Proses rekrutmen biasanya melibatkan beberapa tahapan, dan salah satu tahapan penting adalah tes psikotes. Tujuan tes ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan dan karakteristik psikologis pelamar kerja dalam memecahkan masalah di industri pekerjaan.
Secara umum, ada banyak jenis tes psikotes, tetapi mayoritas perusahaan cenderung menggunakan beberapa jenis tes yang paling populer dan sesuai dengan tujuan mereka.
Oleh karena itulah, penting bagi kamu untuk mengetahui jenis-jenis tes psikotes yang paling sering digunakan dalam proses rekrutmen. Dengan memahaminya, kamu dapat lebih siap mempelajari dan menguasai tes-tes tersebut sebelum menghadapi psikotes.
1. Logika artimatika
Mengutip dari situs resmi Gramedia, tes logika aritmatika memiliki fungsi penting untuk mengukur kemampuan analisis seseorang dalam memahami pola-pola atau kecenderungan tertentu dalam bentuk deret angka dan memprediksi hal lain berdasarkan pola tersebut.
Pola yang dimaksud dapat berupa deret bilangan atau angka. Biasanya, pola-pola ini membentuk suatu keteraturan yang tidak rumit, tetapi perlu dianalisis dengan cermat.
2. Logika penalaran
Memiliki kemiripan dengan tes logika aritmatika, tes logika penalaran mengukur kemampuan pelamar kerja dalam memahami pola atau kecenderungan tertentu. Namun, pola yang dimaksud adalah deret gambar, baik dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi.
Selain deret gambar, tes logika penalaran juga menggunakan soal cerita. Keduanya sama-sama meminta pelamar untuk melanjutkan pola dari beberapa yang sudah disajikan.
3. Kraepelin (pauli test)
Kraepelin atau pauli test adalah sebuah tes psikotes yang ditujukan untuk mengukur konsistensi, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kemampuan adaptasi, ketelitian, dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas. Semua ini sangat penting dalam dunia kerja.
Mmodel tes sendiri berupa gugusan angka yang tersusun secara berurutan, baik dari atas ke bawah maupun dari samping ke samping. Peserta akan diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu tertentu di setiap kolom dan menuliskan hasilnya di sampingnya.
4. Tes analogi verbal
Kecerdasan logis diukur dalam tes analogi verbal dengan menganalisis kemampuan logika pelamar terhadap sebuah situasi untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka terhadap hubungan sebab akibat dalam suatu masalah, yang sangat dibutuhkan dalam bekerja.
Dengan tujuan tersebut, model tes analogi verbal pun disajikan dengan minimal 40 soal berisi sinonim, antonim, atau analogi. Peserta kemudian diminta untuk memahami dan menyelesaikannya dengan cara harus menghafal soal maupun jawabannya.
5. Tes wartegg
Pada dasarnya, tes wartegg adalah jenis tes psikotes yang populer dan sering digunakan oleh perusahaan untuk menyeleksi karyawan baru. Tujuan tes ini adalah untuk memahami kondisi psikologis seseorang, baik dari segi potensi maupun masalahnya.
Dalam tes Wartegg, pelamar disajikan setidaknya 6 kotak yang masing-masingnya berisi objek berupa garis, titik, atau kotak. Mereka diminta untuk mengembangkan gambar dari objek-objek tersebut dengan mematuhi aturan, termasuk larangan untuk menghapus.
6. Tes menggambar pohon (koch baum test)
Dikembangkan oleh psikolog Karl “Charles” Koch pada 1952, tes menggambar pohon menjadi salah satu jenis tes psikotes yang berlaku dalam proses rekrutmen. Tujuannya bukan untuk menilai bakat seni, tetapi menganalisis kepribadian dan emosi pelamar kerja.
Untuk mencapai tujuan tersebut, rekruter akan memberikan instruksi yang spesifik, seperti keharusan menggambar pohon berkayu lengkap dengan akar, batang, dan cabang-cabangnya, serta larangan menggambar beberapa jenis pohon tertentu.
7. Tes menggambar manusia (drawn man test)
Selain menggambar pohon, tes psikotes juga meminta pelamar kerja untuk menggambar manusia. Melansir dari jobstreet.co.id, tujuan tes ini adalah mengukur kecerdasan non-verbal atau menilai keadaan emosional dan kepribadian pelamar kerja.
Oleh karena itulah, tes ini akan fokus pada detail dan proporsi gambar, bukan kemampuan menggambar seseorang yang tidak berkaitan dengan proses analisis yang dimaksud.
8. Tes silogisme
Menjadi salah satu tes yang paling sering dijumpai dalam proses rekrutmen, tes silogisme akan meminta pelamar kerja untuk menganalisis sebuah kesimpulan atau pernyataan dari kondisi tertentu dengan memilih dua pilihan jawaban: benar atau salah.
Tujuan tes ini adalah menilai sejauh mana kemampuan pelamar kerja dalam menarik kesimpulan. Dengan demikian, tes ini akan mengukur kemampuan analitik atau analytical thinking skill yang sangat dibutuhkan dalam berbagai profesi di dunia kerja.
9. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)
Dikenal dengan sebutan Edwards Personal Preference Schedule (EPPS), tes psikotes ini akan memberikan soal-soal dengan dua alternatif pilihan jawaban, yaitu A atau B. Salah satunya akan lebih menggambarkan kepribadian, sementara yang lain kurang sesuai.
Meskipun pelamar kerja menemukan bahwa kedua pilihan menggambarkan kepribadianya, ia harus tetap memilih salah satu yang paling mendekati. Begitu pula jika pelamar kerja merasa tidak ada pilihan yang sesuai, ia tetap harus memilih salah satu yang mendekati.
10. Army Alpha Intelligence Test
Dalam Army Alpha Intelligence Test, pelamar kerja akan menemukan pertanyaan dengan pilihan ganda berupa kombinasi gambar, garis, angka, dan huruf. Instruksi spesifik turut diberikan untuk membantu pelamar kerja memilih jawaban yang paling benar dan sesuai.
Diketahui tujuan dari tes ini adalah menganalisis kemampuan daya tangkap seseorang dalam menerima sebuah instruksi. Selain itu, tes ini juga menilai kemampuan dalam memahami perintah atau tugas yang diberikan atasan di tempat kerja nanti.
Jadi, apakah kamu sudah siap menghadapi tes psikotes? Tentu, kamu sebaiknya melakukan persiapan yang lebih matang, tidak hanya untuk tahapan tes psikotes, tetapi juga keseluruhan proses rekrutmen yang mencakup bebrapa tahapan. Semoga berhasil!