Kebiasaan insomnia kali ini membawa berkah. Berkat jari yang suka scrolling dan penjiwaan sebagai ticket hunter, sekitar pukul tiga subuh saya berhasil mendapatkan tiket murah kantong mahasiswa tingkat akhir untuk flight ke Jepang. Percayalah, tidak ada rencana sebelumnya. Untung saja punya partner traveling yang sama-sama random dan jarang omdo (omong doang). Butuh keberanian menjadi seorang traveler, apalagi soal kantong. Saat itu uang hanya cukup untuk booked tiket pesawat pulang pergi Bali-Tokyo yang memang benar-benar murah, hanya Rp2,2 juta, beneran ini serius. Masih ada waktu sekitar enam bulan untuk menabung dan menyelesaikan skripsi.
Pengalaman ini pun juga bisa kamu implementasikan, Bela. Setelah beli tiket ke Jepang, berikut langkahku selanjutnya supaya tetap bisa berangkat dan jadwal perjalanan yang rapi dan seru.
Trik Dapat Tiket Murah
Setiap saya traveling saya selalu booked tiket pesawat saat pagi hari sekitar 03.00-05.00, mungkin kalian bisa coba trik ini, entah saya percaya kalau beberapa maskapai akan menurunkan rate flightnya, dan tiket yang saya pesan tidak untuk lusa, dua, atau tiga minggu ke depan, namun beberapa bulan ke depan (biasanya 6 bulan kemudian) kuncinya harus sabar, sabar mantengin laptop pagi hari dan berhari-hari.
Wajib Riset!
Setelah tiket di tangan, saya mulai riset tentang negara yang akan saya datangi, mulai dari di daerah mana saya harus menginap, dengan pertimbangan yang dekat dengan pusat kota, atau minimal dekat dengan halte atau stasiun. Memilih guest house juga ide yang bagus untuk backpacker dengan budget yang tidak terlalu tinggi, tenang. Guest house di Jepang sangat bersih dan lebih dari layak. Hal berikutnya mencari yakni destinasi wisata yang berbayar dan tidak, jika berbayar seperti Disney, lebih baik booked tiket dari Indonesia, jadi kita tidak perlu mengantre panjang di sana. Persiapkan semua rute destinasi yang akan dikunjungi, buat itinerary dari rumah, lebih baik jika disertakan transportasi yang digunakan, lama waktu yang ditempuh dan urutan rute yang sejalan, agar tidak memakan waktu.
Menabung dan Cari Uang Tambahan
Beberapa bulan rela kebut-kebutan menyelesaikan skripsi dan cari uang jajan tambahan demi ke Jepang. Prinsipnya simple, selama ada tiket pulang-pergi traveling tidak akan jadi wacana. Kita juga harus persiapkan uang cadangan atau e-money untuk jaga-jaga selama di sana. Dengan detailnya persiapan yang kita perhatikan, maka kita semakin yakin dan tidak takut lagi traveling di negeri orang.
Membuat Timeline
Kami mulai membuat timeline selama 6 bulan untuk mempersiapkan semuanya, bulan ini sisihkan uang untuk booked hotel, bulan itu sisihkan uang untuk booked tiket masuk Disneyland, dan sisa waktu menyisihkan uang untuk biaya transportasi, makan, dan oleh-oleh.
Modal Nekat
Akhirnya tanggal 26 oktober 2018, pukul 07.30 pagi kami disambut dengan hangatnya matahari Tokyo. Selama enam hari kami akan disuguhkan suhu Tokyo yang tak menentu, angin kencang, dan daun berguguran. Pagi itu kami langsung pergi menuju penginapan dengan MRT. Sungguh bahagianya kami karena disetiap sudut tokyo dihiasi dengan pernak pernik halloween.
Sempat bingung itu pasti, dan itu yang menjadi kenikmatan traveller, mencari cari rute, alat transportasi dan memaksa diri untuk mengeluarkan kemampuan bahasa Inggris yang terbatas.
