Sisi Gelap Negara Jepang yang Tak Banyak Orang Tahu, Tak Seindah Anime

Rawan pelecehan dan budaya gila kerja yang tinggi

Sisi Gelap Negara Jepang yang Tak Banyak Orang Tahu, Tak Seindah Anime

Semakin bersinar suatu hal, maka semakin besar pula bayangan hitam di baliknya. Hal ini juga berlaku dengan Negara Jepang yang menjadi primadona banyak orang.

Di balik keindahan alam yang memukau dan prospek karier yang menjanjikan, Jepang menyimpan sisi gelap yang tak banyak orang tahu. Maka, wajar saja jika orang asing akan kaget setelah mengetahui bahwa realita kehidupan di Jepang tak seindah serial anime.

Berikut 7 sisi gelap negara Jepang yang kiranya akan membuatmu terkejut.

1. Industri seks sangat menjamur

Sisi Gelap Negara Jepang yang Tak Banyak Orang Tahu, Tak Seindah Anime

Suburnya industri seks di Jepang menjadi bukanlah hal yang tabu lagi, Bela. Industri biru ini meliputi produksi film porno, penjualan sex toys, dan praktik prostitusi remaja dan pelajar yang cukup marak. Bahkan, film porno menjadi sumber income terbesar kedua di Jepang setelah industri otomotif.

Sedangkan bisnis prostitusi gelap di Jepang sering disebut dengan joshi kosei. Di mana para perempuan berusia remaja akan "mempromosi"-kan diri mereka dengan membagikan brosur di pinggir jalan kepada calon pelanggan.

2. Budaya gila kerja

Kalau kamu penganut work-time balance, maka Jepang bukanlah negara yang tepat untuk kamu yang ingin melebarkan karier. Jepang terkenal akan budaya gila kerjanya yang keras.

Fenomena ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk Jepang yang ambisius dan bekerja secara jor-joran. Prinsip bekerja keras dan maksimal sudah mendarah daging dalam dunia kerja di Jepang. 

Banyak pekerja yang menghabiskan 12-13 jam di kantor atau pabrik untuk menyelesaikan deadline. Para pekerja yang memiliki watak gila kerja yang berlebihan dinamakan Karoshi. Bahkan, kasus kematian akibat Karoshi sangatlah tinggi. 

3. Sulitnya membeli tempat tinggal di Jepang

Kesulitan mencari tempat tinggal menjadi momok bagi orang asing yang memutuskan untuk tinggal atau bekerja di Jepang. Mengingat, harga rumah di Jepang sangatlah tinggi. Pun mencicilnya, dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk melunasi tunggakan biaya rumah.

Ingin menyewa apartmen? Tampaknya langkah ini juga bukan pilihan tepat. Lantaran, mayoritas orang Jepang enggan menyewakan apartemennya kepada orang asing. Kalaupun bersedia, mereka akan memasang harga yang sangat tinggi.

4. Bunuh diri adalah hal yang lumrah

Tingginya tingkat stres yang dialami banyak orang Jepang, menjadi alasan mengapa kasus bunuh diri di Jepang kian mengkhawatirkan. Fenomena miris ini berkaitan dengan budaya kerja keras dan disiplin orang Jepang yang cukup tinggi.

Mayoritas kasus bunuh diri di Jepang disebabkan oleh tekanan kerja yang tinggi, perundungan, dan depresi. Orang Jepang menjunjung harga diri yang sangat tinggi. Karena alasan kehormatan, mereka memilih bunuh diri ketimbang menanggung malu akibat menerima ganjaran sosial.

5. Pelecehan seksual yang tinggi

Negara Jepang dikenal sebagai negara dengan tingkat kejahatan yang sangat rendah. Namun, anggapan ini tak bisa menutupi fakta bahwa kasus pelecehan seksual sangat menjamur di Jepang. Hal ini tak lepas dari maraknya industri seks di Jepang.

Lebih menyedihkannya lagi, pihak kepolisian di Jepang terkesan tak acuh dengan kasus kejahatan seksual. Banyak perempuan Jepang merasa malu dan lebih memendam sendiri saat mengalami pelecehan seksual, ketimbang melaporkannya kepada polisi.

6. Enggan berbaur dengan orang asing

Masyarakat Jepang menganut prinsip invidualisme tinggi dalam hidupnya. Mereka sibuk dengan dirinya sendiri dan enggan ikut campur urusan orang lain.

Salah satunya adalah diskriminasi terhadap orang asing. Masyarakat asli Jepang atau disebut dengan Gaijin akan menjaga jarak dengan orang asing karena alasan perbedaan budaya dan kendala bahasa.

Sebagian tempat usaha di Jepang, seperti restoran atau bar melarang orang asing untuk datang masuk ke tempat mereka. Larangan ini diterapkan untuk menghindari kendala bahasa yang bisa menciptakan miskomunikasi.

7. Kasus bullying yang tinggi

Korban bunuh diri di Jepang juga meliputi korban perundungan. Kasus bullying atau ijime sendiri menjadi kasus yang marak terjadi di Jepang. Biasanya terhadi di sekolah-sekolah dan bangku perkuliahan.

Bukan hanya psikis, para perundung akan menindas korbannya secara fisik dan mental. Karena tak kuat menerima perlakuan keji tersebut, para korban bullying ini memilih untuk menghabisi hidupnya, dengan harapan mereka bisa terbebas dan hidup tenang.

Kalau berniat ingin merantau ke Jepang, maka kamu harus siap menerima sisi gelap negara ini yang kiranya cukup memprihatinkan. Selain memiliki individualisme tinggi, masyarakat Jepang juga terkenal gila kerja dalam berambisi untuk menjadi yang terbaik dalam kariernya.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved