Varian COVID-19 asal India kini sudah masuk ke Indonesia, Bela. Varian bernama B.1617.2 itu sudah tercatat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sebanyak 28 warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 varian baru tersebut. Hal itu disampaikan oleh Bupati Kudus HM Hartopo, pada Minggu (13/6).
Berdasarkan pemaparan Hartono, kesimpulan itu didapat melalui hasil penelitian yang jauh sebelumnya sempat dilakukan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Ledakan kasus COVID-19 di Kudus juga dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, penularan varian baru tersebut disebabkan oleh banyaknya pekerja migran Indonesia yang pulang dan juga aktivitas di kawasan pelabuhan.
Bagaimana varian ganas COVID-19 tersebut dan apa tanggapan pemerintah dalam menanganginya? Berikut penjelasan selengkapnya.
Lebih cepat menular dan berpotensi lebih parah
Varian virus corona B.1.617.2 pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Varian yang disebut varian Delta ini telah merebak sedikitnya di 62 negara termasuk Indonesia. Melansir nymag.com, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ini adalah varian paling menular yang memicu gelombang pandemi di berbagai negara.
Selanjutnya melansir dari ndtv.com, para ilmuwan dari India menyebut bahwa, varian Delta 50 persen lebih menular daripada varian Alpha atau varian pertama virus corona. Meski demikian, para ilmuwan mengatakan belum ada bukti varian Delta dapat menyebabkan banyak kematian atau tingkat keparahan kasus yang lebih besar.
Sementara itu, Inggris kini menjadi salah satu negara yang didominasi oleh varian Delta. Berdasar data terbaru Inggris, menunjukkan orang lebih mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit ketika terinfeksi dengan varian Delta, dibandingkan dengan varian Alpha.
"Anda dua kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit jika Anda memiliki varian itu dan 1,6 kali lebih mungkin berada di unit gawat darurat dalam waktu dua minggu setelah mengalami infeksi," kata Epidemiolog Universitas Deakin, Chaterine Bennett.
Tanggapan pemerintah daerah
Menanggapi lonjakan kasus tersebut, Hartopo meminta warga untuk lebih waspada menerapkan protokol kesehatan dengan tidak membuka masker. Ia juga berjanji untuk lebih optimal memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga turut mengungkap masuknya varian baru Delta di Kabupaten Kudus. Temuan itu berdasarkan uji Whole Genome Sequencing (WGS) pada sampel pasien COVID-19 di Kudus. Ia mengatakan bahwa pihaknya kembali akan melakukan WGS di wilayah lain untuk memastikan kemungkinan virus yang sama menyebar.
Ganjar mengaku curiga bahwa Corona varian baru itu telah memasuki sejumlah daerah di Jawa Tengah. Selanjutnya, ia juga meminta dengan sangat pada seluruh warga Jawa Tengah untuk lebih mentaati protokol kesehatan dan tidak mudah membuka masker. Ia menyebut Kudus saat ini telah menjadi sorotan, usai temuan kasus tersebut.
"Saya curiga pergerakan 3 minggu sebelumnya hanya tiga kabupaten, terus bertambah delapan dan sekarang bertambah 11 perasaan saya yakin ini varian baru," katanya. "Ini kami mintakan, karena Kudus perhatian utama. Karena dari pusat sudah merilis ini yang serius untuk semua, jangan pernah melepas membuka masker kalau berkerumun," tambahnya.
Ganjar mengusulkan gerakan 5 hari di rumah saja dilakukan di Kabupaten Kudus. Selama lima hari tersebut para orang tua atau lansia hingga anak-anak tidak bepergian. Perkantoran juga diharuskan memperbanyak persentase karyawan yang bekerja dari rumah. Ia berharap gerakan tersebut dilakukan dengan maksimal.
Isolasi terpusat yang belum optimal
Dalam kesempatan yang sama, Ganjar juga mengatakan bahwa ia mendapati banyak tempat isolasi terpusat yang belum optimal. Untuk itu, ia meminta Bupati Kudus, Hartopo tidak ragu dalam mengambil keputusan dan segera menghubunginya bila ada kesulitan.
Dari data yang ada di posko gabungan, tercatat total terdapat 599 kapasitas tempat tidur yang tersebar di delapan Kecamatan di Kudus. Namun, semuanya belum dimanfaatkan secara maksimal, misalnya di Rusunawa Bakalan, Krapyak. Dari total kapasitas 180 tempat tidur, yang baru terisi hanya 20 saja.
"Terbayangkan nggak kalau kemudian kita bisa tahu, satu persatu mereka yang sekarang isolasi di rumah dan menurut data yang ada di Kudus itu (berjumlah) 1.797. Optimalkan semua, masukkan ke situ semua maka tidak perlu keluar kota," ujarnya.
Lebih lanjut, Ganjar menyampaikan pada Hartopo, dirinya siap membantu memenuhi kekurangan fasilitasnya maupun sumber daya manusia yang diperlukan.
Varian baru COVID-19 yang ganas sudah masuk Indonesia, Bela. Jadi, jangan lengah. Tetap ikuti protokol kesehatan dan jangan mudah membuka maskermu, ya. Mari, bersama-sama putuskan rantai penyebaran COVID-19.