Rayakan 250 Tahun, BIRKENSTOCK Gelar Pameran di Ubud Bali

Ada kekayaan sejarah di balik sandal BIRKENSTOCK

Rayakan 250 Tahun, BIRKENSTOCK Gelar Pameran di Ubud Bali

Kita semua harus sepakat kalau sandal BIRKENSTOCK itu punya model yang stylish, pilihannya bisa disesuaikan dengan selera, warna-warnanya gemas hingga material cork-nya yang signature banget. Maka itu most likely (dan karena didukung dengan budaya kantor yang kasual), saya sesering itu mengandalkan sandal BIRKENSTOCK. Dan hari ini, saya baru tahu kalau BIRKENSTOCK itu ternyata sudah berusia 250 tahun. Di mana bukan lagi berbicara soal kenyamanan, tapi ada kekayaan sejarah di balik sandal keren ini.

Merayakan 250 tahun BIRKENSTOCK, saya sendiri diundang ke Ubud Bali untuk melihat warisan tradisi, keahlian dan gaya timeless yang sudah diukir oleh BIRKENSTOCK. Lewat sebuah pameran yang digelar di Titik Dua Ubud, saya melihat tiap evolusi desain dari karya BIRKENSTOCK. The originality speaks for itself. Seri eksklusif BIRKENSTOCK 1774 terpampang indah di sebuah sudut pameran hingga empat jilid buku pun hadir memancing rasa penasaran di setiap lembarnya.

Rayakan 250 Tahun, BIRKENSTOCK Gelar Pameran di Ubud Bali

Tapi sebelum saya spill koleksi BIRKENSTOCK 1774 mana yang jadi favorit, kalian terbesit nggak: “apa sih hubungannya BIRKENSTOCK dan Ubud Bali?”

Like, kenapa bikin event-nya jauh-jauh di Ubud?

BIRKENSTOCK + Bali + Alam = Very Demure, Very Mindful

Satu hari setelah tiba di Ubud, aktivitas pertama yaitu morning walk di bukit Campuhan. Jalan-jalan santai menikmati matahari pagi pun dimulai sekitar jam 8 pagi. Beberapa rekan media Jakarta dan Bali, serta teman influencer ikut meramaikan kegiatan. Beberapa dari mereka mengenakan sandal pilihannya dengan padu-padan kaus kaki untuk mengakali “efek” sandal baru.

But as for me, preparation is the key. Saya mengandalkan seri Arizona yang memiliki fitur soft footbed. Tbh, kurang lebih 90 menit mendaki bukit bersejarah di Ubud ini saya merasa aman-aman saja. Nyaman turun-naik bukit berkat bantalan sandal yang empuk.

Apalagi di ujung pendakian, lelah kita terbayar setelah melihat Pura tersembunyi yang begitu memukau.

Perjalanan pun berlanjut ke Pasar Seni Ubud dan diakhiri ke Ubud Palace untuk lebih mengenal kebudayaan Ubud Bali. Ini foto kita di depan pintu masuk Ubud Palace - we are the champion moment!!

Belajar Nilai-nilai Craftsmanship

Pada kesempatan ini BIRKENSTOCK juga merangkul seniman lokal yaitu Oka Kartini, tokoh inspiratif Bali yang menginspirasi lewat keuletannya dalam dunia seni. Di sini kita diajak untuk memahami nilai-nilai craftsmanship lewat workshop mengukir gelang berbahan kulit yang dibuat dari bahan sisa produksi.

Sejalan dengan komitmen BIRKENSTOCK terhadap pengelolaan lingkungan, serta menjelaskan kalau ketelitian adalah landasan dari setiap mahakarya. FYI (yang saya juga baru tahu) kalau tiap cetakan kaki sandal BIRKENSTOCK itu di-handle oleh tangan-tangan ulet para pekerja di pabriknya di Jerman lho.

Kedekatan manusia dan alam pun dijelaskan oleh BIRKENSTOCK lewat pameran eksklusif Henry Leutwyler - Walk This Way Travelling Exhibition. Pameran ini mengajak pengunjung untuk melihat keunikan brand dan sejarah BIRKENSTOCK dan pesan “berjalan seperti yang diinginkan alam”. Koleksi ikonik seperti Madrid, Arizona dan Gizeh pun ditampilkan lewat instalasi yang menyoroti evolusi desain dan craftsmanship yang sudah menjadi trademark.

Pameran BIRKENSTOCK di Titik Dua Ubud ini sukses diselenggarakan pada 3 September hingga 15 September 2024 lalu.

Di 250 tahun BIRKENSTOCK ternyata saya semakin menyadari alas kaki ini tidak hanya menciptakan desain nyaman dan variasinya yang kerap menggoda iman, tapi tersembunyi warisan sejarah yang kaya sejak awal berdirinya pada tahun 1774 oleh Johannes Birkenstock yang kemudian dilanjutkan oleh sang cicit Konrad Birkenstock yang memiliki inovasi terhadap sandal orthopedics.

Oh iya sesuai janji di atas soal koleksi favorit, berikut beberapa project kolaborasi BIRKENSTOCK 1774 dengan rumah mode ternama yang koleksinya viral di mana-mana. Enjoy!

1. Kolaborasi BIRKENSTOCK 1774 dan DIOR yang menampilkan seri Milano dengan bordir bunga yang indah. Sandal ini dikabarkan seharga 30 jutaan rupiah.

2. Untuk kolaborasi BIRKENSTOCK 1774 dengan Manolo Blahnik, seri Arizona berhasil disulap jadi mewah karena terbuat dari bahan velvet dan detail kristal pada buckle-nya.

3. Yang nggak kalah mencuri perhatian juga adalah kolaborasi BIRKENSTOCK 1774 dan VALENTINO yang mencolok dengan motif camo dan logo VLTN.

Jadi seperti itu perjalanan saya melihat warisan budaya BIRKENSTOCK di Ubud Bali. Selain desainnya yang berevolusi, ternyata BIRKENSTOCK juga punya collector's item yang wajib dimiliki. Juga harapan saya, semoga koleksi BIRKENSTOCK 1774 berhasil masuk ke market Indonesia. Fingers crossed.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved