Kekerasan dalam pacaran mencerminkan hubungan yang nggak sehat. Bukannya saling mendukung satu sama lain, kamu dan si dia justru hanya menyakiti satu sama lain. Rasa stres, depresi, luka fisik, hingga mental bisa terjadi bila kamu terus menerus terjebak di dalamnya. Meski begitu, kamu perlu menyadari bahwa kekerasan nggak hanya ditunjukan dengan perilaku kasar dan ringan tangan. Nyatanya, perilaku dan sikap sehari-hari bisa memberi dampak yang sama berbahaya bagi orang-orang yang mengalaminya. Meski nggak menyadarinya, caramu berbicara bisa saja menyakiti dirinya. Coba ingat kembali, jangan-jangan kamu kerap memperlakukannya dengan kasar seperti hal ini.
1. Sering mengkritik penampilan dan baju pilihannya
Kebanyakan pria memang nggak terlalu memperhatikan penampilannya seperti kita. Namun bukan berarti kamu boleh terus menerus mengkritik penampilan dan baju yang dikenakannya. Mencukur rambut terlalu pendek, mengenakan kemeja berwarna cerah, bahkan gambar pada kaos kesayangannya pun nggak pernah luput dari mulut pedasmu. Kebiasaan ini membuat kepercayaan dirinya terus menurun dihadapanmu dan orang lain.
2. Nggak mendukung pilihan jangka panjang yang akan diambilnya
Keuntungan memiliki pasangan yang suportif bisa membuat si dia percaya untuk berbagi mimpi dan rencana masa depannya padamu. Namun, bila kamu terus menentang dan meremehkan pilihannya, jangan heran bila pasangan justru menyembunyikannya darimu. Bila kamu nggak setuju, cobalah untuk berbicara baik-baik dan memberikan alasan yang jelas. Si dia nggak akan merasa terintimidasi dan diatur olehmu dengan langkah yang perlu ia ambil untuk hidupnya sendiri.
3. Membuat drama di setiap masalah untuk menunjukan emosi
Hubungan percintaanmu selalu naik turun layaknya roller coaster. Kamu bisa menangis sesenggukan hanya karena kesalahan kecil yang ia lakukan. Bukannya membicarakan secara baik-baik dan mencari solusi bersama, kamu justru memilih menjelma sebagai drama queen untuk melebih-lebihkan keadaan yang terjadi. Jujur saja, cara ini membuat si dia bingung untuk menghadapimu dan merasa gagal untuk menjadi pasangan yang menyenangkan.
4. Terus membuat pasangan merasa bersalah
Setiap menghadapi masalah, kamu memilih untuk terus berdebat dan menentukan siapa yang benar dan salah. Terkadang, kejadian menyebalkan nggak terduga yang kamu alami ikut membuatnya merasa menjadi tanggung jawabnya. Jangankan mengucapkan terima kasih padanya, apapun yang ia lakukan tampaknya nggak pernah benar di hadapanmu. Kebiasaan ini akan membuat kepercayaan dirinya hilang dan terbiasa menimpakan seluruh kesalahan padanya.
5. Mengambil alih dan mengontrol keuangannya
Bagi beberapa pasangan, mengelola keuangan bersama mungkin menjadi hal yang wajar. Biasanya pihak wanita akan mengatur dan mengelola pemasukan dan pengeluaran yang ada. Meski begitu, bukan berarti kamu bisa seenaknya membelanjakan uang yang dicarinya untuk kebutuhan pribadimu. Meminta izin dan menunggu persejutuannya menandakan bahwa kamu menghargai usaha yang dilakukannya. Kebiasaan mengatur hanya akan membuat si dia nggak percaya pada dirinya sendiri.