengalami hari yang buruk dan merasa membutuhkan waktu sendiri, kamu akan mengerti bahwa dia perlu mengisi ulang energinya, dan nggak akan membuatnya merasa bersalah karena meminta ruang untuk sendiri.
4. Mampu berbagi perspektif dan perasaannya dengan penuh welas asih.
Menurut Jacqueline, tujuan seseorang menyampaikan perspektif dan perasaannya adalah untuk merasa terhubung dengan orang lain, termasuk untuk menghormati pengalamannya sendiri.
Terkadang, menyampaikan perspektif dan perasaan terasa sulit karena dianggap merupakan sebuah kerentanan.
Tetapi, ketika seseorang punya kematangan emosional yang baik, dia akan berani untuk menjadi rentan saat melakukan hal tersebut, karena dia yakin, dia punya cukup rasa welas asih untuk dirinya sendiri saat menghadapi kerentanan tersebut.
Chautè juga menambahkan, seseorang yang punya kematangan emosional yang baik nggak akan memberikan penghakiman pada dirinya sendiri saat ia menyampaikan perspektif dan perasaannya.
Justru ia akan sangat menghargai apa pun yang ia rasakan, terlepas dari respons yang diberikan orang lain, termasuk pasangannya sendiri.
5. Bertanggung jawab atas perasaan mereka.
Kita semua punya tanggung jawab atas bagaimana kita merespons atau bereaksi terhadap situasi tertentu. Itulah sebabnya Jacqueline mengatakan bahwa bertanggung jawab atas emosi yang kita miliki adalah sebuah indikator kematangan emosional yang baik.
Saat menjelaskan dan menyatakan perasaan mereka, orang yang matang secara emosional akan menghindari pernyataan yang menuduh, seperti “Kamu membuatku merasa…”.
Sebaliknya, mereka akan berfokus pada respons yang mereka buat, agar tidak membuat orang lain merasa bertanggung jawab atas apa yang mereka rasakan.
6. Tahu kapan harus melakukan percakapan tertentu dan kapan harus memberikan jeda.
Saat seseorang tetap bersikap tenang, terbuka, dan mampu memahami kapan harus memberi jeda saat melakukan percakapan, ini jelas merupakan sebuah tanda kematangan emosional yang baik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dia belajar mengatur responsnya sendiri, alih-alih bereaksi keras terhadap suatu situasi.
Seperti halnya, ketika ada sepasang kekasih yang berselisih, dan salah seorang di antaranya menyadari bahwa percakapan tersebut menjadi terlalu sensitif bagi pasangannya, ia bisa memberi waktu untuk berhenti sejenak, dan membahasnya di lain waktu.
Nah, jadi itulah 6 tanda seseorang yang punya kematangan emosional yang baik. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu ya, Bela!