Banjir bandang telah menghanyutkan banyak penduduk kota Derna di Libya. Ribuan orang tengah mencari kerabat mereka yang hilang, sementara itu petugas penyelamat meminta lebih banyak dikirimkan kantong jenazah. Sebagian besar kota di kawasan Mediterania hancur karena semburan air banjir dan badai dahsyat pada Senin (11/9).
Walikota Derna Abdulmenam al-Ghaithi mengatakan kepada televisi Al Arabiya milik Saudi bahwa melihat kerusakan banjir yang sangat besar, diperkiraan jumlah kematian di kota Derna bisa mencapai 18.000 hingga 20.000. Menurut Tariq Kharaz selaku juru bicara otoritas timur mengatakan, hingga saat ini baru ada 3.200 jenazah yang telah ditemukan, dan 1.100 di antaranya belum teridentifikasi.
Perdana Menteri Libya yang berbasis di Tripoli, Abdulhamid al-Dbeibah, menyebutkan bahwa banjir yang terjadi di hari Senin kemarin merupakan banjir terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya. Bencana ini mendapatkan banyak simpati dari negara lain yang kemudian mengirimkan bantuan untuk para korban, negara tersebut yaitu Mesir, Tunisia, Uni Emirat Arab, Turki, Qatar, dan masih banyak lagi. Intip potret kerusakan banjir Libya di bawah ini!
1. Orang-orang tengah memeriksa kerusakan di Derna, Libya yang disusul badai dahsyat dan hujan lebat pada Rabu 13 September 2023.
2. Runtuhan bangunan dan batang pohon membuat banyak transportasi seperti mobil bahkan tak lagi berfungsi.
3. Jalanan tertutup lumpur tebal dan dipenuhi pepohonan tumbang, bahkan banyak bangunan yang kini tak lagi memiliki atap.
4. Jembatan yang dibangun dengan pondasi yang kuat supaya kokoh, seketika tumbang karena derasnya air banjir.
5. Anggota tim penyelamat yang merupakan tentara Mesir terlihat sedang membawa jasad korban.
6. Kerusakan terlihat jelas dari titik-titik tinggi di atas kota Derna, di mana pusat kota yang padat penduduk itu kini menjadi tanah yang datar.
7. Di pesisir pantai kota Derna, berbagai mainan, perabotan, sepatu, mobil dan harta benda lainnya tersapu arus karena banjir.
8. Orang-orang terjebak di jalan saat badai dahsyat dan hujan deras sampai mengenai kota Shahhat, Libya.
9. Tercatat ada 3.190 orang telah dikuburkan. 400 orang dari angka tersebut merupakan warga negara asing yang kebanyakan berasal dari Sudan dan Mesir.
10. Anggota Asosiasi Asrama Pemuda Libya menurunkan bantuan medis yang tiba dengan pesawat di bandara al Abraq, Libya.
11. Usama Al Husadi pria yang berusia 52 tahun dan bekerja sebagai supir, harus kehilangan istri dan lima anaknya. Padahal dirinya sudah berjalan kaki ke semua rumah sakit dan sekolah, tetapi tidak berhasil ditemukan.
12. Qatar, Turki, Italia, Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, Tunisia, Kuwait, Aljazair, Uni Eropa, Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, dan Britania Raya sudang mengirimkan bantuan berupa tim penyelamat, peralatan rumah sakit lapangan, pompa air, tenda, selimut, fasilitas sanitasi, alat penjernih air minum, generator, kantong jenazah, dan lain-lain.
Selain berbagai negara yang mengirimkan bantuan, bencana banjir di Libya juga mendapatkan simpati oleh PBB (Persatuan Bangsa-Bansa). PBB mengirimkan tim darurat dan makanan kepada lebih dari 5.000 keluarga. Lekas membaik Libya!