Indonesia semakin memantapkan diri sebagai negara tujuan destinasi wisata muslim dunia. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang baru saja diraihnya. Di tahun 2019 ini, Indonesia berhasil meraih peringkat pertama Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 bersama dengan Malaysia.
Laporan ini mencakup 130 destinasi secara global, baik negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) maupun negara-negara non-Organisasi Kerja Sama Islam (non-OKI). Laporan GMTI 2019 menunjukkan bahwa tahun ini Singapura terus mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata ramah Muslim teratas di kalangan negara-negara non-OKI, diikuti oleh Thailand, Inggris, Jepang, dan Taiwan.
Indonesia berada di posisi teratas bersama Malaysia sebagai destinasi ramah Muslim
Indonesia berhasil menduduki posisi teratas dalam indeks melalui serangkaian upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia dalam berinvestasi di industri pariwisata dan perjalanan, serta pengembangan infrastruktur-infrastruktur ramah wisatawan Muslim. Setelah sebelumnya berada di peringkat kedua, tahun ini Indonesia menduduki posisi pertama dalam GMTI 2019, bersama dengan Malaysia, dengan skor sama, yakni 78.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, kemenangan Indonesia tahun ini merupakan kemenangan yang direncanakan dan sudah ia persiapkan sejak tahun 2015 lalu.
“Jika di tingkat global memiliki GMTI, Indonesia sendiri memiliki IMTI, Indonesia Muslim Travel Index yang mempersiapkan berbagai daerah di Indonesia untuk menjadi tujuan wisata muslim dunia. Terbukti IMTI berpengaruh sangat besar dalam proses penilaian di GMTI 2019. Ibaratnya sebelum ujian, kita sudah belajar dulu. Akhirnya karena usaha itu kita bisa mencapai ranking teratas,” jelas Arief Yahya.
Negara-negara Asia mendominasi destinasi-destinasi non-OKI teratas
Di antara negara-negara non-OKI, Singapura, Thailand, Inggris, Jepang dan Taiwan berhasil mempertahankan posisi mereka sebagai lima destinasi ramah Muslim teratas dan terus meningkatkan skor mereka dalam indeks. Korea Selatan dan Filipina untuk pertama kalinya juga berhasil memasuki peringkat 10 teratas di daftar negara non-OKI, menggantikan Jerman dan Australia. Spanyol juga masuk dalam daftar 10 besar negara non-OKI ramah Muslim, yang berkembang menjadi destinasi ramah wisatawan Muslim utama di benua Eropa tahun ini.
Bersiap untuk memasuki industri Halal Travel 2.0
Pasar wisata Halal telah melalui berbagai perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Di awal dekade ini, para pelaku bisnis, hotel, dan operator perjalanan telah menyediakan layanan-layanan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan Muslim – Halal Travel 1.0. Penawaran-penawaran ini termasuk pilihan makanan halal, toilet yang menyediakan air bersih, dan fasilitas ibadah.
Didorong oleh transformasi digital dan teknologi yang pesat, sebuah fase baru pasar wisata Halal pun hadir, yang ditentukan oleh pengalaman dan konektivitas – Halal Travel 2.0. Halal Travel 2.0 memanfaatkan teknologi-teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), realitas tambahan (Augmented Reality) dan realitas virtual (Virtual Reality) untuk melibatkan para wisatawan Muslim secara lebih baik di era digital ini.
Siap menjadi tuan rumah wisata Muslim dunia, Bela?