Penyebaran virus COVID-19 dan variannya, jelas menciptakan masa-masa sulit bagi setiap penduduk Indonesia. Tidak hanya ancaman kesehatan yang menjadi permasalahan utama, tetapi juga isu-isu kehidupan lainnya yang berpusat pada ketidakpastian dan rasa takut.
Dalam kondisi tersebut, semua orang jelas membutuhkan uluran tangan dan dukungan moral serta bimbingan yang bersifat meringankan beban mental. Pernyataan ini didukung sendiri oleh Mark selaku Senior Associate of Community dari Universitas Philanthropy.
Yup, melalui peranannya di universitas berbasis online tersebut, Mark menjelaskan bahwa kesulitan di era pandemi membutuhkan solusi yang mengarah pada eksistensi komunitas. Alasannya karena komunitas menyediakan 'ruang' untuk mengandalkan satu sama lain.
Berikut adalah 10 komunitas di Indonesia yang masih berjalan secara online selama masa pandemi COVID-19. Masing-masing memberi kontribusi sosial yang dapat membantumu.
Komunitas Pengembangan Diri
1. Membuka peluang bisnis
Masa pandemi memang memberi kesulitan tersendiri bagi para pekerja di segala bidang. Namun, perkembangan teknologi yang maju tetap membuka ruang dan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan kelihaian dan potensi bisnis sebagai solusi.
Dalam rangka itu, komunitas V.Youngtrepreneurs (@v.youngtrepreneurs) hadir bersama ribuan individu muda (15-35 tahun) yang memiliki ambisi serupa di dunia bisnis. Bukan sekadar untuk mengumpulkan keuntungan, namun memberi impact terhadap masyarakat.
Jesica Tifany (@jesicatifany) selaku anggota mengungkapkan pengalamannya, "Komunitas ini positif banget untuk muda-mudi Indonesia, sebagaimana kami mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi diri, bisnis, hingga memperluas networking."
Namun, tidak menepis fakta bahwa masa pandemi menyebabkan perubahan seperti kegiatan yang diarahkan dari offline ke online. Eits, kondisi ini nyatanya dianggap sebagai tantangan untuk melakukan berbagai inovasi sekaligus menjaga kekompakan komunitas.
2. Membantu perencanaan finansial
Ketidakpastian condong menghantui setiap aspek kehidupan manusia di era pandemi. Sehingga kelihaian dalam menyiasati segala sesuatu dari perencanaan hingga persiapan sangat diperlukan. Termasuk kemampuan membangun fondasi keuangan yang aman.
Young Vision (@younvision.asn) merupakan komunitas yang diketahui telah membantu banyak orang-orang di Indonesia untuk mampu menguasai dasar-dasar perencanaan finansial yang aman. Selain itu, ia turut membuka peluang berbisnis yang dibutuhkan.
"Khususnya di era pandemi ini, ada banyak orang-orang yang terdampak dari sisi finansial. Dan komunitas ini sengaja hadir untuk membantu mereka," ungkap Kevin Mustafa (@kevinmustafa1993) yang mengaku menikmati momennya sebagai anggota komunitas.
Bagaimana tidak! Menurutnya, aplikasi kegiatan komunitas secara online di masa PPKM tidak memberi kesulitan apapun, lho! Siapa sangka, hal tersebut dikarenakan sistem online sudah berjalan lama sebelum era pandemi. So, nothing can really destroy its mission!
Komunitas Keagamaan
3. Mengembangkan usaha sesuai akidah yang lurus
Pandemi COVID-19 yang menyebabkan dampak yang cukup signifikan pada perekonomian masyarakat, maka kelihaian untuk mengembangkan usaha pun dibutuhkan. Namun, harus sesuai dengan akidah yang lurus.
Atas dasar itulah, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (@kpmiofficial) hadir untuk membantu para pengusaha muslim mengembangkan usahanya sesuai dengan ketentuan syariat Islam serta ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku di negara Indonesia.
Melansir dari situs resmi KPMI, hal tersebut diaplikasikan dengan memberi akses untuk mempelajari fiqih muammalah dan ekonomi syariah. Salah satunya melalui kajian materi, seminar hingga talkshow yang diselenggarakan secara online akibat pandemi.
