Balada Si Roy adalah sebuah film garapan sutradara Fajar Nugros yang dibintangi oleh sejumlah pemain muda Tanah Air seperti Abidzar Al Ghifari, Febby Rastanty, Bio One, Jourdy Pranata dan Omara Esteghlal.
Film yang diproduksi oleh IDN Pictures ini menceritakan tentang perjalanan Roy yang diperankan oleh Abidzar, dalam mencari jati diri di sekolah barunya. Ia kemudian bertemu dengan Andi (Jourdy Pranata) dan Toni (Omara Esteghlal) yang menjadi teman dekatnya. Sebagai pemeran utama, tentu banyak tantangan dan cerita dari Abidzar Al Ghifari selama menggarap film ini. Seperti apa ceritanya? Simak artikel ini sampai habis, Bela!
Ditantang perankan tokoh utama
Saat ditemui di kantor IDN Media HQ, Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa (13/12/2022), Abidzar mengaku awalnya ia mengikuti casting untuk memerankan tokoh Andi. Seminggu setelah casting, Fajar Nugros selaku sutradara memanggil kembali Abidzar untuk bertemu dan mengobrol singkat. Dalam pertemuan tersebut, sang sutradara menantang Abidzar untuk memerankan sosok Roy yang tak lain adalah pemeran utama dari film ini.
"Dan dengan mental gua yang sangat kecil, akhirnya gua memberanikan diri untuk ambil (tantangan itu)," katanya.
Perankan sosok revolusioner
Dalam film ini, Abidzar memerankan sosok Roy yang sedang mencari jati diri di tempat baru. Tak heran bila Roy memiliki sisi revolusioner dalam pencarian jati dirinya. Abidzar pun membuka suara mengenai karakter Roy yang diperankannya.
"Jadi karakter Roy dalam film ini bukan karakter yang monoton. Roy ini karakter yang ingin mempelajari hal-hal baru dengan cara baru. Contohnya merdeka belajar. Di novelnya, dia pernah bolos sekolah untuk belajar sejarah, bukan di sekolah tapi di tempat sejarahnya," katanya.
Tak hanya itu, Abidzar juga mengungkap beberapa sifat dan karakter Roy yang juga ada dalam dirinya.
"Mirip sih, mungkin rebel-rebelnya lumayan mirip. Karena gua pun bukan siswa teladan di sekolah. Ya, Roy cuma hidup sama ibunya, dan gua juga. Bokapnya Roy meninggal saat menjadi seorang aktivis, begitu juga dengan gua. Jadi mungkin kesamaannya dari situ," katanya.
Lakukan observasi tentang kehidupan tahun 80-an
Totalitas film Balada Si Roy terlihat dari penggunaan latarnya yang tetap mempertahankan latar tahun 80-an, sesuai dengan cerita asli dalam novel. Untuk membangun kehidupan tahun 80-an, tentu para aktor perlu melakukan observasi mengenai kehidupan di tahun tersebut. Terlebih mereka syuting di daerah yang cukup jauh dari kehidupan ibu kota, yakni Serang dan Lampung. Lantas, bagaimana cara Abidzar untuk observasi agar ia bisa membangun kehidupan tahun 80-an yang begitu terasa dalam film ini?
"Salah satunya bertanya ke orang tua gue terutama tentang kehidupan percintaannya. Terus juga tentang hobi yang lebih detail seperti dengerin musik apa, gimana cara berpenampilan, kehidupan siswa SMA di tahun tersebut dan di daerah tersebut gimana," katanya.
Lakukan adegan berbahaya, Abidzar pantang pakai stuntman
Sebagai pemeran utama, Abidzar tentu mengalami kendala yang sekaligus menjadi tantangannya dalam film ini. Terlebih ia harus melakukan beberapa adegan berbahaya seperti adegan baku hantam dan balap motor. Abidzar pun mengaku mengalami kesulitan hingga harus melakukan take berkali-kali.
"Tantangannya itu beradaptasi dengan set. Kebiasaan-kebiasaan setiap karakter dalam novelnya harus selalu dihidupkan," katanya.
"Untuk memainkan scene-scene fighting, meskipun kita udah punya skill bela diri yang udah lama itu juga nggak begitu membantu, karena seni bela diri yang digunakan dalam koreografi itu udah dipikir-pikir untuk safety-nya gitu. Jadi, gua, Omara, Jourdy, Bio sama Yusuf Mahardika itu kita bener-bener latihan dulu selama 2 bulan untuk latihan fighting aja," tambahnya.
Meski telah menjalani latihan selama 2 bulan, Abidzar tetap kerap kali melakukan kesalahan. Namun, ia terus berusaha karena ia tidak menggunakan jasa stuntman.
Hal yang tak terlupakan saat proses syuting
Saat ditanya hal yang tak terlupakan saat proses syuting, Abidzar mengungkap bahwa semua yang terjadi selama proses syuting maupun tidak sangat memorable.
"Semuanya memorable. Bener-bener semuanya nggak bisa dilupain. Bahkan diluar syuting, nggak lagi syuting, di kamar doang, apalagi saat syuting itu masih awal-awal pandemi," katanya.
Hal yang menarik, Omara Esteghlal yang juga cast di film Balada Si Roy ini mengungkap cerita lucu saat mereka menginap di salah satu hotel di Rangkasbitung. Omara mengatakan jika ada tiga pemain Balada Si Roy yang entah dari mana membeli ikan predator yang cukup besar. Dengan polosnya mereka memasukan ikan tersebut ke kolam ikan kecil yang ada di hotel tersebut.
Kolam kecil tersebut berisi ikan nila yang dipelihara oleh anak pemilik hotel. Setelah mereka memasukan ikan predator ke dalam kolam ikan nila tersebut, keesokan harinya mereka dimarahi oleh pihak hotel lantaran semua ikan nila habis dimakan oleh ikan predator tersebut. Cerita yang dilontarkan Omara pun disambut gelak tawa dari cast lain termasuk Abidzar yang sepertinya menjadi salah satu pelaku dari kejadian itu.
Satu kata untuk film Balada si Roy: Peradaban
Ketika diminta untuk mendeskripsikan film ini hanya dalam satu kata, Abidzar dengan tegas menjawab peradaban.
"Kenapa peradaban, karena menurut gua film ini menggambarkan bagaimana susahnya orang-orang yang hidup di tahun itu," katanya.
Itu dia cerita Abidzar mengenai pengalamannya dalam proyek film terbarunya Balada Si Roy. Film Balada Si Roy akan tayang mulai tanggal 19 Januari di seluruh bioskop Indonesia. Sebelum menonton filmnya, kamu bisa saksikan terlebih dahulu trailer resmi film Balada Si Roy dibawah ini. Sudah siap ketemu Roy, Bela?