Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Fakta Burning Sun Club, Jadi Lokasi Molka dan Penggelapan Pajak

Memanipulasi pendapatan kelab agar dikenai pajak rendah

Audia Natasha Putri

Skandal Burning Sun yang melibatkan selebriti K-pop, kembali memanas. Tiga nama besar yakni Seungri ex-BIGBANG, solois Jung Joon Young, dan Choi Jong Hoon ex-F.T. Island, menjadi tersangka utama dalam afair tersebut.

Sebelum diangkat BBC menjadi dokumenter bertajuk Burning Sun: Exposing the secret K-pop, kasus ini sebenarnya sudah terjadi pada awal 2019. Skandal di Burning Sun Club yang merupakan bisnis hiburan milik Seungri itu, membuat Seungri divonis 18 bulan penjara atas kasus prostitusi, judi, penggelapan pajak, dan tujuh dakwaan lain yang terjadi di klub miliknya itu. Ia telah menyelesaikan hukuman tersebut pada 9 Februari 2023 lalu.

Apakah Burning Sun Club masih beroperasi?

Dok. BBC

Kelab malam Burning Sun dibuka di hotel Le Méridien Seoul di Yeoksam-dong, Gangnam-gu, pada 23 Februari 2018, dan ditutup selama penyelidikan skandal tersebut pada 17 Februari 2019, imbas kasus asusila yang terjadi. Jika ditilik dari BBC, sekarang kelab ini dalam kondisi sangat memprihatinkan dengan keadaan terbengkalai dan tidak terurus.

Dok. Burning Sun

Kilas balik ke belakang, dulunya Burning Sun Club menjadi klub malam terbesar sekaligus bergengsi di Gangnam. Dengan memanfaatkan nama besar Seungri sebagai CEO, dengan cepat klub itu telah menarik banyak tamu dari kalangan sosialita dan selebriti Korea dengan mudahnya.

Namun siapa sangka, Burning Sun tak hanya menjadi sarana hiburan malam penuh euforia dan atraksi dan musik yang menggelegar. Tapi juga merupakan sarang prostitusi dan TKP molka (mollae-kamera,dalam bahasa Korea: 몰래카메라) atau pembuatan video dan foto secara sembunyi dan ilegal, penyalahgunaan narkoba, dan tindakan kekerasan seksual lainnya.

Fasilitas yang tersedia di Burning Sun Club

Credit: Burning Sun

Sebagai klub malam paling bergengsi di Gangnam, tentunya Burning Sun Club punya ragam fasilitas untuk memanjakan pelanggannya.  Bahkan saat hendak masuk klub ini, kamu akan disambut dengan interior dan eksterior mewah yang didominasi warna merah.

Karakteristik klub malam ini dikenali lewat pintu masuknya berupa tiga lengkungan terang berwarna kuning yang mengarah ke bawah tanah. Sementara warna merah mencolok yang mendominasi semua interior menjadi representasi Burning Sun yang bermakna matahari membara.

Melansir Tripadvisor, Burning Sun Club dilengkapi dengan fasilitas hiburan super interaktif. Di antaranya; ruang dansa yang luas di lantai dasar, musik EDM di basement, hingga musik hip hop di lantai dua. Tersedia juga ruang VIP yang terdiri dari 60 meja di dekat panggung DJ.

Adanya kamar mandi merah dan kamar rahasia

Dok. Koreaboo

BBC memulai investigasi skandal klub ini dengan memperlihatkan klip ruang tersembunyi di Burning Sun. Tak ada yang pernah tahu ada apa di ruangan ini, karena pihak klub sengaja tidak mempublikasikannya saat klub masih beroperasi.

Di balik bersinarnya pamor Burning Sun, ternyata ada bayangan gelap yang mengintai para pengunjungnya—terutama kaum perempuan. Para korban ini menjadi target untuk para tamu VVIP yang sudah memesan meja dengan harga US$75 ribu. Perempuan yang dipilih ssecara acak, diberikan minuman yang sudah mengandung obat dan membuat mereka pingsan.

Kemungkinan yang terjadi adalah, mereka dibawa ke kamar mandi merah yang terkenal sebagai lokasi pemerkosaan terhadap perempuan di klub itu. Bisa juga mereka dibawa ke ruang bawah tanah atau diboyong ke hotel, untuk diperkosa. Tidak hanya itu, kondisi mereka direkam dan diancam akan disebarkan jika mereka berani membuka mulut.

Bahkan kata kunci termasuk “Burning Sun VIP,” “Burning Sun Room Bathroom,” Burning Sun Club VIP," terlihat pada daftar pencarian trending di situs dewasa Korea.

Penghasilan Burning Sun Club yang fantastis

Twitter.com/Leesoongan

Walau baru beroperasi satu tahun, klub malam ini telah meraup omzet hingga Rp213 miliar. Dengan angka super fantastis ini, tak mengherankan jika Burning Sun memiliki pendapatan tertinggi di daerah Gangnam di antara kelab malam lainnya. Padahal sebuah kelab yang sebelumnya menyandang pendapatan tertinggi, tercatat pendapatannya Rp125 miliar.

Meski demikian, pendapatan ini membuat banyak pihak skeptis. Ada yang berasumsi bahwa Burning Sun sengaja tidak merekaptulasi banyak pendapatan untuk menghindari pajak.

Akan hal itu, penggelapan pajak oleh Burning Sun Club akhirnya terendus juga oleh kepolisian. Fakta mencengangkan ini diungkap oleh Jang Hansol melalui kanal Korea Reomit, yang ia rangkum dari berbagai investigasi media Korea.

Burning Sun Club terlibat dalam kasus penggelapan pajak

Credit: Burning Sun

Berdasarkan informasi yang didapatnya, Hansol mengungkapkan bahwa Seungri punya banyak industri bisnis, salah satunya Burning Sun. Untuk mendapat keuntungan besar dan menghindari pajak, Seungri pun mendaftarkan usaha klub malamnya itu sebagai restoran. Cara licik ini dilakukan agar ia mendapat pajak lebih rendah.

Tak sampai di situ, ia juga memanipulasi laporan keuangan perusahaan dengan memanfaatkan rekening lain untuk menerima pembayaran. Untuk menyembunyikan kedoknya itu, manajemen Burning Sun pun meminta pelanggan untuk tidak membayar secara tunai, melainkan via transfer ke rekening itu.

Credit: Burning Sun

Dengan kecurangan tersebut, laporan pendapatan di rekening utama Burning Sun pun jauh lebih rendah dari seharusnya. Hal inilah yang membuat petugas pajak mempercayai transaksi itu dan memberikan pajak lebih rendah kepada Burning Sun.

Tak hanya pelecehan seksual, hiburan malam yang terletak di Gangnam itu juga diinvestigasi oleh kepolisian atas kasus kekerasan, pengedaran narkoba, hingga kasus suap. 

Itu tadi fakta tentang Burning Sun yang menjadi lokasi kasus pelecehan seksual terbesar di Korea Selatan. Apakah kamu mengikuti skandalanya, Bela?

IDN Channels

Latest from News