Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

44% Rakyat Korea Selatan Percaya Sekte Agama dengan Pemimpin Tak Jelas

Pemimpinnya ada yang terlibat kasus pemerkosaan

Cynthia Claudia

Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan perkembangan ekonomi dan teknologi yang paling pesat. Namun, perkembangannya yang pesat juga diikuti oleh pertumbuhan kelompok atau sekte-sekte agama yang mengultuskan seseorang. Maka tak heran jika docuseries In the Name of God: A Holy Betrayal di Netflix, disorot oleh penonton.

Melansir dari Todayonline, jumlah sekte agama yang beredar di Korea Selatan secara spesifik masih belum diketahui, namun perkiraannya adalah sekitar ratusan. Kebanyakan dari mereka menyajikan sebuah gerakan nasionalisme spiritual kepada masyarakatnya, dan mengakui bahwa mereka merupakan umat pilihan Tuhan.

lowyinstitute.org

Melansir dari SCMP, sebanyak 44% masyarakat Korea Selatan menyatakan bahwa dirinya percaya pada sekelompok sekte yang tersebar luas di negaranya. Sebagian besar dari mereka percaya pada aliran gereja yang menerima sumbangan dari pengikutnya yang menyumbangkan 10% pendapatan mereka.

Para ahli menekankan bahwa terdapat sekitar 60 pemimpin sekte agama di Korea Selatan yang bersifat karismatik dan mengakui dirinya sebagai Tuhan atau Dewa.  Beberapa di antaranya bahkan ada yang terlibat kasus kejahatan seputar penipuan, pencucian otak, pemaksaan, hingga yang paling sadis adalah pemerkosaan berkelanjutan. 

Kasus Lee Jae Rock

nation.co.ke

Salah satu contoh kasus pemimpin sekte yang dulu sempat ramai diperbincangkan adalah kasus Pendeta Lee Jae Rock, yang memimpin Manmin Central Church. Pada tahun 2018 silam, Pendeta Lee Jae Rock dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun, karena terbukti melakukan pemerkosaan terhadap delapan perempuan yang merupakan pengikut sekte agama yang dipimpinnya. 

Perempuan tersebut menyatakan bahwa mereka sukar menolak karena terpaksa tunduk pada figur otoritas agama yang mereka hormati. Beberapa perempuan tersebut bahkan percaya bahwa Pendeta Lee Jae Rock merupakan Tuhan.

digitaljournal.com

Lee Jae Rock yang disebut-sebut sebagai Tuhan ini, mendirikan Manmin Central Church di daerah Guro, yang dulunya merupakan sebuah daerah miskin di kota Seoul. Awal didirikan, sekte tersebut hanya memiliki 12 pengikut pada tahun 1982.

Namun, perkembangannya yang pesat mampu menarik sejumlah 130.000 pengikut. Tidak hanya mampu menarik jumlah pengikut yang banyak, mereka juga menyediakan auditorium lengkap dengan kantor pusat yang besar, serta memiliki laman situs resmi yang berisi informasi mukjizat penyembuhan.

Gerakan Unifikasi (atau Moonies)

PARK MEE-HYANG/GETTY IMAGES

Contoh sekte agama lainnya adalah Gerakan Unifikasi. Gerakan tersebut pertama kali didirikan Sun Myung Moon, dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul Prinsip Ilahi. Dalam bukunya, ia mengaku telah bertemu Tuhan Yesus pada usia 16 tahun dan telah dipilih sebagai penggantinya. Ia juga menyebutkan bahwa dirinya telah berbicara kepada Tuhan, Buddha dan Musa. 

Sehingga, ia menciptakan sebuah agama yang merupakan perpaduan dari agama Kristen, Konfusianisme, Shamanisme dan anti-Komunisme. Sebuah kepercayaan yang ditekankan adalah menyatukan semua agama melalui perjodohan, sehingga terbentuklah gereja unifikasi yang mengikuti kepercayaan ini.

scmp.com

Gereja unifikasi yang didirikan Sun Myung Moon dikenal menyelenggarakan upacara pernikahan massal. Moon bahkan dicatat dalam Guinness Book of World Records pada tahun 1988, karena menyelenggarakan acara pernikahan pada sejumlah 6.516 pasangan yang berpakaian mirip di Seoul.  Bahkan pada tahun 2009, ia berhasil menyelenggarakan acara pernikahan bagi sejumlah 45.000 orang secara bersamaan di seluruh dunia.

Namun, dirinya kehilangan banyak pengikut sejak masuk penjara karena kasus penggelapan pajak di Amerika Serikat. Banyak pengikutnya yang memandang rendah kekayaannya yang berlimpah dan gaya hidup anak-anaknya yang terlewat mewah. 

Moon dikabarkan meninggal pada tahun 2012. Sejak saat itu, perkembangan gereja yang didirikannya sebagian besar tidak diketahui.

Perkembangan kultus di Korea Selatan

scmp.com

Melansir dari todayonline, telah beredar berbagai teori yang menjelaskan perkembangan kultus di Korea Selatan. Namun, sejumlah ahli menekankan bahwa kultus (atau sekte agama) berkembang selama periode traumatis sepanjang sejarah Korea - periode kolonial Jepang tahun 1910-1945, perang Korea 1950-1953 dan selama periode kekuasaan pemerintahan militer.

Periode tersebut menggambarkan kepiluan masyarakat yang tidak berdaya. Masyarakat berjuang dengan krisis identitas selama masa ketidakpastian tersebut. Sehingga, sekelompok sekte agama yang menganut ideologi yang kuat, mampu menarik perhatian masyarakat untuk mengikutinya karena menunjukkan jalan keselamatan bagi mereka yang terpuruk.

https://www.thequint.com/

Penemuan modern juga menunjukkan bahwa sebuah 'pengetahuan' mengenai jalan menuju kemakmuran spiritual dan material benar-benar menyadarkan dan mencerahkan masyarakat di era modern, yang begitu kompetitif dan berfokus pada status. 

Sebagian besar penduduk Korea Selatan merupakan penganut Atheis atau tidak beragama. Maka, sudah sewajarnya jika negara Korea Selatan terbukti menjadi lahan subur bagi sekte agama yang menawarkan kehidupan yang lebih baik dan keselamatan bagi warga Korea Selatan selama masa-masa ketidakpastian.

IDN Channels

Latest from Working Life