Show Dewi Fashion Knights (DFK) 2023 menutup parade Jakarta Fashion Week 2024. Kembali dibagi menjadi dua hari, DFK 2023 tampil segar dengan didaulatnya beberapa brand baru yang memang cukup memegang peranan di tahun-tahun belakangan ini. Para Ksatria Dewi tahun ini adalah Jan Sober, Rama Dauhan Design Studio, Byo, MAHIJA dan HIAN TJEN.
Tema sendiri adalah sesuatu yang krusial di DFK karena menunjukkan sikap dan menjadi tantangan bagi para Ksatria mode terpilih untuk menerjemahkan hal tersebut. Sementara itu, pemilihan perancang DFK mempertimbangkan konsistensi, karakter, kematangan dalam berkarya, hingga kepiawaian teknik dan kekuatan rancangan.
“Kami ingin menyoroti talenta mode yang kepiawaiannya patut dirayakan di industri fashion Tanah Air. Dewi Fashion Knights 2023 akan menjadi tolok ukur bagi banyak orang dalam melihat karya fashion terbaik di Indonesia saat ini. Kami, para panelis, menilai para kesatria mode terpilih dapat mewakili hal tersebut,” jelas Andandika Surasetja, Direktur Kreatif Jakarta Fashion Week 2024 & Pemimpin Redaksi Majalah DEWI.
Dua tema yang diangkat adalah “The Visionary” yang menampilkan koleksi ready-to-wear level berikutnya dari Jan Sober, Rama Dauhan Design Studio dan Byo, dan “The Artistry” yang dipersembahkan sangat intens oleh MAHIJA dan HIAN TJEN.
1. Menjadi kado spesial 20 tahun berkarya, Rama Dauhan untuk Rama Dauhan Design Studio menampilkan nuansa romantis yang nggak biasa. Gaya desainnya yang khas tampil berani dan berhasil melampaui ekspektasi. Motif floral masih menjadi bintang utama, muncul pada blazer hitam bertekstur, jaket bunga 3D yang dikombinasikan dengan celana puffer quilted hingga gaun-gaun lebar transparan yang begitu dreamy.
2. Koleksi Byo di bawah arahan kreatif Tommy Ambiyo selalu tampil statement. Gaya sci-fi futuristic-nya tentu jadi andalan. Kali ini sang desainer tampil menarik dengan beberapa konsep, yaitu koleksi pakaiannya yang hadir dengan modul baru dengan daya tarik fluid yang menciptakan konsep mudah untuk dipakai. Yang kedua adalah hiasan kepala yang terinspirasi dari zombie cordyceps di video gim dan serial tv The Last of Us. Sementara soal tas, koleksinya semakin inovasi. Yang mencuri perhatian adalah tas tote merah pola geometris, tas duffle hingga siluet bulan yang kekinian.
3. Dikenal dengan koleksinya yang sederhana, namun sejak kemunculan Jan Sober di JFW dan sekarang dibaptis menjadi salah satu Ksatria Dewi, brand milik Jan Angga ini menjadi semakin tangguh. Menampilkan deretan koleksi pakaian pria yang edgy - dengan beberapa blazer tebal dan mantel panjang yang keren - Jan Sober tetap mengedepankan koleksi yang tak lekang waktu. Namun untuk koleksi wanitanya yang menampilkan parade gaun malam rasanya masih bisa dieksplor untuk dibuat setara standout ketimbang menjadi “pendamping” bagi koleksi prianya yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
4. Brand perhiasan berbasis Yogyakarta, MAHIJA yang didirikan oleh Galuh Anindita memukau panggung DFK. Bukan hanya karena penampilan tari yang intens, namun perhiasan MAHIJA menjelma ke dalam wujud-wujud yang tidak biasa, realis hingga abstrak. Dari berbagai cincin perak, ear cuff, jepit rambut, perhiasan tubuh yang aneh hingga tas minaudière berbentuk jantung, semua tampil mistis dan memukau.
5. Brand adibusana, HIAN TJEN, menutup panggung DFK dengan koleksi gaun-gaunnya yang memesona. Koleksi “Tjen” sendiri menampilkan dua sisi yang menjadi esensi dari rumah mode miliknya dan pribadinya hingga hari ini berdiri. Koleksinya sangat menekankan napas oriental kontemporer dengan detail kupu-kupu yang menyimbolkan transformasi. Keanggunan set busana oriental dengan potongan yang clean dan kental dengan craftsmanship adalah gaya klasik sang desainer yang berharga untuk sebuah momen throwback.