Tahukah kamu jika hampir dari setengah populasi UKM di negara ini diisi oleh perempuan? Fakta ini menunjukkan jika perempuan adalah tulang punggung UKM di Indonesia. Meski banyak menghadapi tantangan, banyak perempuan telah menunjukkan bahwa mereka mampu membangun usaha mereka sendiri.
Salah satu faktor yang membuat usaha menjadi berkembang yaitu dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk mempromosikan produk yang dijual. Bagi banyak pelaku UMKM di Tanah Air, WhatsApp adalah salah satu media komunikasi yang digunakan untuk memasarkan bisnis mereka.
Hadirnya WhatsApp Business juga membantu membuat tampilan profil mereka terlihat lebih profesional. Ditambah dengan berbagai fitur canggih seperti WhatsApp Catalogue, WhatsApp Group, hingga dapat membuat daftar kontak untuk broadcast pesan juga membantu pelaku usaha untuk semakin berkembang.
Di antara para pelaku usaha perempuan yang memanfaatkan WhatsApp sebagai alat promosi, beberapa bahkan berhasil mengekspor produk mereka hingga ke luar negeri. Berikut, 5 UKM pimpinan perempuan inspiratif yang menggunakan WhatsApp untuk berjualan dan mengekspor produk mereka.
1. HaluanBali
Memulai perjalanannya di tahun 2019, HaluanBali didirikan oleh Defria Kirana yang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di bank. Sebagai salah satu merek fashion sustainable di Bali, HaluanBali menggunakan bahan ramah lingkungan yang dipadukan dengan digital printing.
Lewat bantuan teknologi, produk HaluanBali dapat discan yang hasilnya akan diarahkan ke video atau gambar 3D yang menceritakan kisah di balik setiap produk kepada pelanggan. Menariknya, seluruh karyawan di HaluanBali adalah perempuan. Bahkan, di tahun 2020 usaha milik Defria ini berhasil menjadi salah satu UKM terbaik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Bukan hanya memasarkan produknya untuk konsumen di Tanah Air, HaluanBali juga telah mengekspor ke Jepang, Korea, Australia, hingga Jerman. Defria Kirana juga menjelaskan jika ia memanfaatkan WhatsApp sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Ia menambahkan jika penjualan terbesar juga melalui platform ini.
2. Manika Jewellery
Manika Jewellery merupakan usaha perhiasan berbahan kuningan yang telah memulai langkah mereka di tahun 1989. Uniknya, Manika Jewellery mengkombinasikan batu alam lokal Indonesia—kristal dan pyrite— tanpa dipoles untuk menunjukkan karakter aslinya.
Di tahun 2015 kemarin, Irene Setiawati kemudian mengambil alih bisnis ayahnya ini. Di bawah kepemimpinannya, Irene menemukan cara terbaru untuk terhubung dengan pelanggan, yakni melalui WhatsApp.
“Yang menurut saya paling membantu adalah aplikasi ini memungkinkan bisnis membuat balasan otomatis khusus yang mempercepat percakapan dan transaksi,” tuturnya. Merek ini juga menjadi pemenang Inacraft Award 2022 dan telah mengekspor perhiasannya ke Amerika Serikat, Inggris, Belanda, serta Jepang.
3. Teri Bajak
Bisnis yang digagas pada tahun 2013 ini memulai perjalanannya lewat penjualan online di WhatsApp Business. Bersama Teri Bajak, Windi Septia mengolah ikan teri medan menjadi berbagai olahan, seperti sambal ikan teri, makanan ringan, hingga ikan teri mentah.
Seiring waktu, usaha milik Windi ini meluaskan sayapnya hingga ke Malaysia. Bahkan, merek Teri Bajak telah berhasil menjadi pemenang dalam Kata Kreatif di Kota Medan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2021.
4. Rempah Karsa
Tahun 2018 lalu, Puji F. Susanti memulai bisnis Rempah Karsa yang berbasis di Jakarta. Rempah Karsa merupakan minuman tradisional yang terbuat dari rempah-rempah asli Indonesia dengan beberapa varian tisane, sirup rempah, bregas dan jamu segar. Rempah Karsa menggunakan 100% bahan alami tanpa tambahan perasa, pewarna, atau pengawet. Lewat Rempah Karsa, Puji telah membawa bisnisnya ini sampai di Expo Dubai 2021 dan kini tengah mencoba mengekspor ke Australia dan Eropa.
5. Rifera
Rifera menjual berbagai aksesoris inovatif dengan mengedepankan sustainability. Produk Rifera merupakan hasil daur ulang limbah kayu yang digabungkan dengan kain tenun lokal yang menghasilkan produk berupa tas dan sepatu.
Bisnis yang didirikan oleh Natalia di tahun 2019 ini telah mengekspor produknya hingga ke Malaysia, Vietnam, Singapura, Hong Kong, Paris dan Amerika Serikat.
Bukan hanya berhasil menjual produknya sampai ke luar negeri, Rifera juga berhasil menerima penghargaan Siddhakarya Sumatera Selatan tahun 2022 setelah menjadi Runner Up UKM Inovatif Sumsel tahun 2021.
Hingga kini, masih banyak tantangan yang dihadapi para perempuan pelaku bisnis, seperti tanggung jawab di dalam keluarga, stigma sosial, pengembangan keterampilan, pengelolaan usaha, hingga pemasaran.
Kelima perempuan di atas—dan tentunya masih banyak di luar sana—telah menunjukkan keberhasilan mereka lewat pemanfaatkan teknologi WhatsApp Business untuk membantu penjualan produk. Kalau kamu, sudah coba belum?