Diharapkan, setiap pelajaran dan masukan yang sangat berguna dapat membentuk para pengusaha muslim menjadi sosok yang berkualitas untuk memberi sumbangsih bagi kemaslahatan umat muslim dan kemajuan perekonomian nasional.
4. Mengembangkan kemampuan dan potensi agama
Setiap muda-mudi Indonesia memiliki kemampuan sekaligus potensi untuk berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Dengan begitu, mereka dapat menempatkan diri di setiap aspek kehidupan sosial untuk saling membantu dan mendukung dalam cinta kasih.
Melansir dari situs resmi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, Majelis Agama Konghucu Indonesia Jambi secara resmi membentuk Generasi Muda Konghucu (Gemaku) yang dapat dijadikan sebagai komunitas untuk muda-mudi Konghucu.
Mereka yang tergabung akan dibekali dengan nilai ajaran Confucius mengenai cinta kasih, kebenaran, kesusilaan, kebijaksanaan dan dapat dipercaya. Sehingga mereka siap berbakti pada agama sekaligus menolong sesama manusia melalui beragam kegiatan sosial.
Khususnya di era pandemi COVID-19, para anggota Gemaku diketahui telah memberi cukup banyak bantuan berupa donasi maupun makanan kepada masyarakat seagama dan lintas agama. Sungguh, perbuatan yang sangat terpuji dan penuh toleransi, ya!
5. Menyatukan penganut untuk bertumbuh bersama
Komunitas DATE yang dinaungi oleh Jakarta Praise Community Church (JPCC) pun menyatukan para jemaat untuk bertumbuh bersama dalam nilai-nilai Kristiani yang dianut.
Daisy Supandi (@daissupandi) selaku ketua DATE Lebak Bulus 2 pun menjelaskan lebih lanjut. Katanya,"Pandemi menimbulkan rasa takut dan kuatir sehingga kita memerlukan komunitas yang sehat untuk stay sane, optimis dan terdorong untuk tetap produktif."
Untuk merealisasikannya, pertemuan mingguan tetap dilaksanakan secara online, yang mana setiap anggota diberi ruang untuk mencetuskan ide kegiatan yang dirasa nyaman. Sisanya, nuansa penuh empati dipertahankan agar para anggota tetap saling menguatkan.
6. Mengembangkan talenta vokal ke dalam bentuk pelayanan
Semua orang memiliki talenta yang berbeda-beda. Namun, percayakah kamu bahwa setiap talenta sebenarnya dapat diaplikasikan ke dalam bentuk pelayanan? Baik untuk kepentingan sosial maupun agama yang diselaraskan dengan nilai-nilai yang dianut.
JPCC Worship Choir (@jpccworshipchoir) merupakan sebuah komunitas berbasis Kristen Protestan yang menggabungkan para penganut dengan talenta vokal. Setiap anggota harus lebih dulu masuk ke dalam gereja JPCC dan melewati sesi audisi yang diadakan.
Dari situ, kegiatan akan fokus pada rangkaian latihan yang berlangsung setiap minggunya hingga tampil dalam bentuk pelayanan di ibadah Minggu. Kristian Yulian (@kristian_yulian) membeberkan perubahan tersebut. Katanya, "Latihan saat ini dilakukan secara online dengan microphone. Latihan pun dipimpin oleh coach. Para anggota harus mute dan baru bisa mengaktifkannya jika diminta coach."
Memang, cara tersebut cukup baru dan dibutuhkan penyesuaian diri. Namun, Kristian mensyukuri kekompakan setiap anggota komunitas yang tergabung. Masing-masing pun saling memberi motivasi dan semangat yang dibutuhkan melalui komunikasi yang sehat.
Komunitas Peduli Masyarakat
7. Mengajarkan anak menggambar secara gratis
Berdasarkan hukum dan perundangan negara Indonesia, anak-anak memiliki hak yang setara untuk memperoleh kesehatan dan jaminan sosial. Sayangnya, beragam isu seperti kemiskinan hingga pandemi COVID-19 dapat merenggut hak tersebut tanpa belas kasihan.
