5 Hidden Gems di Bali yang Bisa Kamu Nikmati dalam 'A Perfect Fit'

Obati kerinduanmu terhadap Pulau Dewata

5 Hidden Gems di Bali yang Bisa Kamu Nikmati dalam 'A Perfect Fit'

Film Indonesia terbaru A Perfect Fit telah tayang di Netflix mulai Kamis, 15 Juli 2021 lalu. Berlatar di Bali, garapan sutradara Hadrah Daeng Ratu dan penulis Garin Nugroho ini berkisah tentang seorang fashion blogger Bali bernama Saski (Nadya Arina) yang tanpa sengaja mengubah takdirnya ketika bertemu dengan seorang pemilik toko sepatu bernama Rio (Refal Hady).

Menggabungkan romansa yang ringan dengan budaya dan tradisi Bali yang kuat, A Perfect Fit tak hanya menyuguhkan berbagai momen yang mendebarkan hati, namun juga sisi Bali yang jarang terlihat. Berikut ini adalah lima hidden gems Bali yang dapat kamu nikmati secara virtual lewat A Perfect Fit!

1. Desa Tenganan

5 Hidden Gems di Bali yang Bisa Kamu Nikmati dalam 'A Perfect Fit'

Dalam A Perfect Fit, rumah Saski berlokasi di sebuah desa asri yang bernama Desa Tenganan. Keindahan Desa Tenganan dan keseharian masyarakatnya pun tergambarkan di beberapa adegan lain saat Saski berkunjung ke tempat kerajinan sepatu milik Pak Ketut (Yayu Unru).

Desa Tenganan merupakan desa tertua yang menjadi tempat bermukim suku Bali tua, atau yang disebut Bali Aga. Masyarakat Bali Aga hidup dengan mempertahankan aturan adat istiadat dan menjaga warisan budaya secara turun-temurun, termasuk dalam hal membangun rumah.

“Desa Tenganan kami pilih untuk merepresentasikan adat istiadat Bali yang masih terjaga dengan baik, termasuk arsitektur bangunannya yang khas dengan bata merah berukuran kecil. Selain itu, kami juga memilih desa ini untuk menggambarkan orangtua Saski yang menjaga warisan budaya sekaligus pembaca lontar, karena Desa Tenganan sendiri terkenal dengan pembuat dan pembaca Lontar,” ujar penulis skenario Garin Nugroho yang juga merangkap sebagai desainer produksi. 

2. Pantai Melasti

Dari begitu banyak pantai yang indah di Bali, Pantai Melasti mungkin termasuk salah satu yang jarang terdengar. Pantai ini terbilang baru sebagai destinasi wisata dan memerlukan perjalanan yang cukup menantang untuk mengunjunginya.

Namun, keeksotisan Pantai Melasti beserta bukit-bukit kapur alami yang menjulang tinggi, bisa membuatmu langsung jatuh cinta dengan tempat ini. Selain adegan fashion show di awal, A Perfect Fit banyak menggunakan lokasi ini untuk adegan-adegan yang penuh emosi.

“Kami memilih Melasti untuk adegan-adegan yang emosional karena kami merasa perpaduan tebing yang kokoh dengan indahnya pantai dapat menjadi dua hal yang ambigu, layaknya pilihan sulit yang harus Saski ambil dalam hidupnya," ungkap Sutradara Hadrah Daeng Ratu.

Kalau kamu masih penasaran atau belum puas menikmati Pantai Melasti, kamu bisa memutar ulang bagian tersebut, nih, Bela.

3. Desa Jatiluwih

Masih ingat dengan adegan Saski dan Rio yang sedang naik motor berlatarkan pemandangan sawah yang memanjakan mata? Adegan ini berlokasi di Desa Jatiluwih, Tabanan. Persawahan dengan sistem terasering di Desa Jatiluwih semakin terlihat apik karena dikelola oleh Subak (organisasi kemasyarakatan) yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Pada 2012, UNESCO bahkan menetapkan Subak Desa Jatiluwih sebagai warisan budaya tak benda. Meskipun dikenal dengan keindahan pantainya, areal persawahan dengan sistem terasering justru menjadi ciri khas Bali yang lebih dulu dikenal para wisatawan sejak abad ke-20. Desa Jatiluwih pun menjadi salah satu desa dengan pemandangan sawah yang luar biasa seperti ini. 

4. Jalan Gootama

Jalan Gootama merupakan jalan yang paling populer di Ubud, khas dengan toko-toko kecil yang memiliki produk lokal berkelas. Meskipun terkenal sebagai tempat berbelanja suvenir Bali, mungkin sedikit dari kamu yang menyadari bahwa jalan ini merepresentasikan Bali yang penuh keberagaman dan kehangatan.

Hal inilah yang coba digambarkan oleh para kreator film A Perfect Fit. Selain itu, Jalan Gootama juga dipilih sebagai salah satu lokasi syuting karena merepresentasikan sisi Bali yang modern.

“Dalam film ini, kami tidak hanya ingin memperlihatkan Bali dengan budaya aslinya saja, tapi juga budaya yang multikultural dan modern. Oleh karena itu, Jalan Gootama menjadi salah satu pilihan kami," jelas Hadrah.

5. Tradisi Gulat Lumpur (Mepantigan)

Tidak hanya lokasi, A Perfect Fit juga menampilkan beberapa budaya Bali yang jarang terlihat, termasuk tradisi Mepantigan yang kerap kali diadakan di wilayah Ubud dan Batubulan.

Mepantigan merupakan tradisi gulat lumpur yang ditujukan untuk meredakan aksi kekerasan dan memiliki belas kasihan kepada lawan. Mepantigan sendiri berarti saling membanting, merujuk kepada salah satu gerakan utama dalam tradisi ini.

A Perfect Fit memperkenalkan Mepantigan dalam sebuah adegan menarik, yakni saat persaingan sengit Deni (Giorgino Abraham) dan Rio mulai memasuki puncaknya.

“Kami memilih Bali karena daya tariknya yang unik, termasuk warisan budayanya yang kaya. Melalui A Perfect Fit, kami ingin memperkenalkan sisi Bali yang belum banyak dijelajahi dalam budaya pop sebelumnya,” ujar Garin.

Kamu yang sedang rindu berat dengan Bali dan belum bisa ke sana karena PPKM, film A Perfect Fit bisa menjadi obat rindu yang sempurna. Jadi, siap jalan-jalan virtual di Bali lewat film, Bela?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved