Wisata candi di Indonesia memang cukup beragam dan memiliki cerita di setiap pembangunannya, termasuk saat baru-baru ini tersiar kabar kalau Candi Lumbung kembali pindah ke lokasi awal.Sebelumnya candi tersebut berada di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang dan akan dibawa kembali ke Desa Sengi, Kecamatan Dukun.
Pemindahan Candi Lumbung atas permintaan warga Desa Sengi
Pemindahan dari Candi Lumbung, diketahui terjadi atas permintaan warga Desa Sengi. Lantaran, ingin kembali menyatukan beberapa bangunan candi yang menjadi peninggalan budaya.
"Kita sudah merencanakan pemindahan Candi Lumbung dikembalikan dekat lokasi aslinya yaitu Desa Sengi, sekitar 300 meter (dari lokasi sebelumnya). Ini sesuai permintaan warga Desa Sengi untuk candi dikembalikan ke lokasi semula biar menjadi satu lagi dengan Candi Pendem dan Candi Asu," pungkas Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Eri Budiarto kepada awak media di Candi Lumbung, Senin (10/7/2023).
Candi Lumbung sebagai kompleks percandian Buddha
Sebagai informasi, situs Candi Lumbung dibangun sekitar abad 9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi yang masuk salah satu kompleks percandian Buddha ini, berukuran 8,5 x 8,5 meter, dengan ketinggian 7-8 meter.
Candi Lumbung pertama kali dilaporkan keberadaannya dalam karya N.J. Krom, Inleiding tot de Hindoe-Javaanse Kunst (1923). Kemudian, dilanjutkan oleh penelitian J. Dumarçay (2007) yang melaporkan adanya perubahan struktur candi.
Dulunya, Candi Lumbung berada di dekat Sungai Pabelan, Desa Sengi. Kemudian pada tahun 2010 terjadi erupsi Gunung Merapi yang rawan berdampak banjir lahar. Demi penyelamatan bangunan cagar budaya, Candi Lumbung kemudian dipindahkan ke lokasi yang aman di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan.
Proses pemindahan Candi Lumbung dimulai Juli ini
Saat ini ada permintaan kembali dari warga Desa Sengi agar Candi Lumbung dikembalikan ke desanya. Eri yang juga Koordinator Pemindahan Situs Candi Lumbung mengaku, pekerjaan ini sempat tertunda karena adanya proses perubahan dari BPCB menjadi BPK wilayah X dan akhirnya bulan Juli ini baru terjadi proses pemindahan.
"Candi Lumbung dulu posisinya di tepi Sungai Pabelan. Karena rawan bencana sekitar tahun 2010 bencana Merapi dan rawan longsor jatuh ke sungai, akhirnya diputuskan untuk penyelamatan candi. Karena waktunya sangat mepet dipindahkan ke Tlatar ini. Ini tanah milik perseorangan, di mana statusnya kita menyewa," ujar Eri.
"Karena proses sewa yang berkepanjangan dan kita akan membebaskan tanah ini, pemilik tidak memperbolehkan. Alasan pertama karena kalau berlarut-larut, menyewa terus juga akan mengeluarkan biaya sangat banyak. Dan adanya permohonan dari masyarakat Desa Sengi dan pihak desa menyediakan lahan di tanah kas desa yang kita bebas tidak sewa. Berdasarkan kesepakatan bersama, Candi Lumbung kita kembalikan, pindahkan ke Desa Sengi kembali," sambungnya.
Persiapan lahan baru dan penyusunan batu Candi Lumbung
Eri menyebut proses pemindahan akan dilakukan bertahap. Yakni dengan persiapan di lahan baru dan dilanjut penyusunan batuan candi. Nantinya akan menyusun beberapa lapis batu, yang diperkirakan selesai sekitar akhir bulan November. Barulah tahun depan, akan dilanjutkan penyusunan kembali tahap kedua sampai selesai.
Mengenai proses penurunan batu pada November nanti, akan dibantu dengan alat berat berupa forklift. Sejumlah pekerja terpantau mulai memasang perancah atau alat yang akan digunakan menurunkan batu Candi Lumbung.
Lokasi baru Candi Lumbung, terletak di dekat jalan raya yang menghubungkan Desa Sengi menuju Pasar Talun bahkan bisa sampai Muntilan. Kalau situs Candi Lumbung rampung dipindahkan, lokasinya akan cukup dekat dengan Candi Asu dan Candi Pendem.
Jadi, makin nggak sabar lihat potret baru situs Candi Lumbung. Mari kita simak terus kabar terbarunya, Bela.