Atas dasar itulah, Teddy Afif (almukteddy) dan Galih Wismoyo (@galihwismoyo ) sengaja bekerja sama untuk meringankan beban anak-anak di Indonesia yang terdampak oleh masalah-masalah tersebut dengan mendirikan Komunitas Kelas Gambar (@kelasgambar).
Sesuai namanya, komunitas yang menggabungkan muda-mudi Indonesia ini fokus pada kegiatan mengajar cara menggambar kepada anak-anak Indonesia secara cuma-cuma. Termasuk membagikan peralatan menggambar, yang dibutuhkan oleh mereka.
Tentu, kegiatan pun dilakukan secara online melalui rangkaian kegiatan seperti seminar atau kelas online maupun live di akun resmi Instagram. Dari situ, Teddy semakin mensyukuri antuasis para anggota yang masih mau membantu dalam keterbatasan jarak.
8. Membantu meringankan beban masyarakat
Pemberlakuan PPKM di Indonesia memang dapat meminimalkan angka penularan virus COVID-19 dan variannya yang cukup mengkhawatirkan. Namun, pemberlakuan ini sayangnya tetap memberi dampak yang cukup signifikan pada perekonomian masyarakat.
Termasuk masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan, yang sebagian mengalami kehilangan pekerjaan, pemotongan upah dan isu terkait lainnya. Sehingga menggerakkan hati nurani para muda-mudi yang tergabung dalam Warung Sedekah Makassar (WSM).
Melansir dari IDN Times Sulsel, WSM merupakan komunitas yang suka melakukan gerakan saling membantu untuk meringankan beban masyarakat di Makassar. Salah satunya dengan membagikan makanan kepada warga yang membutuhkan di era pandemi.
Tentu, para anggota melakukan kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan yang berlaku. Selain itu, mereka pun tidak lupa berkolaborasi dengan beberapa komunitas setempat lainnya seperti Bermasjid, Muslim Riders Makassar, dan lainnya.
9. Membagikan bantuan kepada anak-anak dan masyarakat luas
Perubahan gaya hidup terjadi di masa pandemi COVID-19. Hal ini terlihat jelas melalui rangkaian kegiatan yang harus dilakukan secara berjauhan dan online. Tanpa terkecuali kegiatan di bidang pendidikan. Namun, bagaimana dengan anak-anak di pelosok daerah?
Melansir dari Popmama, komunitas bernama Aksi Bahagia Berbagi (ABHI) yang berada di bawah naungan Yayasan Indonesia Hijau sengaja hadir untuk membantu anak-anak pelosok daerah yang membutuhkan. Salah satunya dengan memberi kebutuhan sekolah.
Namun, sebagaimana COVID-19 memberi kesulitan yang memberatkan segala pihak, ABHI-pun tidak menutup pintu untuk membantu lansia hingga petugas kesehatan dengan melakukan pengumpulan donasi dan menyalurkan bantuan yang dibutuhkan.
10. Merawat lansia dengan kasih sayang
Kekhawatiran yang tertuju pada orangtua lanjut usia cenderung fokus pada kerentanan mereka di kondisi kesehatan. Namun, tahukah kamu? Situasi yang berkembang di masa pandemi sebenarnya cukup luas dalam menyerang aspek kehidupan lansia lainnya.
Atas dasar itulah, sebuah komunitas yang diusung oleh sebuah keluarga membentuk Panti Jompo Kidung Salomo Agape untuk membantu sekaligus merawat lansia dengan penuh kasih sayang sesuai dengan nilai Kristiani yang dianut oleh anggota komunitas.
"Bantuan terhadap lansia sangat penting di masa pandemi ini. Banyak keluarga muda yang belum mampu merawat orangtua sehingga lebih bijaksana jika mereka dititipkan di panti jompo untuk memperoleh kebutuhan yang tepat," ungkap Ibu Marlene selaku ketua.
Wah, ternyata cukup banyak komunitas yang masih berjalan di era pandemi ini, ya! Masing-masing menyalurkan kontribusi sosial yang sangat bermanfaat. Are you ready to join one?