Perbedaan Kontras antara Indonesia dan Jepang
Kaget dan pusing hal itu yang pertama kali saya rasakan saat sampai di stasiun Shinjuku, pusat pemberhentian jalur kereta dari berbagai jalur. Penduduk yang padat dan langkah kaki yang cepat membuat kami melipir sejenak untuk menentukan jalur yang kami lalui selanjutnya, kadang saat kami lalai tak jarang menabrak bahu para pejalan kaki lainnya, sebegitu cepatnya mereka dan sangat rapi saat menunggu transportasi publik. Menyusuri jalanan yang bersih dan rapi di Jepang tidak membuat kita terasa lelah, padahal jarak yang kami tempuh cukup jauh antar destinasinya, sangat nyaman untuk pejalan kaki.
Wisata Mainstream
Banyak destinasi wisata yang kami tuju, dari perkotaan hingga tempat ibadah yang masih kental dengan tradisi dan budayanya. Destinasi pertama yang tidak boleh dilewatkan adalah Shibuya crossing, bisa dibilang icon penyeberangan yang terpadat di dunia. Lalu kita juga menuju Akihabara yang dikenal dengan gedung gedung yang dipenuhi dengan lampu dan pusat para game lovers. Harajuku yang menjadi pusat anak-anak muda juga tak terlewatkan untuk berbelanja dan mencicipi wisata kuliner di sana, ramen, takoyaki, dan bermacam macam snack yang tampak eksotis. Tidak hanya gedung gedung tinggi dan gemerlap yang menarik perhatian kami berdua.
Wisata Anti-Mainstream
Kurang rasanya jika kita tidak mencicipi destinasi sejarah dan budaya Jepang yang terkenal, kuil Asakusa yang sangat ramai didatangi turis lokal maupun mancanegara, bersembahyang, meramal masa depan, hingga membakar kertas yang bertuliskan hal-hal yang mereka yakini sial. Ya, Jepang punya cerita yang sangat lengkap.
Menikmati Halloween di Jepang
Minggu itu sedang marak-maraknya persiapan Halloween yang jatuh tepat 31 Oktober 2018. Jepang sangat totalitas saat merayakan Halloween. Setiap minimart yang kami hampiri pasti menjual perlengkapan Halloween, dari kostum, topeng, hiasan kepala, dan aksesori lainnya. Banyak sekali turis mancanegara yang sengaja datang ke Jepang untuk merayakan Halloween, mereka bilang bahwa Jepang negara tergila saat merayakan Halloween. Dan ternyata benar, tepat malam Halloween 30 Oktober 2018, semua anak muda, turis lokal-mancanegara berkumpul ke pusat pusat kota di Tokyo. Semua mengenakan kostum unik berbagai macam karakter, musik menggelegar di mana-mana, alkohol diobral di semua kios, jalanan di pusat kota sangat sepi dari pengendara bermotor, semuanya seakan menjadi lautan manusia yang tumpah ruah di tengah jalan. Pengalaman yang sangat luar biasa bisa merasakan perayaan Halloween yang sangat totalitas.
Perhatikan Musim dan Unduh Aplikasi yang Membantu Perjalanan
Lalu penting bagi kita memperhatikan musim dan suhu, supaya bisa mempersiapkan outfit yang tepat dan tetap stylish. Jangan lupa sewa wifi portable atau beli simcard negara yang kita kunjungi, download aplikasi yang membantu kita selama kita di sana, seperti maps, aplikasi public transportation yang menunjukkan jam keberangkatan, harga, dan rute, aplikasi translator.
Tambahan untuk teman-teman yang akan traveling jauh dan lama, perbanyak nonton YouTube atau artikel dengan informasi perkiraan harga makanan, transportasi, atau oleh-oleh, agar kita bisa memperkirakan seberapa banyak uang yang harus dibawa. Semoga cerita singkat ini bisa membakar semangat traveling dan informasi yang saya berikan berguna ya, Bela. Thank you!