Menulis buku jurnal memang penting untuk mengenali dirimu sendiri, Bela. Saat mulai menulis, coba tanyakan kepada dirimu sendiri rencana apa yang akan kamu ambil untuk masa depanmu? Atau perusahaan yang memiliki budaya seperti apa yang cocok dengan karaktermu? Dengan menuliskan hal ini, kamu pasti mulai berpikir dan menuliskan jawaban-jawaban yang muncul di pikiranmu. Dari sinilah kamu sudah mengetahui keinginan dan visimu bekerja, Bela.
Buku jurnalmu itu bisa menjadi refleksi masa lalumu, Bela. Buku jurnal yang lebih banyak berisi seputar problema kantor yang kamu miliki, bisa jadi "rapor" untuk menilai
kesungguhanmu dalam bekerja. Dari tulisanmu itu, kamu bisa mengetahui kesalahan apa yang sudah kamu ambil hingga membuat kariermu tersendat, atau buku jurnalmu itu justru menunjukkan kalau kamu terlalu sering mengeluh ketimbang mencari solusi? Jika kamu sudah tahu kekuranganmu, kamu bisa langsung menuliskan rencana kerja untuk meningkatkan kariermu, Bela.
Menulis buku jurnal
nggak melulu menceritakan hal yang sudah lampau. Tetapi kamu juga bisa menulis rencana kerjamu untuk esok hari. Kamu bisa membuat list pekerjaan mana yang paling penting yang harus kamu selesaikan lebih dahulu hingga pekerjaan mana yang bisa dirampungkan di detik terakhir sebelum pulang bekerja. Cara ini ampuh banget lho untuk mengurangi stres karena
pekerjaan yang menumpuk. Puas banget rasanya kalau kita mulai mencoret satu persatu pekerjaan yang sudah kita selesaikan!
Ketika resah melanda dan kamu mulai merasa bosan dengan pekerjaanmu. Coba jawab deh, apakah kamu bahagia dengan pekerjaanmu kini? Kalau kamu merasa nggak bahagia, lalu kira-kira di perusahaan mana kamu akan merasa senang? Dengan mengevaluasi kebahagiaanmu bekerja, kamu bisa mencari bagaimana kamu bisa terus semangat bekerja, Bela.