Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia.
Jakarta juga jadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta memiliki penduduk berjumlah 10.557.810 jiwa pada 2019.
Wilayah yang kini dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan sudah berusia 494 tahun dan merayakan hari jadinya setiap tanggal 22 Juni.
Namun, di balik usianya yang panjang, ternyata Jakarta memiliki beberapa fakta yang harus kamu tahu, lho! Berikut ini rangkuman 5 hal yang perlu diketahui tentang sejarah Jakarta.
1. Jakarta 13 kali berganti nama, banyak banget, kan!
Usia Jakarta nyaris mendekati lima abad, di mana awalnya bermula dari sebuah Bandar Kecil di muara Sungai Ciliwung, hingga kini Jakarta sudah berkembang menjadi kota metropolitan.
Melansir dari Instagram Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, selama perjalanannya, Jakarta sudah 13 kali berganti nama, berikut daftarnya.
- Sunda Kelapa
- Jayakarta
- Stad Batavia
- Gemeente Batavia
- Stad Gemente Batavia
- Betshu Shi
- Pemerintah Nasional Kota Jakarta
- Stad Gemeente Batavia
- Kota Praja Jakarta
- Kota Praja Jakarta Raya
- Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya
- Jakarta
- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
2. Ratusan pulau keren ada di Jakarta
Jakarta juga tercatat punya beragam pulau. Sesuai pasal 32 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999, Kecamatan Pulau Seribu yang merupakan bagian dari Kotamadya Jakarta Utara, naik status menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Hal ini dimaksudkan agar pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dan pengelolaan Kepulauan Seribu yang terdiri dari gugusan 110 pulau bisa terjaga, mulai dari masalah lingkungan, konservasi, sumber daya alam, ekonomi, kesejahteraan sosial rakyat, dan sosial budaya.
3. Banyak mal berdiri di Jakarta
Sebagai ibu kota negara dan pusat ekonomi Indonesia, Kota Jakarta juga memiliki keunikan lainnya dibanding kota lain yakni menjadi kota dengan mal terbanyak. Totalnya ada 130 mal yang berdiri di Jakarta.
Kawasan Jakarta Selatan memiliki mal terbanyak dibanding wilayah Jakarta lainnya. Sejak awal tahun 1980, Pemerintah DKI Jakarta memang sudah gencar membangun pusat perbelanjaan modern seperti mal atau plaza.
4. Jakarta Fair jadi pameran tahunan terbesar se-Indonesia sejak 1968
Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau kerap disebut Jakarta Fair pertama kali digelar pada 5 Juni hingga 20 Juli 1968 dan dibuka langsung oleh Presiden Soeharto. Kala itu Soeharto melepas merpati pos untuk acara pembukaan dan Jakarta sedang dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin.
PRJ pertama ini disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (ejaan lama), yang kemudian lambat laun ejaan tersebut berubah menjadi Jakarta Fair dan lebih populer dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.
Ide segar konsep PRJ muncul dari kepala Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada saat itu menjabat sebagai Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri).
5. Kebun binatang pertama di Jakarta ternyata bukan Ragunan
Bukan Ragunan yang menjadi kebun binatang pertama di Jakarta melainkan sebagian tempat di wilayah Cikini yang mana tempat itu kini telah menjadi Taman Ismail Marzuki serta Rumah Sakit PGI.
Kebun binatang pertama di Indonesia pertama kali dibangun pada 1846, saat Indonesia masih menjadi koloni Belanda. Kala itu Raden Saleh, seorang pelukis kenamaan asal Indonesia, menghibahkan pekarangan rumahnya seluas 10 hektare di daerah Cikini untuk dijadikan kebun binatang.
Kebun binatang tersebut diberi nama Kebun Binatang Cikini dan sudah memiliki 100 ekor satwa mulai dari banteng, burung, buaya, menjangan tutul, kijang, beruang madu, monyet mantol dan Jawa, serta masih banyak lagi.
Posisi Cikini yang berada di pusat kota lantas tidak bisa berekspansi lagi dan dipindahkan ke Kebun Binatang Ragunan pada tahun 1966.
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Sejarah Jakarta dan Kisah yang Kamu Perlu Tahu di Baliknya"